Petani Probolinggo Diuntungkan Stok Bawang Melimpah

Rabu, 23 Juli 2025 | 07:22:40 WIB
Petani Probolinggo Diuntungkan Stok Bawang Melimpah

JAKARTA - Datangnya musim kemarau membawa harapan baru bagi petani bawang merah di Kabupaten Probolinggo. Curah hujan yang mulai menurun secara signifikan berdampak langsung pada kualitas dan kuantitas hasil panen. Hal ini menjadi angin segar bagi para petani, terlebih ketika kondisi pasar juga menunjukkan tren positif.

Pasokan bawang merah di Pasar Bawang Dringu melonjak tajam dalam beberapa pekan terakhir. Jika sebelumnya sempat menyusut hingga hanya sekitar 20 ton, kini stok kembali naik hingga mencapai 90 ton. Kenaikan ini tak lepas dari perbaikan kondisi cuaca dan hasil panen yang lebih optimal.

Sholihin (40), seorang petani bawang merah dari Desa Sekarkare, Kecamatan Dringu, merasakan langsung dampaknya. Menurutnya, kondisi lahan yang lebih kering membantu proses pertumbuhan tanaman bawang, sehingga hasil panen kali ini lebih berkualitas.

"Alhamdulillah panennya cukup bagus. Bawang dengan kualitas jeleknya berkurang, sehingga hasil panen lebih banyak," ujar Sholihin dengan raut wajah lega.

Meski ada fluktuasi harga pada beberapa jenis bawang, petani tidak lantas khawatir. Justru, di tengah kenaikan stok, harga sejumlah jenis bawang tetap bertahan pada tingkat yang menguntungkan.

Menurut Sholihin, meski harga bawang besar dan super mengalami sedikit penurunan, harga bawang kecil justru naik dibanding bulan lalu. Hal ini membuat pendapatan petani tetap stabil, bahkan lebih baik dari periode sebelumnya.

“Harganya untuk saat ini masih baik, di angka Rp 40 ribuan per kilogram,” katanya.

Data dari Koordinator Pasar Bawang Dringu, Sugiyono, menunjukkan bahwa harga bawang merah di pasar memang sangat bervariasi tergantung ukuran dan kualitas. Pada hari yang sama, harga bawang kecil berkisar antara Rp 22.000 hingga Rp 24.000 per kilogram. Sementara bawang tanggung kecil dihargai antara Rp 31.000 hingga Rp 33.000 per kilogram.

Harga untuk bawang tanggung berada pada kisaran Rp 35.000 sampai Rp 37.000 per kilogram. Bawang tanggung besar sedikit lebih tinggi di kisaran Rp 38.000 sampai Rp 39.000. Sedangkan bawang besar dijual seharga Rp 40.000 hingga Rp 41.000, dan untuk kualitas tertinggi, bawang super, dibanderol Rp 43.000 hingga Rp 45.000 per kilogram.

Sugiyono menambahkan bahwa jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, penurunan harga tidak signifikan, yakni hanya sekitar Rp 2.000 per kilogram. Menurutnya, kondisi ini masih tergolong wajar dan tetap menguntungkan bagi petani.

“Stoknya naik banyak. Ada yang harganya memang lebih turun, tapi ada juga yang naik,” ungkap Sugiyono.

Kondisi pasar yang masih stabil ini juga diakui oleh pihak Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo. Ridwan Hidayat, Fungsional Penjamin Mutu Produk di DKUPP, menyampaikan bahwa meski terjadi peningkatan suplai bawang merah, namun harga di pasar tetap berada di level yang menguntungkan.

“Stoknya meningkat, tapi saat ini harganya masih lumayan bagus,” ujarnya.

Peningkatan pasokan tanpa diiringi penurunan harga yang drastis tentu menjadi kombinasi yang diidamkan oleh petani. Dengan hasil panen yang lebih baik, dan harga yang tetap menjanjikan, kesejahteraan petani bawang di Probolinggo berpeluang meningkat.

Selain itu, keberadaan Pasar Bawang Dringu sebagai pusat distribusi juga memainkan peranan penting dalam menstabilkan pasar dan menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Ketersediaan bawang yang melimpah dari wilayah sekitar membuat pasar ini tetap hidup, meski tantangan musim dan harga selalu menjadi faktor dinamis.

Masyarakat pun ikut diuntungkan dari kondisi ini. Harga bawang merah yang tidak melonjak tinggi membuat kebutuhan dapur tetap terjangkau. Ini menjadi nilai tambah di tengah situasi ekonomi yang masih beradaptasi pasca-pandemi dan fluktuasi harga pangan secara umum.

Secara keseluruhan, tren positif dalam produksi dan distribusi bawang merah di Probolinggo patut diapresiasi. Diharapkan, kondisi ini bisa terus dipertahankan dengan dukungan dari cuaca yang stabil serta intervensi pemerintah daerah dalam menjaga rantai pasok dan harga di tingkat pasar.

Dengan kinerja baik dari para petani, pengelola pasar, dan dinas terkait, Kabupaten Probolinggo menunjukkan bahwa kolaborasi antara alam, manusia, dan sistem bisa menghasilkan ketahanan pangan yang menguntungkan semua pihak. Dan untuk saat ini, senyum petani bawang merah pun kembali merekah bersama hasil panen yang menjanjikan.

Terkini

Harga Sembako Jogja Turun

Rabu, 23 Juli 2025 | 15:50:24 WIB

Aliran Dana ETF Crypto BlackRock Melonjak Tajam

Rabu, 23 Juli 2025 | 15:57:12 WIB

BMKG: Hujan Ringan Landa Jabodetabek

Rabu, 23 Juli 2025 | 16:00:54 WIB

Cicilan Oppo Reno 11 Pro Mulai Rp400 Ribuan

Rabu, 23 Juli 2025 | 16:07:08 WIB