Bank Indonesia

Bank Indonesia Soroti Tantangan Global

Bank Indonesia Soroti Tantangan Global
Bank Indonesia Soroti Tantangan Global

JAKARTA - Perekonomian global saat ini berada di persimpangan tantangan dan peluang, yang dipengaruhi oleh dinamika geopolitik serta percepatan inovasi digital. Bank Indonesia (BI) menekankan dua faktor utama ini sebagai kunci yang membentuk lanskap ekonomi dan keuangan internasional.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa ketidakpastian geopolitik dan pesatnya transformasi digital menghadirkan kompleksitas baru dalam transaksi lintas negara. Kedua faktor ini tidak hanya memengaruhi perdagangan dan investasi, tetapi juga peran bank sentral dan otoritas terkait dalam memberikan layanan kebanksentralan, termasuk sistem pembayaran modern.

“Termasuk pada peran bank sentral dan otoritas terkait dalam memberikan layanan jasa kebanksentralan bagi pemerintah dan stakeholders serta penyelenggaraan sistem pembayaran di era digital,” jelas Perry.

Konektivitas dan Kolaborasi Antarnegara

Dalam era digital, penguatan konektivitas dan interoperabilitas antarnegara menjadi elemen krusial. BI menekankan bahwa kolaborasi lintas negara dapat membentuk ekosistem transaksi pembayaran yang adaptif dan inklusif. Sinergi ini diperlukan untuk memastikan arus pembayaran lintas batas berjalan efisien, aman, dan transparan, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi global.

Selain itu, komitmen BI terhadap pengembangan ekonomi dan keuangan digital semakin diperkuat melalui kerja sama dengan berbagai mitra strategis global maupun domestik. Hal ini mencakup pengembangan infrastruktur digital seperti BI-FAST, QRIS, dan manajemen risiko industri melalui sistem SNAP.

Prioritas Digitalisasi dan Integrasi Sistem Pembayaran

Gubernur BI menegaskan bahwa prioritas lembaga ini mencakup digitalisasi dan integrasi sistem pembayaran domestik maupun global, baik untuk transaksi ritel maupun wholesale. Infrastruktur digital yang kuat menjadi fondasi untuk inovasi berkelanjutan dalam layanan kebanksentralan, termasuk pengembangan Digital Rupiah sebagai instrumen strategis.

“Pemanfaatan inovasi digital, termasuk instrumen cross-border, harus diiringi dengan sinergi dan kehati-hatian agar mampu memperkuat stabilitas, mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Perry.

Konsolidasi Industri dan Konektivitas Regional

Selain digitalisasi, BI juga menekankan pentingnya konsolidasi industri dan keterhubungan dengan konektivitas regional. Hal ini mencakup perluasan kerja sama lintas negara, integrasi sistem pembayaran, serta penguatan regulasi yang mampu menyeimbangkan inovasi dengan stabilitas sistem keuangan. Pendekatan ini diharapkan menjaga ketahanan sektor keuangan nasional di tengah ketidakpastian global.

Transformasi Digital dalam Sistem Keuangan

Wakil Menteri Luar Negeri RI, Arrmanatha C. Nasir, memandang bahwa CB Fest 2025 mencerminkan komitmen BI dalam melakukan transformasi digital di tengah lanskap keuangan global. Kondisi ekonomi global yang dipenuhi persaingan geopolitik, volatilitas, dan disruptive technology menuntut sistem keuangan mampu beradaptasi dengan cepat.

Arrmanatha menekankan tiga pilar penting dalam menjaga stabilitas keuangan:

Kepercayaan (Trust): Tanpa kepercayaan publik, sistem keuangan tidak dapat beroperasi secara optimal.

Keadilan (Fairness): Sistem keuangan harus beroperasi secara adil agar tetap memiliki legitimasi.

Kerja sama (Cooperation): Kolaborasi lintas lembaga dan negara menjadi kunci ketahanan di tengah perkembangan teknologi yang cepat.

Inovasi Digital sebagai Motor Pertumbuhan Ekonomi

Percepatan inovasi digital tidak hanya memengaruhi sistem pembayaran, tetapi juga membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif. BI mendorong pengembangan Digital Rupiah dan infrastruktur pembayaran digital lainnya untuk mempermudah transaksi domestik maupun lintas negara, meningkatkan efisiensi, serta mengurangi biaya transaksi.

Perry Warjiyo menegaskan bahwa inovasi ini harus diterapkan dengan kehati-hatian, agar tidak menimbulkan risiko sistemik. Bank sentral menekankan perlunya pengawasan yang adaptif untuk memastikan bahwa digitalisasi memperkuat stabilitas keuangan sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi berkualitas.

Sinergi Pemerintah dan Otoritas Keuangan

Keberhasilan transformasi digital dalam sistem keuangan tidak lepas dari sinergi antara pemerintah, bank sentral, dan lembaga keuangan. BI menekankan kolaborasi yang erat dengan otoritas domestik maupun internasional untuk memperkuat interoperabilitas, mendorong adopsi teknologi, dan membangun ekosistem pembayaran yang aman dan inklusif.

Kolaborasi ini juga menjadi sarana mitigasi risiko global, termasuk dampak ketegangan geopolitik, fluktuasi pasar, dan perubahan regulasi internasional. Dengan kerja sama yang solid, sistem keuangan dapat tetap stabil sekaligus adaptif terhadap perubahan global.

Bank Indonesia menyoroti dua faktor kunci yang membentuk lanskap ekonomi global saat ini: ketidakpastian geopolitik dan percepatan inovasi digital. Keduanya menuntut adaptasi cepat dari sektor keuangan, baik dari sisi regulasi, infrastruktur, maupun kerja sama lintas negara.

Dengan digitalisasi sistem pembayaran, penguatan konektivitas, dan transformasi kebanksentralan, BI berupaya menjaga stabilitas sistem keuangan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi berkualitas. Pilar kepercayaan, keadilan, dan kerja sama menjadi fondasi bagi ketahanan sistem keuangan di era yang semakin kompleks.

Pendekatan strategis ini menegaskan posisi Bank Indonesia sebagai motor penggerak inovasi digital sekaligus penjaga stabilitas ekonomi di tengah dinamika global yang terus berubah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index