JAKARTA - Ketika musim kemarau datang, banyak orang membayangkan cuaca panas dan terik matahari. Namun, di beberapa wilayah dataran tinggi Indonesia, justru fenomena udara dingin ekstrem muncul pada pagi dan malam hari. Fenomena ini dikenal luas dengan istilah “bediding”, yang selama bulan Juni hingga Agustus kerap menghampiri daerah seperti Malang, Batu, Dieng, Wonosobo, hingga kawasan pegunungan di Bali dan Jawa Tengah.
Meski terdengar lokal, bediding bukan sekadar sensasi dingin biasa. Fenomena ini terjadi akibat langit cerah tanpa awan yang menyebabkan panas dari permukaan bumi lepas ke atmosfer tanpa hambatan. Proses ini dikenal sebagai radiasi balik, dan membuat suhu udara turun drastis terutama saat malam menjelang pagi.
Di beberapa titik tertentu, suhu bisa anjlok hingga 10 derajat Celsius atau bahkan lebih rendah. Hal ini terasa menusuk tulang, terutama bagi masyarakat yang tidak terbiasa dengan kondisi udara sedingin itu. Fenomena ini sering kali muncul tiba-tiba dan dapat berlangsung selama beberapa pekan dalam puncak musim kemarau.
- Baca Juga Gadget Ubah Gaya Hidup
Dampak Bediding pada Kesehatan
Bediding tak hanya membuat aktivitas pagi menjadi lebih lambat, namun juga membawa risiko kesehatan yang tidak bisa diabaikan. Udara dingin dan kering dapat memperburuk kondisi saluran pernapasan dan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, banyak orang rentan terserang penyakit musiman seperti:
Flu dan pilek
Batuk kering
Nyeri otot
Radang tenggorokan
Bahkan hipotermia pada kelompok rentan seperti bayi, anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis
Fenomena ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap perubahan cuaca, meskipun tidak ada hujan atau badai. Cuaca cerah bukan berarti aman bagi kesehatan.
Menjaga Tubuh Tetap Hangat dan Sehat
Para pakar kesehatan menyarankan agar masyarakat mempersiapkan diri menghadapi cuaca bediding dengan perubahan gaya hidup dan perlindungan ekstra. Berikut beberapa langkah sederhana namun penting untuk menjaga kondisi tubuh tetap prima selama bediding berlangsung:
1. Kenakan Pakaian Hangat dan Berlapis
Langkah pertama dan paling krusial adalah melindungi tubuh dari paparan udara dingin. Gunakan jaket, selimut tebal, penutup kepala, kaus kaki, dan pakaian berlapis terutama saat beraktivitas di malam atau pagi hari. Jangan ragu untuk menyalakan penghangat ruangan jika memungkinkan.
2. Perbanyak Minum Air Hangat
Meski tubuh tak terasa haus saat dingin, hidrasi tetap penting. Air hangat membantu memperlancar metabolisme tubuh, menjaga fungsi organ, serta mengurangi risiko dehidrasi yang bisa memicu kelelahan.
3. Asupan Gizi Tetap Terjaga
Pastikan asupan makanan bergizi tetap terpenuhi. Makanan seperti sup hangat, buah-buahan segar, sayur, dan protein penting untuk meningkatkan sistem imun tubuh. Hindari terlalu banyak makanan dingin atau olahan selama masa bediding.
4. Tetap Aktif dengan Olahraga Ringan
Meski suhu rendah membuat malas bergerak, aktivitas fisik tetap dibutuhkan. Cobalah peregangan, yoga ringan, atau jalan di tempat agar sirkulasi darah tetap lancar dan tubuh tetap hangat.
5. Pastikan Rumah Memiliki Sirkulasi Udara yang Baik
Jangan sampai rumah tertutup rapat tanpa sirkulasi udara segar. Meski dingin, buka jendela sesekali di pagi hari untuk mengganti udara dalam ruangan. Kelembapan yang berlebihan justru bisa memperburuk kondisi saluran napas.
6. Kenali dan Waspadai Gejala Penyakit Musim Dingin
Jika tubuh mulai menunjukkan tanda-tanda flu, menggigil hebat, atau kelelahan ekstrem, segera konsultasikan ke puskesmas atau fasilitas kesehatan. Deteksi dini penting agar kondisi tak memburuk, terutama pada kelompok rentan.
Perubahan Iklim dan Fenomena Musiman
Para ahli cuaca menyebut bahwa fenomena bediding bukan anomali, melainkan bagian dari pola cuaca musiman tropis yang alami. Namun, dengan adanya perubahan iklim global, intensitas serta durasinya bisa saja berubah di masa mendatang.
Karena itu, kesadaran masyarakat dalam menghadapi musim kemarau dengan suhu ekstrem menjadi kunci penting dalam menjaga kualitas hidup. Adaptasi yang tepat terhadap lingkungan adalah bagian dari langkah mitigasi yang tak kalah penting dibandingkan dengan pengobatan.
Fenomena bediding adalah bagian dari siklus tahunan yang bisa berdampak signifikan pada kesehatan masyarakat, terutama mereka yang tinggal di wilayah dataran tinggi. Walaupun tidak dapat dicegah, kondisi ini bisa dihadapi dengan persiapan matang, pola hidup sehat, dan sikap waspada.
Jaga kehangatan tubuh, pastikan asupan makanan dan cairan cukup, serta jangan abaikan gejala penyakit musim dingin. Dengan demikian, Anda dan keluarga bisa menjalani musim kemarau dengan lebih nyaman, sehat, dan produktif—meski suhu udara menusuk tulang setiap pagi.