Kemenkes Ingatkan Waspada ISPA Saat Cuaca Panas dan Udara Buruk

Senin, 14 Juli 2025 | 10:03:31 WIB
Kemenkes Ingatkan Waspada ISPA Saat Cuaca Panas dan Udara Buruk

JAKARTA - Fenomena kualitas udara yang memburuk bersamaan dengan suhu panas ekstrem kini menjadi perhatian serius bagi sektor kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengeluarkan peringatan dini kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi lonjakan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang kini kian meningkat di sejumlah wilayah.

Alih-alih hanya mengeluhkan udara panas, masyarakat kini dihadapkan pada risiko yang lebih besar—yakni kesehatan saluran pernapasan yang terancam oleh tingginya konsentrasi polusi dan partikel halus di udara. Berdasarkan data indeks kualitas udara (AQI), tingkat AQI⁺ US di beberapa daerah Indonesia telah menyentuh angka 164, atau berada dalam kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif.

“Situasi ini dinilai berpotensi memicu lonjakan kasus ISPA di tengah cuaca panas yang melanda berbagai daerah,” terang Kemenkes dalam pernyataan resminya.

Mengenali Ancaman yang Datang Bersamaan

ISPA bukanlah gangguan ringan. Penyakit ini bisa menyerang saluran pernapasan atas hingga bawah, mulai dari hidung, tenggorokan, sinus, bronkus, hingga paru-paru. Penyebabnya pun beragam, mulai dari infeksi virus, bakteri, hingga jamur. Ketika udara penuh partikel berbahaya dan tubuh berada dalam kondisi lemah karena panas ekstrem, risiko terkena ISPA meningkat secara signifikan.

Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa partikel berbahaya seperti PM2.5, yang berasal dari asap kendaraan, debu industri, serta pembakaran terbuka, menjadi faktor pencetus utama terganggunya sistem pernapasan. Ketika udara kotor dipadukan dengan suhu tinggi, maka risiko gangguan pernapasan pun meningkat secara eksponensial.

Tak hanya berdampak pada penderita penyakit kronis seperti asma atau bronkitis, polusi udara dalam kategori tidak sehat juga bisa mengganggu kelompok rentan, seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, dan orang dengan daya tahan tubuh lemah.

Gejala Awal ISPA yang Perlu Diwaspadai

Untuk menghindari dampak lebih serius, Kemenkes mengimbau masyarakat agar mengenali gejala awal ISPA, seperti:

Batuk kering atau berdahak

Pilek

Sakit tenggorokan

Sesak napas

Demam ringan hingga tinggi

“Apabila gejala muncul, segera lakukan pemeriksaan kesehatan dan hindari paparan udara terbuka sebisa mungkin,” imbau Kemenkes melalui laman resminya.

Kemenkes juga menyarankan masyarakat untuk tidak meremehkan gejala ringan, sebab dalam kondisi udara buruk, gejala ringan dapat dengan cepat memburuk dan berkembang menjadi infeksi serius.

Langkah Pencegahan: Masker dan Hidrasi adalah Kunci

Dalam kondisi udara tak sehat dan suhu yang terus meninggi, langkah pencegahan menjadi satu-satunya cara efektif untuk menekan penyebaran ISPA. Kemenkes menyarankan agar masyarakat menggunakan masker saat harus beraktivitas di luar ruangan.

Tak kalah penting, mencukupi kebutuhan cairan tubuh menjadi langkah sederhana namun berdampak besar. Konsumsi air putih minimal 8 gelas sehari bisa membantu menjaga kelembapan saluran pernapasan dan mengurangi iritasi.

Selain itu, menjaga daya tahan tubuh dengan pola makan sehat, istirahat cukup, dan olahraga ringan sangat dianjurkan di masa-masa rentan seperti ini.

Seruan untuk Memperkuat Iman dan Kepedulian Lingkungan

Dalam kondisi darurat kesehatan seperti ini, pendekatan spiritual juga diangkat oleh para tenaga kesehatan dan tokoh agama. Di tengah imbauan untuk menjaga kesehatan fisik, umat Islam juga diajak untuk memperbanyak doa dan menjaga kebersihan lingkungan sebagai bentuk tanggung jawab moral dan spiritual.

“Menjaga lingkungan bersih adalah bagian dari akhlak Islami yang mulia,” ujar seorang tenaga kesehatan dari Puskesmas Jakarta Timur.

Ajakan ini menunjukkan bahwa penanganan krisis udara bukan hanya soal teknis medis, tetapi juga kesadaran kolektif untuk peduli terhadap lingkungan. Ketika masyarakat sadar akan pentingnya udara bersih dan menjaga kualitas lingkungan, maka kesehatan pun akan ikut terjaga.

Pemerintah dan Masyarakat Harus Bergerak Bersama

Kondisi udara yang terus memburuk bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Meski Kemenkes telah memberikan peringatan dan imbauan, kesadaran kolektif untuk mengurangi emisi, membatasi pembakaran sampah, dan menjaga kebersihan udara juga perlu digalakkan dari level komunitas.

Masyarakat didorong untuk melapor jika mendapati aktivitas pembakaran terbuka, serta mendukung inisiatif penghijauan dan pengurangan kendaraan pribadi.

Dengan begitu, risiko ISPA dan berbagai penyakit pernapasan lainnya dapat diminimalkan, terutama bagi kelompok sensitif dan rentan.

Terkini