Infrastruktur Jalan Jadi Kunci Utama Ketahanan Pangan

Selasa, 15 Juli 2025 | 09:23:06 WIB
Infrastruktur Jalan Jadi Kunci Utama Ketahanan Pangan

JAKARTA - Di tengah upaya menjaga stabilitas ketahanan pangan nasional, perhatian terhadap infrastruktur penunjang di daerah kembali mencuat. Salah satu suara tegas datang dari Gubernur Kalimantan Tengah, Agustiar Sabran, yang menekankan pentingnya pembangunan jalan dan sarana pendukung sebagai fondasi pertumbuhan sektor pertanian di wilayahnya.

Pernyataan itu disampaikannya dalam kegiatan Panen Raya Padi yang digelar di Desa Terusan Makmur, Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas, pada Senin 14 JULI 2025. Kegiatan ini menjadi momentum penting tidak hanya dalam meninjau keberhasilan produksi petani, tetapi juga menjadi sarana menyuarakan tantangan besar yang dihadapi petani di lapangan.

Agustiar menilai, keberhasilan petani dalam mengelola lahan dan meningkatkan produktivitas pangan perlu ditopang oleh sistem infrastruktur yang layak, terutama akses jalan yang baik dari dan menuju sentra produksi. Sebab tanpa dukungan aksesibilitas, biaya distribusi akan terus tinggi, sehingga hasil panen tidak bisa dinikmati secara optimal oleh petani maupun konsumen.

“Pertumbuhan sektor pangan daerah harus ditopang dengan akses jalan yang memadai agar distribusi hasil panen lebih efisien,” ujarnya dalam kesempatan tersebut.

Ketimpangan Akses Distribusi Masih Jadi Tantangan

Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi dengan potensi pertanian yang luas. Namun, sebagian besar wilayahnya masih menghadapi kendala geografis yang kompleks, seperti kondisi rawa, sungai, serta jaringan jalan yang belum sepenuhnya terhubung atau rusak parah.

Dalam konteks inilah, Gubernur Agustiar menyoroti ketimpangan infrastruktur sebagai hambatan utama dalam pemerataan hasil pembangunan pertanian. Ia menyampaikan bahwa hasil panen seperti padi dan hortikultura sering kali sulit untuk segera didistribusikan, yang berujung pada kerugian petani akibat penurunan mutu dan harga jual.

Kondisi jalan yang buruk membuat biaya angkut meningkat drastis, sementara daya tawar petani tetap lemah. Dalam banyak kasus, petani harus menjual gabah kepada tengkulak dengan harga rendah karena tidak memiliki akses langsung ke pasar atau gudang penyimpanan.

Perlu Dukungan Lintas Sektor

Seruan Gubernur ini juga dimaksudkan untuk mendorong perhatian lintas sektor dan lintas pemerintah, baik dari kabupaten, provinsi, hingga pusat, untuk menyelaraskan visi pembangunan berbasis ketahanan pangan. Menurutnya, pertanian tidak bisa berdiri sendiri sebagai sektor teknis semata, tetapi harus dilihat secara integral dalam sistem pembangunan ekonomi daerah.

Ia berharap ke depan, alokasi anggaran infrastruktur—baik melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Desa, maupun APBD dan APBN—dapat mempertimbangkan kebutuhan petani secara langsung, termasuk pembangunan jalan usaha tani, jembatan kecil, saluran irigasi, dan gudang logistik pangan.

“Kalau kita serius ingin mewujudkan ketahanan pangan, maka infrastruktur penunjang harus diutamakan. Jangan hanya mendorong produksi, tetapi lupa bagaimana hasilnya bisa sampai ke pasar dengan cepat dan murah,” tegasnya.

Panen Raya Jadi Simbol Optimisme dan Harapan

Panen Raya Padi yang dihadiri oleh Agustiar Sabran ini juga menjadi simbol penting atas keberhasilan petani di tengah tantangan cuaca dan perubahan iklim. Desa Terusan Makmur dikenal sebagai salah satu lumbung padi di wilayah Kapuas, dan menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam penerapan teknologi pertanian terpadu.

Dalam kegiatan tersebut, Gubernur turut berdialog langsung dengan para petani dan aparat desa, membahas berbagai kendala teknis seperti ketersediaan pupuk subsidi, pembiayaan pertanian, hingga harga gabah di tingkat petani. Agustiar pun menampung aspirasi tersebut untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam kebijakan tingkat provinsi.

Sebagai bentuk dukungan nyata, Pemprov Kalteng akan mengusulkan beberapa program penguatan infrastruktur pertanian melalui skema kolaboratif dengan pemerintah pusat dan sektor swasta.

Ketahanan Pangan Sebagai Pilar Kemandirian Daerah

Dalam berbagai kesempatan, Agustiar Sabran memang kerap menekankan pentingnya menjadikan ketahanan pangan sebagai prioritas strategis pembangunan daerah. Bagi Kalimantan Tengah yang wilayahnya sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam, kemandirian pangan menjadi titik tolak untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar.

Dengan penguatan sistem produksi yang didukung oleh logistik dan infrastruktur yang mumpuni, Provinsi Kalteng dapat menjadi pusat distribusi pangan di wilayah Kalimantan, bahkan nasional.

Pembangunan infrastruktur pertanian juga dinilai akan membuka akses ekonomi baru, termasuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan investasi lokal, dan mengurangi angka kemiskinan di desa-desa.

Komitmen Jangka Panjang

Lebih dari sekadar seremoni, Gubernur Agustiar menegaskan bahwa program penguatan infrastruktur ini bukan langkah sesaat. Pemerintah Provinsi Kalteng akan memasukkan pengembangan jalan produksi pertanian dan penguatan sentra pangan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang akan diperbarui hingga 2029.

Ia juga meminta agar sinergi dengan DPRD, dinas teknis, dan lembaga perbankan dapat terus ditingkatkan, agar semua elemen bisa bergerak bersama. Terlebih dengan adanya berbagai skema pembiayaan dari Kementerian Pertanian dan Kementerian PUPR yang bisa diakses jika pemerintah daerah mampu menyusun proposal yang tepat sasaran.

Panen Raya di Desa Terusan Makmur bukan sekadar perayaan hasil pertanian, tetapi menjadi panggung penting untuk menyuarakan harapan besar para petani Kalimantan Tengah. Di balik butir-butir padi yang dipanen, tersimpan asa akan pemerataan infrastruktur yang lebih adil dan berkelanjutan.

Jika jalan-jalan menuju ladang dan pasar bisa dibuka lebih lebar, maka harapan untuk menjadikan Kalimantan Tengah sebagai provinsi swasembada pangan bukanlah mimpi kosong. Sebagaimana ditegaskan Gubernur Agustiar Sabran: "Distribusi hasil panen yang efisien tidak bisa terwujud tanpa akses jalan yang layak."

Terkini