ESDM

Optimisme Pemerintah Capai Target PNBP Sektor ESDM 2025

Optimisme Pemerintah Capai Target PNBP Sektor ESDM 2025
Optimisme Pemerintah Capai Target PNBP Sektor ESDM 2025

JAKARTA - Meskipun realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) baru mencapai 46 persen per pertengahan tahun, pemerintah tetap yakin target akhir tahun 2025 sebesar Rp254,49 triliun akan dapat tercapai. Hal ini ditegaskan langsung oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat menghadiri Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 14 JULI 2025.

Keyakinan ini mencerminkan pendekatan optimistis pemerintah dalam mengelola sektor energi, di tengah tantangan fluktuasi harga komoditas global, tekanan geopolitik, dan kebutuhan terhadap transisi energi bersih. Bahlil menyatakan bahwa meskipun tantangan tersebut nyata, pemerintah tetap memegang kendali melalui sejumlah langkah strategis, diversifikasi sumber PNBP, serta optimalisasi pendapatan dari subsektor unggulan seperti minyak dan gas (migas), mineral dan batu bara (minerba), panas bumi, dan lainnya.

Realisasi PNBP Capai Rp117 Triliun di Tengah Tahun

Menurut Bahlil, hingga akhir Juni 2025, total PNBP yang telah dikumpulkan oleh sektor ESDM mencapai Rp117,11 triliun atau sekitar 46 persen dari total target tahun ini. Meski demikian, ia meyakini bahwa tren pada semester kedua 2025 akan menunjukkan akselerasi yang lebih tinggi.

“Kita optimistis target PNBP sebesar Rp254,49 triliun akan bisa kita kejar dan realisasikan, karena masih ada potensi besar di semester kedua,” kata Bahlil dalam forum tersebut.

Pernyataan ini dilandasi pengalaman historis bahwa sektor ESDM cenderung mencatatkan peningkatan pendapatan pada paruh kedua tahun, terutama ketika aktivitas penambangan dan produksi migas mengalami peningkatan volume, serta ketika beberapa proyek strategis mulai menunjukkan hasil.

Sub-sektor Penyumbang Utama PNBP

Sektor ESDM merupakan kontributor utama dalam struktur PNBP nasional. Dari keseluruhan target Rp254,49 triliun yang dibidik tahun ini, sebagian besar diharapkan berasal dari subsektor minyak dan gas bumi, yang selama ini terbukti paling stabil dari sisi kontribusi pendapatan negara.

Selain migas, sektor minerba (mineral dan batu bara) juga menjadi tumpuan penting. Harga batu bara yang masih cukup kompetitif di pasar global dan produksi nikel serta mineral kritis lainnya yang terus meningkat mendukung pencapaian PNBP dari sektor ini.

Bahlil menjelaskan bahwa subsektor panas bumi juga terus tumbuh seiring dengan meningkatnya investasi di sektor energi terbarukan. Pemerintah juga mendorong eksplorasi dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan lainnya, guna memperkuat kontribusi PNBP sekaligus mempercepat agenda transisi energi nasional.

Strategi Pemerintah Dorong Optimalisasi PNBP

Untuk memastikan target PNBP tercapai, Kementerian ESDM telah menyusun sejumlah strategi utama. Pertama, optimalisasi pengawasan dan digitalisasi laporan produksi migas dan minerba guna meminimalisasi kebocoran penerimaan. Sistem pelaporan berbasis elektronik diharapkan mampu meningkatkan akurasi dan transparansi data.

Kedua, peningkatan efisiensi perizinan dan tata kelola usaha tambang, termasuk penegakan hukum terhadap praktik ilegal yang merugikan negara. Bahlil menyatakan bahwa pemerintah tidak akan ragu menindak tegas perusahaan tambang yang tidak memenuhi kewajiban PNBP.

Ketiga, pemerintah juga tengah menjajaki opsi optimalisasi pemanfaatan wilayah kerja (WK) migas dan tambang yang selama ini belum produktif. Dengan reformulasi kebijakan dan stimulus investasi, diharapkan wilayah tersebut mulai berkontribusi terhadap PNBP nasional dalam waktu dekat.

“Salah satu langkah strategis kita adalah memastikan bahwa setiap jengkal sumber daya alam kita menghasilkan manfaat maksimal bagi negara. Tidak boleh ada wilayah kerja tidur yang tidak memberi kontribusi,” ujar Bahlil.

Tantangan Global dan Prospek Semester Dua

Meski optimisme tetap dijaga, tantangan global tetap menjadi perhatian utama pemerintah. Ketidakpastian harga minyak dunia, ketegangan geopolitik, serta tren transisi energi global dapat memengaruhi pencapaian target. Namun Bahlil menilai bahwa Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dari sisi cadangan energi dan sumber daya alam yang masih sangat potensial.

Di sisi lain, menjelang akhir tahun biasanya terjadi peningkatan aktivitas produksi di sektor migas dan minerba, menyusul siklus operasional industri. Hal ini menjadi salah satu alasan utama optimisme pemerintah bahwa target PNBP tahun ini tetap realistis untuk diraih.

Dukungan DPR dan Peran Strategis APBN

Komisi VII DPR RI memberikan dukungan terhadap langkah-langkah strategis Kementerian ESDM dalam mengejar target penerimaan negara. Dalam rapat tersebut, sejumlah anggota dewan juga menyampaikan pentingnya pengawasan yang ketat dan keberlanjutan kebijakan fiskal sektoral.

PNBP sektor ESDM selama ini menjadi salah satu tulang punggung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Oleh karena itu, pencapaian target PNBP bukan hanya penting dari sisi angka, tetapi juga dari sisi keberlanjutan pembiayaan pembangunan nasional, termasuk untuk sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

“PNBP ini menjadi komponen penting dalam pembiayaan negara, jadi kita harapkan pengelolaannya makin baik dan transparan,” ujar salah satu anggota Komisi VII dalam rapat tersebut.

 Keseimbangan Antara Eksploitasi dan Keberlanjutan

Meskipun sektor ESDM masih menjadi andalan dalam mendulang penerimaan negara, pemerintah tetap menekankan pentingnya prinsip keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam. Bahlil mengingatkan bahwa setiap kebijakan harus memperhatikan aspek lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi eksploitasi.

Target Rp254,49 triliun yang dibidik tahun ini menjadi ujian nyata kemampuan pemerintah dalam menyeimbangkan antara kebutuhan fiskal negara dan komitmen terhadap tata kelola sumber daya yang berkelanjutan.

Dengan strategi yang tepat, komitmen kelembagaan yang kuat, serta kerja sama antara pemerintah dan legislatif, target tersebut diyakini tidak hanya dapat tercapai, tetapi juga menjadi pijakan penting dalam mendorong ketahanan energi dan pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index