JAKARTA - Investasi asing dari Cina menunjukkan tren meningkat yang signifikan di Indonesia. Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu menyoroti Cina sebagai salah satu negara yang berkontribusi besar terhadap aliran modal masuk ke Tanah Air. Dalam enam tahun terakhir, realisasi investasi Cina mengalami pertumbuhan 31 persen, menandai hubungan ekonomi yang semakin erat antara kedua negara.
“Realisasi investasi Cina selama periode 2020 hingga semester I 2025 telah mencapai sekitar US$ 35,3 miliar,” ucap Todotua pada acara OCBC One Connect di Jakarta. Pertumbuhan ini tidak hanya menambah angka investasi, tetapi juga menunjukkan kepercayaan investor Cina terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Dominasi Industri Pengolahan Logam Dasar
- Baca Juga KUR BRI 2025, Pinjaman UMKM Tanpa Ribet
Jika dilihat dari sektor, industri pengolahan logam dasar menjadi penerima investasi terbesar. Nilainya mencapai US$ 15,55 miliar atau setara 44 persen dari total investasi Cina di Indonesia. Hal ini menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu destinasi utama untuk sektor mineral dan logam, yang memiliki prospek jangka panjang seiring permintaan global yang terus meningkat.
“Sejak 2013, Cina telah menjadi investor utama dalam sektor mineral di Indonesia. Kami mencatat 47 proyek investasi Cina di sektor mineral sejak 2004 hingga 2023 dengan capital expenditure mencapai US$ 48,285 juta,” jelas Todotua. Keberadaan investor Cina di sektor ini turut mendorong hilirisasi mineral dan memperkuat ekosistem industri nasional.
Sektor Transportasi, Telekomunikasi, dan Farmasi
Setelah pengolahan logam, sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi menjadi kontributor investasi terbesar kedua dengan nilai mencapai US$ 6,39 miliar atau 18 persen dari total investasi. Sektor ini penting untuk mendukung efisiensi distribusi dan konektivitas antarwilayah di Indonesia.
Selain itu, industri kimia dan farmasi juga menunjukkan pertumbuhan investasi signifikan, senilai US$ 3,41 miliar atau setara 10 persen dari total investasi Cina. Peningkatan ini sejalan dengan kebutuhan domestik yang meningkat dan upaya pemerintah untuk memperkuat industri strategis yang menyokong kesehatan, teknologi, dan energi terbarukan.
Persebaran Investasi di Luar Pulau Jawa
Todotua menekankan bahwa sebagian besar investasi Cina berada di luar Pulau Jawa. Strategi ini bagian dari upaya pemerintah untuk memeratakan pembangunan dan memastikan pertumbuhan ekonomi tidak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa.
“Persebaran lokasi investasi di luar Pulau Jawa adalah bagian dari usaha pemerintah memeratakan investasi. Investasi Cina meningkat seiring dengan berkembangnya sektor swasta Indonesia, dengan fokus pada manufaktur, infrastruktur, dan energi terbarukan termasuk kendaraan listrik,” ujarnya. Dengan demikian, investasi asing tidak hanya memperkuat ekonomi nasional, tetapi juga mendorong pembangunan daerah.
Momentum Kerja Sama Bilateral
Selain aliran modal, kerja sama Indonesia-Cina semakin diperkuat melalui nota kesepahaman yang ditandatangani pada Mei 2025. Kedua negara sepakat mendorong pengembangan twin industrial parks dan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan bilateral.
Presiden Direktur OCBC Indonesia, Parwati Surjaudaja, menilai ajang OCBC One Connect menjadi platform strategis untuk memfasilitasi koneksi antara investor asing dan pelaku bisnis lokal. “Kami ingin menjadi lebih dari sekadar penyedia layanan jasa keuangan, tapi sekaligus menjadi jembatan untuk klien-klien kami,” ujar Parwati. Kolaborasi semacam ini memperkuat momentum industri Indonesia sekaligus membuka kesempatan kerja sama lintas negara yang lebih luas.
Fokus pada Energi Terbarukan dan Kendaraan Listrik
Salah satu sektor prioritas yang mendapat perhatian investor Cina adalah energi terbarukan, termasuk kendaraan listrik. Pemerintah Indonesia mendorong investasi pada sektor ini sebagai bagian dari strategi transisi energi dan pengembangan industri hijau. Kehadiran investor asing di sektor ini dipandang akan mempercepat adopsi teknologi baru, memperkuat rantai pasok lokal, dan menciptakan lapangan kerja baru.
Dengan dukungan modal asing, Indonesia dapat memperkuat fondasi industri manufaktur, infrastruktur, dan energi terbarukan, sekaligus memperkuat posisi sebagai hub regional untuk produksi dan teknologi bersih.
Dampak Investasi bagi Perekonomian
Investasi Cina yang besar tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga meningkatkan kepercayaan investor lain terhadap potensi pasar Indonesia. Manfaat langsungnya terlihat dalam peningkatan kapasitas industri, penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, dan penguatan daya saing nasional.
Selain itu, strategi pemerintah untuk menyebarkan investasi ke luar Pulau Jawa turut menyeimbangkan pembangunan regional, mengurangi kesenjangan ekonomi antarprovinsi, dan memperkuat ekonomi lokal di berbagai daerah.
Investasi Cina di Indonesia telah mencapai US$ 35,3 miliar, dengan pertumbuhan 31 persen dalam enam tahun terakhir. Industri pengolahan logam dasar mendominasi, diikuti sektor transportasi, telekomunikasi, dan farmasi. Persebaran investasi ke luar Pulau Jawa dan fokus pada manufaktur, infrastruktur, serta energi terbarukan menunjukkan strategi pemerintah untuk pembangunan merata dan berkelanjutan.
Melalui forum seperti OCBC One Connect dan kesepakatan bilateral, kerja sama Indonesia-Cina terus diperkuat, membuka peluang baru bagi investor dan pelaku bisnis lokal. Dengan momentum ini, Indonesia semakin menegaskan posisinya sebagai destinasi utama investasi di kawasan Asia Tenggara.