Petani

Petani di Pagaralam Sambut Musim Panen Kopi dengan Penuh Harapan, Minta Pemerintah Jaga Stabilitas Harga di Tengah Tekanan Ekonomi

Petani di Pagaralam Sambut Musim Panen Kopi dengan Penuh Harapan, Minta Pemerintah Jaga Stabilitas Harga di Tengah Tekanan Ekonomi
Petani di Pagaralam Sambut Musim Panen Kopi dengan Penuh Harapan, Minta Pemerintah Jaga Stabilitas Harga di Tengah Tekanan Ekonomi

JAKARTA – Musim panen kopi kembali tiba di Kota Pagaralam, Provinsi Sumatera Selatan. Momen tahunan yang sangat dinanti ini disambut penuh harap oleh para petani lokal yang menggantungkan hidupnya pada komoditas andalan dataran tinggi Sumatera Selatan tersebut.

Kopi Pagaralam dikenal luas karena kualitas dan cita rasanya yang khas. Selain menjadi komoditas unggulan daerah, kopi juga menjadi tumpuan ekonomi masyarakat, terutama di wilayah pedesaan yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani kopi. Tidak hanya sebagai sumber penghasilan, kopi juga menjadi penopang keberlangsungan pendidikan anak-anak serta kebutuhan dasar keluarga.

Harapan Petani Akan Harga Stabil

Feri, salah seorang petani kopi di Pagaralam, menyampaikan pentingnya hasil panen kopi dalam kehidupan sehari-hari. Ia mengatakan bahwa panen tahun ini diharapkan membawa hasil yang maksimal, mengingat berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.

“Saya sudah melakukan pemupukan secara rutin dan menerapkan metode sambung pucuk. Teknik ini diyakini bisa membuat tanaman lebih produktif dan menghasilkan buah kopi yang lebih banyak serta berkualitas,” ujar Feri saat ditemui di kebun miliknya.

Namun, di tengah semangat menyambut musim panen, kekhawatiran akan fluktuasi harga tetap menjadi momok bagi para petani. Ketidakstabilan harga kopi dinilai bisa berdampak besar pada kelangsungan hidup mereka yang sebagian besar tidak memiliki sumber penghasilan alternatif.

“Kami hanya bisa berharap harga kopi tetap stabil. Karena dari sinilah kami menyekolahkan anak-anak dan mencukupi kebutuhan rumah tangga,” tambah Feri.

Potensi Kopi Pagaralam di Pasar Nasional dan Internasional

Kopi Pagaralam memiliki potensi besar untuk menembus pasar yang lebih luas, baik nasional maupun internasional. Dengan cita rasa yang unik dan kualitas yang tinggi, kopi asal Pagaralam sudah mulai dikenal di kalangan pecinta kopi nusantara dan mancanegara. Namun, tantangan seperti kurangnya promosi dan dukungan distribusi membuat potensi ini belum sepenuhnya tereksplorasi.

Sejumlah pihak menilai bahwa dukungan dari pemerintah daerah dan pusat sangat diperlukan agar kopi Pagaralam bisa semakin kompetitif. Mulai dari pemberdayaan petani, pendampingan teknologi pertanian, hingga peningkatan akses pasar menjadi langkah konkret yang bisa diambil untuk mendongkrak daya saing kopi lokal.

Ketergantungan Tinggi pada Komoditas Kopi

Di banyak desa di wilayah Pagaralam, hampir seluruh rumah tangga memiliki lahan kopi, baik kecil maupun besar. Musim panen kopi bukan sekadar musim kerja, melainkan waktu yang sangat menentukan bagi keberlangsungan ekonomi masyarakat. Karena itu, stabilnya harga kopi menjadi syarat mutlak untuk menjamin kesejahteraan petani.

Sejumlah petani lainnya menyatakan bahwa mereka sangat bergantung pada hasil panen ini. Tidak hanya untuk konsumsi harian, hasil penjualan kopi juga digunakan untuk membayar biaya sekolah, kebutuhan pertanian, hingga cadangan biaya kesehatan.

“Kalau harga kopi turun, kami benar-benar kesulitan. Apalagi sekarang semua kebutuhan hidup semakin mahal,” kata salah satu petani lainnya.

Harapan untuk Masa Depan

Meski dibayangi oleh risiko harga yang tidak menentu dan tantangan pemasaran, para petani kopi di Pagaralam tetap optimis. Mereka percaya bahwa kerja keras, ketekunan, dan kualitas produk yang baik akan membuka peluang yang lebih besar di masa mendatang.

“Kami tetap semangat. Kopi Pagaralam ini kebanggaan kami. Kami ingin kopi ini dikenal luas dan bisa membawa kesejahteraan untuk semua petani,” tutur Feri menutup wawancara.

Musim panen kopi tahun ini menjadi momentum penting bagi petani di Pagaralam. Dengan harapan pada harga yang stabil dan perhatian dari berbagai pihak, mereka bertekad menjadikan kopi bukan hanya sebagai komoditas, melainkan sebagai simbol ketahanan ekonomi lokal yang berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index