Tolak Peluru

Teknik dan Gaya Tolak Peluru yang Wajib Diketahui

Teknik dan Gaya Tolak Peluru yang Wajib Diketahui
Teknik dan Gaya Tolak Peluru yang Wajib Diketahui

JAKARTA - Tolok peluru merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang menguji kekuatan dan teknik lempar. Pada dasarnya, olahraga ini melibatkan gerakan menyalurkan tenaga agar dapat mendorong bola peluru dengan kecepatan maksimum. Bola peluru sendiri menjadi alat utama, tetapi yang menentukan keberhasilan tolakan adalah teknik dan kekuatan atlet.

Mengutip dari buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Kelas IX SMP karya Asep Kurnia Nenggala, gerakan tolakan lah yang menghasilkan kecepatan pada bola peluru. Tolakan dilakukan melalui pergelangan tangan, dipadukan dengan gerakan meluruskan siku, sehingga peluru dapat melayang sejauh mungkin. Bola peluru biasanya terbuat dari besi padat, menyerupai bentuk meriam, dengan berat yang berbeda sesuai kategori: senior putra 7,257 kg, junior putra 5 kg, senior putri 4 kg, dan junior putri 3 kg.

Sejarah Tolak Peluru

Awal mula tolak peluru berasal dari Inggris, di mana masyarakatnya menguji kekuatan fisik dengan melempar batu sejauh mungkin. Pada zaman pertengahan, kompetisi melempar peluru untuk mencapai jarak terjauh mulai diadakan secara resmi. Kejuaraan amatir pertama tolak peluru digelar pada tahun 1866, dan olahraga ini kemudian masuk dalam perlombaan Olimpiade di Athena.

Perkembangan modern tolok peluru dimulai pada 1950 ketika Parry O’Brien memperkenalkan teknik tolakan membelakangi lapangan, yang kemudian dikenal sebagai gaya O’Brien. Inovasi ini memungkinkan atlet memiliki jalur awalan lebih panjang sehingga peluru dapat ditolak lebih jauh.

Teknik Dasar Tolak Peluru

Untuk melakukan olahraga ini, atlet harus menguasai cara memegang peluru dengan benar. Peluru diletakkan di pangkal jari, dengan tiga jari di belakang dan ibu jari serta kelingking di samping. Idealnya, peluru tidak menyentuh telapak tangan. Saat mengambil sikap dalam lingkaran tolak, peluru berada dekat leher atau dagu, dan tangan tidak boleh turun ke bawah. Lemparan pun tidak boleh dilakukan di belakang garis bahu.

Menurut Sehat dan Cerdas: Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 6 karya M. Muhyi Faruq, terdapat dua awalan dalam tolok peluru: mundur dan menyamping.

Awalan mundur: Atlet mengambil posisi membelakangi arah tolakan, perlahan membungkuk, kaki terkuat bergeser, kemudian badan menolak peluru dengan sudut 45 derajat.

Awalan menyamping: Posisi badan menyamping terhadap arah tolakan, tangan yang tidak memegang peluru menekuk di depan dada sebagai penopang. Setelah mengayun badan dan melangkah, peluru ditolak sekuat mungkin.

-Gaya Tolak Peluru
Tolok peluru memiliki beberapa gaya yang populer di kalangan atlet, sebagaimana dijelaskan Yahya Eko Nopiyanto dalam Dasar-Dasar Atletik:

-Gaya Samping (Ortodoks)
Gaya ini merupakan gaya tolakan paling awal. Atlet memulai dengan awalan menyamping, memegang peluru dengan kedua tangan. Tangan kanan berada di atas bahu, tangan kiri memegang bagian atas peluru, lalu tolakan dilakukan hanya dengan satu tangan.

-Gaya O’Brien (Glide)
Diperkenalkan oleh Parry O’Brien, gaya ini menggunakan awalan membelakangi lapangan. Atlet melakukan setengah putaran mundur sebelum menolak peluru. Gaya ini lebih sering digunakan karena jalur awalan yang panjang meningkatkan kecepatan tolakan sehingga jarak lempar bisa lebih jauh.

-Gaya Berputar (Spin)
Populer sejak 1972 oleh Alexander Baryshnikov, gaya ini memanfaatkan putaran 360 derajat sebelum menolak peluru. Tujuan utamanya adalah membangun power dan momentum sehingga peluru dapat dilontarkan sejauh mungkin.

-Lapangan Tolak Peluru
Lapangan tolok peluru dikenal sebagai sektor tolak peluru, berbentuk lingkaran dengan diameter 2,135 meter, seperti dijelaskan dalam Pandai Mengajar dan Melatih Atletik karya Pungki Indarto dkk. Permukaan lingkaran terbuat dari cor semen atau aspal padat yang tidak licin, datar, dan rata. Lingkaran tolak yang melingkar terbuat dari besi, baja, atau papan, dengan permukaan sedikit lebih rendah 20 milimeter dari tepi lingkaran.

Tolok peluru adalah olahraga yang menekankan kombinasi kekuatan, teknik, dan strategi. Dari sejarahnya yang sederhana, mulai dari melempar batu hingga menjadi cabang atletik Olimpiade, olahraga ini terus berkembang. Teknik memegang peluru, awalan, hingga gaya tolakan memainkan peran penting dalam mencapai jarak lempar maksimum. Baik menggunakan gaya samping, gaya O’Brien, maupun gaya berputar, tujuan akhirnya adalah sama: menyalurkan tenaga seefisien mungkin untuk menghasilkan kecepatan dan jarak lempar yang optimal.

Dengan memahami sejarah, teknik, dan gaya tolok peluru, siapa pun dapat menghargai kompleksitas dan keterampilan yang dibutuhkan dalam cabang olahraga ini. Tolok peluru bukan sekadar olahraga lempar, tetapi juga seni menyalurkan tenaga secara presisi, sehingga peluru dapat melayang dengan kecepatan optimal dan mencapai jarak yang jauh.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index