JAKARTA - Momentum libur sekolah ternyata memberi dampak signifikan bagi sektor pariwisata di Kulonprogo, Yogyakarta. Di antara sekian banyak destinasi yang tersebar di kabupaten tersebut, dua nama mencuat sebagai magnet utama para wisatawan: Pantai Glagah dan Desa Wisata Nglinggo. Kedua destinasi ini menempati posisi teratas dalam daftar tempat yang paling banyak disambangi selama masa liburan pertengahan tahun ini.
Bukan hanya karena keindahan alamnya yang memukau, namun juga karena keberhasilan pengelola dan pemerintah daerah dalam menjaga keamanan serta kenyamanan pengunjung. Hingga saat ini, meski angka kunjungan masih dalam tahap rekapitulasi, indikasi pencapaian target jumlah wisatawan sudah terlihat jelas.
“Pantai Glagah dan Desa Wisata Nglinggo tetap yang favorit dikunjungi, kami masih rekap jumlahnya. Diperkirakan capaiannya sesuai target,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kulonprogo, Joko Mursito.
Keberhasilan ini tentu tak lepas dari peran aktif masyarakat dan pelaku wisata setempat. Salah satunya diwakili oleh Sumantoyo, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Glagah, yang juga dikenal sebagai Ketua PHRI Kulonprogo. Menurutnya, selama liburan sekolah, jumlah kunjungan ke Pantai Glagah melonjak hingga 20 persen dibanding hari-hari biasa.
“Selama libur sekolah kunjungan wisatawan meningkat sekitar 20 persen dibanding hari biasanya,” ungkap pria yang akrab disapa Mantoyo tersebut.
Peningkatan ini, katanya, lebih terasa saat akhir pekan, ketika masyarakat dari berbagai daerah sekitar maupun luar kota memanfaatkan waktu liburan untuk menikmati pesona laut selatan. Berbeda dari hari biasa yang mayoritas diisi pengunjung lokal, musim liburan menarik lebih banyak pelancong dari luar wilayah.
Salah satu faktor yang menjadikan Pantai Glagah tetap menjadi destinasi favorit adalah upaya pengelolaan yang konsisten dalam menjaga keselamatan pengunjung. Menurut Mantoyo, sejauh ini belum pernah terjadi kecelakaan laut ataupun insiden serius lainnya selama masa liburan ini. Hal ini berkat kesigapan tim SAR yang aktif memberikan peringatan kepada pengunjung, khususnya terkait larangan berenang di laut yang rawan ombak besar.
“Mayoritas pengunjung masyarakat umum bukan anak sekolah. Sejauh ini aman karena tim SAR selalu mengingatkan bahaya berenang di laut,” ujarnya lagi.
Selain faktor keamanan, infrastruktur dan fasilitas yang memadai juga menjadi alasan mengapa Pantai Glagah selalu menjadi andalan wisata Kulonprogo. Para pengunjung tak hanya bisa menikmati panorama laut dan laguna, tapi juga wahana bermain anak, spot foto yang menarik, dan kuliner khas pesisir yang menggugah selera.
Sementara itu, geliat pariwisata juga terasa di sektor perhotelan. Meski tak melonjak drastis, tingkat okupansi hotel meningkat selama liburan sekolah berlangsung. Mantoyo mencatat ada kenaikan sekitar 10-15 persen dibandingkan hari-hari biasa.
“Okupansi hotel meningkat jadi 35 persen, kalau tidak libur sekolah biasanya di bawah itu tingkat keterisiannya,” katanya.
Hal yang sama juga terjadi di Desa Wisata Nglinggo, sebuah kawasan perbukitan di Kecamatan Samigaluh yang menawarkan kesejukan dan keasrian alam. Desa ini kian dikenal sebagai destinasi favorit keluarga karena menyajikan pengalaman wisata berbasis alam dan budaya. Pengunjung bisa menikmati kebun teh, homestay, trekking ke perbukitan Menoreh, hingga pengalaman memetik hasil bumi langsung dari ladang.
Keunikan Nglinggo terletak pada konsep wisata komunitas yang dikembangkan secara mandiri oleh masyarakat lokal. Hal ini memberikan nilai tambah dalam bentuk interaksi langsung antara wisatawan dan warga, menciptakan suasana yang hangat dan penuh edukasi.
Kepala Dinas Pariwisata Kulonprogo, Joko Mursito, mengapresiasi peran masyarakat dan pelaku wisata yang turut menjaga momentum liburan tetap kondusif dan menarik. Menurutnya, sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha wisata perlu terus diperkuat agar sektor ini bisa terus tumbuh dan menjadi penopang perekonomian daerah.
“Libur sekolah adalah peluang strategis untuk mendongkrak kunjungan wisatawan. Kami akan terus tingkatkan kualitas layanan, promosi, dan tentunya kesiapan destinasi,” jelas Joko.
Pemerintah Kabupaten Kulonprogo juga disebut tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk mendukung pengembangan destinasi lain agar bisa menyusul popularitas Pantai Glagah dan Desa Nglinggo. Beberapa di antaranya termasuk penataan akses jalan, peningkatan kapasitas fasilitas umum, dan pelatihan SDM pariwisata bagi pengelola desa wisata lainnya.
Momentum libur sekolah memang telah berlalu, namun efeknya masih terasa hingga kini. Lonjakan kunjungan wisatawan, peningkatan tingkat hunian hotel, dan geliat UMKM lokal yang ikut terdongkrak menjadi indikator bahwa sektor pariwisata Kulonprogo kembali menunjukkan potensinya.
Di tengah kompetisi pariwisata yang makin ketat antar wilayah, mempertahankan kualitas dan keunikan destinasi menjadi tantangan yang tak bisa dihindari. Pantai Glagah dan Desa Wisata Nglinggo telah membuktikan diri sebagai wajah pariwisata Kulonprogo yang mampu menarik hati para wisatawan, tak hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena komitmen masyarakat dan pemerintah dalam menjaganya.