JAKARTA - Memiliki kulit cerah dan sehat memang menjadi impian banyak orang, terutama kaum wanita. Namun, di tengah tren kecantikan yang terus berkembang, tidak sedikit yang terjebak menggunakan produk skincare berbahaya demi hasil cepat. Salah satu ancaman nyata yang masih beredar luas di pasaran adalah produk skincare yang mengandung merkuri logam berat yang sangat beracun.
Meski sudah dilarang penggunaannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), produk dengan kandungan merkuri masih bisa ditemukan, terutama di pasaran gelap atau yang tidak memiliki izin edar resmi. Oleh karena itu, edukasi kepada masyarakat tentang bahaya merkuri dan bagaimana mengenali produk yang mengandung zat ini menjadi sangat penting.
Dokter kecantikan sekaligus pemilik Everwill Clinic Berau, dr. Wilianto, menjelaskan berbagai tanda-tanda yang bisa dikenali dari skincare yang mengandung merkuri. Dalam wawancaranya bersama Berau Post, ia menegaskan bahwa pemahaman konsumen menjadi benteng pertama untuk menghindari dampak jangka panjang yang merusak kulit bahkan organ tubuh.
- Baca Juga Gadget Ubah Gaya Hidup
Kenapa Merkuri Masih Digunakan?
Merkuri dikenal sebagai bahan aktif ilegal yang bisa memberikan efek memutihkan kulit dalam waktu sangat singkat. Efek instan inilah yang membuat banyak orang tergoda, tanpa menyadari risiko kesehatan di baliknya.
"Merkuri memang bisa memberikan efek cerah dengan cepat karena merusak melanin di kulit," jelas dr. Wilianto. Namun, ia memperingatkan bahwa ketika melanin terus dihancurkan, kulit kehilangan pelindung alaminya, menjadi sensitif terhadap sinar matahari, dan lebih mudah mengalami iritasi atau bahkan kerusakan permanen.
Lima Tanda Produk Skincare Mengandung Merkuri
Agar tidak menjadi korban produk berbahaya, dr. Wilianto menguraikan beberapa ciri khas yang bisa dijadikan acuan saat memilih skincare:
1. Cek Label dan Komposisi
Langkah pertama yang wajib dilakukan adalah memeriksa komposisi bahan yang tertera di kemasan produk. Merkuri biasanya tidak ditulis secara eksplisit sebagai “mercury”, melainkan menggunakan istilah lain seperti mercurous chloride, calomel, mercuric, mercurio, atau tau mercury.
"Kalau ada salah satu nama itu di label, sebaiknya langsung hindari. Tapi kadang merkuri disamarkan atau tidak ditulis sama sekali, makanya kita harus lebih waspada," kata dr. Wilianto.
Ia juga menyarankan untuk membeli produk dari klinik resmi atau toko terpercaya, dan selalu memeriksa legalitas produk melalui nomor BPOM.
2. Tidak Memiliki Nomor BPOM
Setiap produk kosmetik yang aman pasti memiliki nomor registrasi dari BPOM. Ini menjadi indikator penting untuk memastikan bahwa produk telah melewati uji keamanan.
Anda bisa mengecek keabsahan nomor tersebut melalui situs resmi https://cekbpom.pom.go.id. Jika nomor tidak ditemukan, digunakan untuk produk lain, atau tidak terdaftar, maka besar kemungkinan produk tersebut ilegal dan berbahaya.
"Jangan lupa juga cek apakah klinik kecantikan tempat beli produknya sudah bersertifikat resmi dari Kementerian Kesehatan," tambahnya.
3. Efek Putih Kilat dalam Hitungan Hari
Salah satu ciri yang paling mudah dikenali adalah hasil instan yang terlalu cepat. Produk bermerkuri biasanya menjanjikan kulit cerah hanya dalam 2 hingga 7 hari.
"Biasanya yang jadi korban itu ibu-ibu yang ingin hasil instan. Mereka tidak sadar kalau yang cepat itu justru berbahaya," ujar dr. Wilianto.
Menurutnya, perawatan kulit yang sehat membutuhkan waktu dan proses alami. Jika suatu produk memberikan hasil luar biasa dalam waktu singkat, maka itu adalah tanda bahaya.
4. Aroma Menyengat atau Bau Logam
Selain dari efek fisik, aroma produk juga bisa menjadi petunjuk. Produk skincare dengan merkuri biasanya memiliki bau logam yang tajam atau aroma kimia yang tidak biasa.
"Kalau baunya menusuk atau terasa aneh, apalagi berubah jadi kekuningan saat kena sinar matahari, itu kemungkinan besar ada kandungan merkuri," jelasnya.
Aroma normal dari skincare seharusnya lembut dan tidak menyengat. Jika sebaliknya, lebih baik tinggalkan.
5. Tekstur dan Warna Krim Tidak Wajar
Secara fisik, krim bermerkuri memiliki tekstur yang sangat padat, lengket, dan tidak mudah larut air. Warna krim biasanya putih mencolok, keabu-abuan, atau bahkan terlihat berkilau seperti mutiara.
"Kalau warnanya berubah jadi cokelat kalau tidak disimpan di lemari es, atau ada glitter-glitternya, itu sudah sangat mencurigakan," kata dr. Wilianto.
Jangan Tergiur Janji Instan, Waspadai Bahaya Jangka Panjang
Paparan merkuri dalam jangka panjang bukan hanya merusak kulit, tapi juga bisa menimbulkan gangguan serius seperti kerusakan ginjal, gangguan sistem saraf, hingga masalah reproduksi. Oleh karena itu, dr. Wilianto menyarankan untuk selalu memilih skincare yang alami, legal, dan teruji secara klinis.
Masyarakat juga diimbau untuk lebih berhati-hati terhadap produk kecantikan yang beredar di media sosial atau toko online tanpa kejelasan asal-usul dan legalitasnya.
Lebih Baik Lambat, Asal Aman
Kulit yang sehat dan cerah tidak bisa diperoleh secara instan. Menggunakan produk skincare yang aman, terdaftar di BPOM, dan bebas merkuri adalah langkah tepat untuk menjaga kesehatan jangka panjang.
"Lebih baik perawatan alami, meskipun hasilnya tidak cepat, daripada putih dalam seminggu tapi penuh bahaya," tutup dr. Wilianto.