Pemanfaatan Aset Tak Produktif: Bukan Hanya Tempat Diskon

Selasa, 15 Juli 2025 | 14:53:43 WIB
Pemanfaatan Aset Tak Produktif: Bukan Hanya Tempat Diskon

JAKARTA - Upaya untuk mengoptimalkan aset milik pemerintah daerah yang selama ini tidak produktif kembali mendapat perhatian. Kali ini, perhatian tersebut datang dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Karanganyar, yang secara aktif menyiapkan skema penawaran aset-aset tersebut kepada para investor. Langkah ini bukan hanya sekadar rencana biasa, melainkan menjadi bagian penting dari sebuah agenda besar bertajuk Soloraya Great Sale, yang akan digelar di lokasi bersejarah, De Tjolomadu.

Ketua Kadin Karanganyar, Joko Sutrisno, menyebutkan bahwa momen penawaran ini memiliki tujuan strategis untuk membuka peluang investasi baru, sekaligus memberikan kontribusi terhadap penguatan perekonomian daerah. Penawaran aset ini menyasar properti atau lahan milik pemerintah kabupaten yang selama ini tidak dimanfaatkan secara optimal. Dengan dibukanya kesempatan bagi investor untuk mengelola atau mengakuisisi aset tersebut, diharapkan muncul geliat ekonomi baru yang mampu menyerap tenaga kerja lokal serta mendorong pertumbuhan sektor riil.

"Kami melihat banyak aset tidak produktif yang justru bisa jadi potensi ekonomi luar biasa jika dikelola secara profesional. Oleh karena itu, melalui agenda ini kami ingin mempertemukan pemerintah, pemilik aset, dan calon investor dalam satu forum," ungkap Joko Sutrisno.

Soloraya Great Sale: Lebih dari Sekadar Ajang Promosi

Kegiatan yang diberi tajuk Soloraya Great Sale sejatinya bukan hanya ajang diskon atau bazar produk UMKM. Lebih dari itu, event ini dirancang menjadi platform terintegrasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi regional melalui kerja sama lintas sektor. Pemilihan lokasi De Tjolomadu pun dinilai sangat tepat, mengingat tempat ini memiliki nilai sejarah yang tinggi dan daya tarik tersendiri bagi kalangan pelaku usaha dan wisatawan.

Menurut Joko, dalam rangkaian acara tersebut, Kadin Karanganyar akan menghadirkan sesi khusus yang difokuskan pada diskusi investasi dan penawaran aset milik pemerintah daerah. Beberapa aset yang akan ditawarkan mencakup lahan tidur, bangunan lama, dan aset strategis lain yang sebelumnya belum tergarap maksimal. Dalam sesi ini, investor juga dapat langsung berdialog dengan pemangku kebijakan setempat terkait skema kerja sama yang memungkinkan, termasuk opsi build-operate-transfer (BOT) maupun pengelolaan jangka panjang.

"Aset-aset itu tidak dijual begitu saja. Kami membuka peluang investasi dalam bentuk kerja sama, pengelolaan atau pemanfaatan bersama agar tetap menguntungkan bagi daerah," imbuh Joko.

Menjawab Tantangan Investasi Daerah

Penawaran aset non-produktif ini merupakan bagian dari respons Kadin Karanganyar atas tantangan stagnasi investasi daerah. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak pemerintah kabupaten di Indonesia menghadapi dilema terkait keberadaan aset milik negara yang terbengkalai. Di sisi lain, anggaran pemeliharaan memakan biaya tinggi tanpa ada kontribusi balik terhadap pendapatan asli daerah (PAD).

Melalui inisiatif ini, Kadin berharap bisa mengubah aset-aset yang sebelumnya menjadi beban menjadi peluang pertumbuhan ekonomi yang baru. Langkah ini juga sejalan dengan arah kebijakan nasional untuk mendorong investasi di daerah melalui kemudahan perizinan dan penyediaan infrastruktur dasar yang memadai.

Tidak hanya Kadin Karanganyar, Joko juga menyebut bahwa langkah serupa sudah mulai dijajaki oleh Kadin di beberapa daerah tetangga seperti Sukoharjo, Boyolali, dan Sragen. Kerja sama antarwilayah pun menjadi bagian penting dari strategi pengembangan ekonomi Soloraya secara keseluruhan.

"Kami ingin mengajak semua pihak melihat aset tidak produktif sebagai peluang, bukan beban. Bayangkan jika satu lahan tidur bisa diubah jadi pusat pelatihan kerja atau kawasan UMKM, dampaknya akan sangat besar bagi masyarakat," ujarnya.

Potensi Kawasan Soloraya yang Belum Tergarap

Wilayah Soloraya selama ini dikenal sebagai salah satu pusat kegiatan ekonomi di Jawa Tengah bagian selatan. Dengan Kota Surakarta sebagai episentrumnya, kawasan ini menyimpan banyak potensi di sektor perdagangan, pariwisata, pendidikan, dan industri kreatif. Sayangnya, tidak semua potensi ini termanfaatkan secara maksimal. Banyak aset milik daerah yang tidak terpakai, padahal letaknya sangat strategis.

Melalui Soloraya Great Sale, Kadin Karanganyar ingin membuka mata para investor akan potensi tersembunyi tersebut. Terlebih lagi, regulasi yang makin mendukung investasi dan kehadiran infrastruktur seperti tol dan bandara menjadikan kawasan ini sangat layak dilirik.

"Kami juga mengundang investor dari luar daerah, termasuk diaspora asal Karanganyar yang sukses di kota lain, untuk kembali berkontribusi membangun daerah asalnya," kata Joko.

Menjaga Transparansi dan Keberlanjutan

Salah satu aspek penting yang ditekankan oleh Joko dalam program ini adalah transparansi dan keberlanjutan. Kadin tidak ingin penawaran aset ini hanya menjadi proyek musiman tanpa dampak jangka panjang. Oleh karena itu, mereka menggandeng berbagai pihak termasuk notaris, perencana keuangan, dan ahli properti agar proses investasi dilakukan secara profesional dan akuntabel.

Pemerintah daerah juga diharapkan ikut aktif memberikan pendampingan dan kepastian hukum bagi investor, agar tidak ada kekhawatiran terkait status lahan atau aset yang ditawarkan.

"Investasi yang baik adalah yang bisa dirasakan manfaatnya oleh semua pihak, terutama masyarakat lokal. Jadi kami juga akan pastikan bahwa program ini membawa nilai tambah nyata," pungkasnya.

Terkini