Saham

Saham LMAX Berpotensi Naik ke Rp 150

Saham LMAX Berpotensi Naik ke Rp 150
Saham LMAX Berpotensi Naik ke Rp 150

JAKARTA - Dalam beberapa pekan terakhir, pergerakan saham PT Lupromax Pelumas Indonesia Tbk (LMAX) menjadi sorotan pelaku pasar modal. Emiten yang bergerak sebagai distributor eksklusif produk Lupromax di Indonesia ini menunjukkan tren penguatan, bahkan dinilai berpotensi menembus level Rp 150 dalam waktu dekat. Optimisme tersebut mencuat seiring dengan meningkatnya minat investor pada saham lapis tiga, termasuk LMAX, yang mulai bangkit di tengah dinamika pasar modal nasional.

Seorang sumber pasar menyebutkan, prospek LMAX ke depan semakin terbuka lebar berkat kemungkinan masuknya investor strategis. Kehadiran mitra baru dinilai mampu memperluas jaringan distribusi perseroan sekaligus membuka peluang untuk menambah variasi produk yang didistribusikan. "Hal ini berpotensi mengerek naik harga saham ini menuju Rp 150 dalam waktu dekat," ujarnya di Jakarta, belum lama ini.

Momentum Kebangkitan Saham Lapis Tiga

Fenomena meningkatnya harga saham LMAX juga tak bisa dilepaskan dari geliat saham-saham lapis ketiga di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang sebulan terakhir. Tren kenaikan tersebut membawa angin segar bagi investor ritel yang mencari potensi imbal hasil dari saham berkapitalisasi kecil. LMAX, dengan posisi keuangan yang relatif solid, ikut menikmati imbas positif dari momentum tersebut.

"Apalagi LMAX didukung kinerja keuangan yang tetap kuat dengan tingkat profitabilitas yang konsisten," terang sumber yang sama. Hal inilah yang membuat banyak pelaku pasar percaya bahwa kenaikan harga saham LMAX tidak hanya sekadar spekulasi, melainkan juga didasari fundamental yang bisa dipertanggungjawabkan.

Kinerja Keuangan Semester I-2025

Dari sisi laporan keuangan, LMAX mencatatkan penjualan sebesar Rp 32,26 miliar pada semester pertama 2025. Angka ini memang mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 37,90 miliar. Meski demikian, perseroan masih mampu menjaga profitabilitas dengan laba bersih tahun berjalan senilai Rp 517 juta, meski turun dari Rp 963,50 juta pada tahun sebelumnya.

Sementara itu, laba per saham (earning per share/EPS) hingga Juni 2025 tercatat sebesar Rp 0,80. Meski tidak sebesar periode lalu, kinerja ini menunjukkan kemampuan LMAX dalam mempertahankan posisi keuangannya di tengah tantangan pasar otomotif dan ritel. Bagi sebagian investor, stabilitas ini menjadi faktor penting yang menambah keyakinan untuk menempatkan dana mereka di saham LMAX.

Prospek Distribusi Produk Lupromax

LMAX sendiri memiliki peran penting sebagai distributor eksklusif produk Lupromax di Indonesia. Produk pelumas dan aditif mesin dengan merek Lupromax berasal dari Magna Group yang berbasis di Kanada, sebuah perusahaan dengan pengalaman panjang di industri pelumas global.

Produk yang ditawarkan LMAX cukup beragam, mulai dari pelumas mesin, grease, aditif, hingga akselerator. Jangkauan distribusinya mencakup sektor ritel maupun otomotif, yang memberi peluang besar bagi perusahaan untuk meraup pendapatan lebih stabil di masa depan. Dengan potensi penambahan produk baru yang akan dipasarkan, LMAX diharapkan mampu memperluas basis pelanggan sekaligus meningkatkan volume penjualan.

Sentimen Pasar dan Arah Pergerakan Harga

Di sisi lain, sentimen pasar juga menjadi katalis penting bagi pergerakan saham LMAX. Dalam beberapa minggu terakhir, optimisme investor terhadap saham lapis tiga cukup tinggi, seiring dengan pencarian alternatif investasi di tengah fluktuasi indeks harga saham gabungan (IHSG).

Sebagaimana diketahui, IHSG dalam periode yang sama cenderung mengalami tekanan. Namun, saham-saham tertentu yang memiliki fundamental memadai justru menjadi incaran, termasuk LMAX. Momentum ini diyakini bisa mendorong harga saham LMAX melanjutkan tren penguatan, bahkan mencapai target Rp 150 seperti yang disebutkan sejumlah pelaku pasar.

Daya Tarik LMAX bagi Investor

Ada beberapa alasan mengapa LMAX menarik bagi investor. Pertama, perusahaan ini bergerak di sektor otomotif dan ritel yang relatif stabil dengan permintaan yang konsisten, khususnya untuk produk pelumas. Kedua, meski kinerja keuangan sempat menurun, LMAX tetap mampu membukukan laba sehingga risikonya tidak sebesar emiten yang merugi.

Ketiga, prospek masuknya investor strategis membuka kemungkinan adanya suntikan modal, ekspansi jaringan distribusi, dan diversifikasi produk. Langkah ini tidak hanya berpotensi meningkatkan pendapatan, tetapi juga memperkuat citra perusahaan di mata publik dan pasar modal.

Terakhir, saham-saham lapis tiga kerap menjadi sasaran spekulasi jangka pendek. Namun dalam kasus LMAX, ada tambahan nilai fundamental yang membuatnya lebih menarik, yakni adanya dukungan dari brand Lupromax yang sudah dikenal di tingkat global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index