JAKARTA - Kunjungan rombongan Ministry of Land, Infrastructure, and Tourism (MLIT) Jepang ke area pembangunan Stasiun Glodok memberi kesempatan bagi tamu dari Negeri Sakura untuk melihat langsung kualitas proyek transportasi massal Indonesia. Rombongan ini meninjau proyek fase 2A MRT Jakarta, yang menjadi lanjutan dari jalur Lebak Bulus—Bundaran HI.
Kehadiran delegasi Jepang menunjukkan perhatian internasional terhadap perkembangan infrastruktur di Indonesia, sekaligus membuka peluang kolaborasi dan berbagi pengalaman mengenai pembangunan transportasi perkotaan yang modern dan berkualitas.
Kesan Rombongan MLIT Jepang
Director of International Cooperation and Engineering for Infrastructure Overseas Projects Division, Policy Bureau MLIT Jepang, Tachi Kenichiro, mengungkapkan kesannya usai meninjau area konstruksi Stasiun Glodok.
“Kunjungan ke proyek fase 2A ini merupakan bagian dari agenda pertemuan kami dengan Kementerian PU RI. Diskusi-diskusi tersebut membicarakan banyak aspek infrastruktur, salah satu bagaimana kita bisa mendorong quality infrastructure yang berkelanjutan, aspek keselamatan, lingkungan, hingga pengurangan risiko bencana,” jelas Tachi.
Menurut Tachi, proyek MRT Jakarta menjadi salah satu contoh pembangunan transportasi perkotaan yang mengedepankan kualitas. Ia juga menyoroti layanan MRT Jakarta yang sudah beroperasi.
“Kami juga menyempatkan diri mencoba MRT Jakarta yang sudah beroperasi dan saya kagum dengan layanan, kebersihan, keamanan, dan akurasi waktu. Sangat nyaman. Saya rasa proyek ini akan memberikan contoh baik tentang infrastruktur yang berkualitas. Juga, memberikan contoh baik terkait kolaborasi antara perusahaan Jepang dan Indonesia,” pungkasnya.
Stasiun Glodok dan Fase 2A MRT Jakarta
Stasiun Glodok merupakan salah satu stasiun yang sedang dibangun dalam fase 2A MRT Jakarta. Proyek ini melanjutkan jalur utara-selatan dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI, yang telah beroperasi sejak 2019.
Selain Glodok, fase 2A juga mencakup enam stasiun lain, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, dan Kota. Targetnya, Stasiun Thamrin dan Monas beroperasi lebih dulu pada 2027, sementara Stasiun Glodok bersama stasiun lainnya dijadwalkan beroperasi pada 2030.
Keberadaan Stasiun Glodok diharapkan semakin mempermudah mobilitas masyarakat Jakarta, sekaligus meningkatkan kapasitas transportasi massal di ibu kota.
MRT Jakarta: Proyek Transportasi Modern Pertama
MRT Jakarta Lebak Bulus Kota merupakan proyek transportasi massal modern pertama di Indonesia. Sistem perkeretaapian ini hadir untuk menjawab tantangan kemacetan dan kebutuhan mobilitas masyarakat di kota besar.
Kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang menjadi fondasi utama proyek ini. Jepang, yang memiliki pengalaman panjang dalam transportasi perkotaan berkualitas tinggi, berperan dalam transfer teknologi, manajemen proyek, dan standar keselamatan.
Hadirnya MRT Jakarta tidak hanya meningkatkan kualitas transportasi publik, tetapi juga menciptakan standar baru bagi proyek konstruksi infrastruktur di Indonesia. Pendekatan ini menekankan kualitas konstruksi, efisiensi layanan, dan keselamatan penumpang.
Dampak Positif bagi Masyarakat dan Lingkungan
MRT Jakarta menghadirkan dampak positif tidak hanya dari sisi transportasi, tetapi juga lingkungan dan sosial. Sistem perkeretaapian modern ini mampu mengurangi kepadatan kendaraan di jalan raya, menekan emisi karbon, dan mendukung program kota ramah lingkungan.
Selain itu, proyek ini membuka lapangan pekerjaan baru, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang konstruksi, serta mendorong pengembangan teknologi dan inovasi dalam pembangunan transportasi perkotaan.
Kolaborasi Indonesia dan Jepang dalam Infrastruktur
Kunjungan MLIT Jepang sekaligus menegaskan keberhasilan kerja sama bilateral dalam pembangunan transportasi publik. Menurut Tachi Kenichiro, kolaborasi ini menjadi contoh nyata bagaimana dua negara dapat bersinergi menghadirkan proyek infrastruktur yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi.
“Proyek MRT Jakarta memberikan contoh baik tentang kolaborasi antara perusahaan Jepang dan Indonesia,” tegasnya. Poin ini menjadi penting karena kerja sama internasional dapat mempercepat adopsi teknologi modern dan standar keselamatan yang tinggi.
Kunjungan rombongan MLIT Jepang ke Stasiun Glodok menjadi bukti bahwa MRT Jakarta tidak hanya sekadar proyek transportasi, tetapi juga simbol kualitas dan kolaborasi internasional.
Proyek fase 2A yang mencakup Stasiun Glodok dan enam stasiun lainnya menunjukkan komitmen Indonesia dalam menghadirkan transportasi perkotaan modern yang aman, nyaman, dan ramah lingkungan.
Melalui MRT Jakarta, masyarakat mendapatkan layanan transportasi publik berkualitas, sementara kerja sama Indonesia-Jepang menghadirkan standar global dalam pembangunan infrastruktur. Keberhasilan proyek ini diharapkan menjadi contoh dan inspirasi bagi pembangunan transportasi perkotaan lainnya di Indonesia.