SAHAM

IHSG Melemah 0,05 Persen di Sesi I: Tekanan Saham BBCA dan Sektor Teknologi

IHSG Melemah 0,05 Persen di Sesi I: Tekanan Saham BBCA dan Sektor Teknologi
IHSG Melemah 0,05 Persen di Sesi I: Tekanan Saham BBCA dan Sektor Teknologi

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah 0,05% ke level 7.184,71 pada akhir sesi I perdagangan hari Selasa, 27 Mei 2025. Pergerakan indeks utama ini mencerminkan dinamika pasar yang dipengaruhi oleh faktor domestik dan global.

Pergerakan IHSG dan Sektor Terkoreksi

Pada sesi I, IHSG bergerak fluktuatif dengan tekanan pada saham-saham sektor teknologi dan konsumer siklikal. Indeks sektor teknologi tercatat turun 1,46%, sementara sektor konsumer siklikal melemah 1,24% . Saham-saham seperti PT Dua Putra Utama Makmur Tbk (DPUM) dan PT Sekar Bumi Tbk (SKBM) mengalami penurunan signifikan, masing-masing turun 17,28% dan 13,33% .

Saham BBCA dan ASII Tertekan

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Astra International Tbk (ASII) menjadi sorotan investor asing yang melakukan aksi jual. BBCA tercatat sebagai salah satu top losers di indeks LQ45, sementara ASII juga mengalami tekanan jual meskipun tidak sebesar BBCA . Kinerja negatif kedua saham ini turut mempengaruhi pergerakan IHSG secara keseluruhan.

Aktivitas Transaksi dan Kapitalisasi Pasar

Nilai transaksi pada sesi I tercatat mencapai Rp 6,75 triliun, dengan volume perdagangan sekitar 9,91 miliar saham. Frekuensi transaksi tercatat sebanyak 652 ribu kali. Kapitalisasi pasar IHSG pada sesi pertama hari ini menjadi Rp 12.384,9 triliun .

Sentimen Pasar dan Faktor Eksternal

Pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh sentimen pasar global. Indeks-indeks utama Asia bergerak bervariasi, dengan Nikkei 225 turun 0,22%, Hang Seng naik 1,08%, Shanghai Composite naik 0,82%, dan Strait Times menguat 0,4% . Fluktuasi ini mencerminkan ketidakpastian pasar global yang turut mempengaruhi investor domestik.

Prospek IHSG Menjelang Sesi II

Meskipun mengalami tekanan di sesi I, IHSG masih berpotensi untuk rebound pada sesi II. Analis memperkirakan bahwa sektor energi dan infrastruktur dapat menjadi pendorong utama pergerakan IHSG ke depan. Investor diharapkan untuk mencermati perkembangan sektor-sektor tersebut sebagai peluang investasi.

Secara keseluruhan, pergerakan IHSG pada sesi I menunjukkan adanya tekanan jual pada saham-saham blue chip dan sektor-sektor tertentu. Investor disarankan untuk tetap waspada dan melakukan analisis mendalam sebelum mengambil keputusan investasi.

Dengan kapitalisasi pasar yang besar dan likuiditas yang tinggi, IHSG tetap menjadi barometer utama bagi investor domestik dan internasional dalam menilai kondisi pasar saham Indonesia. Perhatian terhadap faktor-faktor eksternal dan kinerja sektor-sektor utama akan menjadi kunci dalam menentukan arah pergerakan IHSG pada sesi-sesi berikutnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index