OJK: Ekonomi Sulampua Jadi Penopang Stabilitas Keuangan

Senin, 21 Juli 2025 | 09:36:57 WIB
OJK: Ekonomi Sulampua Jadi Penopang Stabilitas Keuangan

JAKARTA - Di tengah tekanan ketidakpastian ekonomi global yang terus membayangi, wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) justru menunjukkan performa yang relatif tangguh dalam sektor jasa keuangan. Ketahanan ini bukan hanya mencerminkan kondisi yang stabil, tetapi juga memperlihatkan bagaimana fondasi ekonomi domestik kawasan timur Indonesia mampu memberikan kontribusi positif terhadap lanskap perekonomian nasional secara keseluruhan.

Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat mengungkapkan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan di wilayah Sulampua tetap terjaga dengan baik. Penilaian ini selaras dengan hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK yang menyebut bahwa secara umum, kondisi sektor keuangan nasional berada dalam posisi yang kuat dan stabil.

Kepala OJK Sulselbar, Moch. Muchlasin, menjelaskan bahwa kondisi ini menandakan bahwa sektor keuangan di wilayah timur Indonesia menunjukkan resiliensi yang solid. Ketahanan ini juga tidak lepas dari fundamental ekonomi domestik di kawasan Sulampua yang tetap kokoh meski diterpa berbagai tantangan global.

“Perekonomian Sulampua menunjukkan ketangguhan dengan inflasi yang relatif terkendali. Ini mencerminkan keberhasilan koordinasi pengendalian harga serta dukungan sektor riil yang tetap aktif,” ungkap Muchlasin dalam keterangan resminya.

Kestabilan yang dicapai bukanlah hasil dari proses sesaat. OJK menilai bahwa peran intermediasi yang sehat dari lembaga jasa keuangan menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan. Ekosistem jasa keuangan di wilayah Sulampua yang inklusif menjadi landasan penting untuk menjaga kelangsungan ekonomi daerah secara berkelanjutan.

“Stabilitas tersebut menjadi landasan penting bagi sektor jasa keuangan untuk terus menjalankan perannya secara optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya melalui intermediasi yang sehat dan perluasan akses keuangan,” tambahnya.

Salah satu indikator kuat dari ketahanan ini tercermin pada kinerja sektor Perusahaan Pembiayaan dan Dana Pensiun (PPDP). OJK mencatat bahwa total penjaminan di wilayah Sulampua mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 32,53 persen, yang mencerminkan dinamika pembiayaan yang aktif serta kepercayaan yang tetap tinggi terhadap institusi keuangan formal.

Kinerja dana pensiun juga memperlihatkan tren positif. Aset dana pensiun di wilayah Sulampua tercatat meningkat sebesar 6,31 persen, sebuah sinyal bahwa masyarakat dan pelaku usaha masih memandang penting perencanaan keuangan jangka panjang. Lonjakan ini juga mencerminkan semakin baiknya tata kelola dan pengawasan terhadap industri dana pensiun oleh regulator.

Namun, di sisi lain, tantangan tetap ada. Sektor perasuransian mengalami penurunan yang cukup tajam. Total premi asuransi di Sulampua menurun sebesar 37,87 persen, dan hal ini menjadi catatan penting yang perlu ditindaklanjuti oleh pelaku industri asuransi maupun regulator.

Meski terjadi penurunan pada satu sektor, secara keseluruhan tren sektor jasa keuangan tetap positif. Hal ini memperlihatkan bahwa dinamika di setiap subsektor harus dipahami secara cermat. Sektor asuransi yang menurun, misalnya, tidak serta-merta melemahkan keseluruhan struktur sektor keuangan, namun perlu strategi adaptif dari pelaku usaha asuransi untuk mengembalikan kepercayaan dan meningkatkan penetrasi produk mereka.

Lebih jauh, wilayah Sulampua memiliki potensi besar sebagai salah satu pendorong utama ekonomi nasional di kawasan timur Indonesia. Dengan ekosistem pembiayaan yang terus tumbuh dan akses keuangan yang semakin meluas, daerah-daerah ini mampu menjadi episentrum pertumbuhan baru di luar Pulau Jawa.

Sebagai catatan tambahan, kinerja sektor fintech juga menunjukkan peningkatan yang impresif. Pembiayaan berbasis teknologi di Sulampua tumbuh pesat dan menjadi alternatif baru bagi masyarakat dalam mengakses layanan keuangan. Hal ini membuktikan bahwa digitalisasi sektor keuangan juga telah merambah hingga ke wilayah timur, mendorong inklusi keuangan secara lebih luas dan efisien.

Dalam konteks ini, penguatan koordinasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan OJK menjadi kunci. Kolaborasi yang harmonis dalam pengendalian harga, peningkatan literasi keuangan, serta penyediaan produk dan layanan yang tepat sasaran akan terus menjaga resiliensi ekonomi kawasan Sulampua.

Kinerja sektor jasa keuangan yang kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global menjadi bukti bahwa dengan tata kelola yang baik dan pendekatan yang inklusif, stabilitas bisa dicapai bahkan di luar pusat ekonomi nasional. Sulampua, dengan segala potensi dan tantangannya, telah menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi yang merata dan berkelanjutan bukan sekadar wacana, melainkan kenyataan yang sedang berlangsung.

Terkini

Tablet Samsung Murah Mulai Rp1 Jutaan

Senin, 21 Juli 2025 | 15:49:36 WIB

Xiaomi 15, Flagship Terjangkau 2025

Senin, 21 Juli 2025 | 15:52:52 WIB