JAKARTA - Jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik Pertamina di seluruh Indonesia kembali melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi. Penyesuaian ini mengikuti tren penurunan harga minyak mentah global dan berlaku serentak di seluruh wilayah Indonesia.
Harga terbaru menunjukkan penurunan yang signifikan pada beberapa jenis BBM non-subsidi seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Masyarakat pun menyambut baik langkah ini karena dinilai membantu meringankan beban pengeluaran, terutama di tengah fluktuasi ekonomi global dan kebutuhan mobilitas masyarakat yang terus meningkat.
Harga BBM Non-Subsidi Turun
Di wilayah DKI Jakarta, misalnya, harga Pertamax mengalami penurunan dari Rp12.400 menjadi Rp12.100 per liter. Penurunan juga terjadi pada Pertamax Turbo, dari Rp13.300 menjadi Rp13.050 per liter. Tak hanya itu, Pertamax Green 95 juga mengalami koreksi harga menjadi Rp12.800 per liter, turun dari sebelumnya Rp13.150.
Jenis BBM lain yang ikut mengalami penurunan adalah Dexlite, dari Rp13.350 menjadi Rp12.740 per liter, dan Pertamina Dex dari Rp13.750 menjadi Rp13.200 per liter.
Kebijakan penyesuaian harga ini diumumkan oleh Pertamina Patra Niaga, anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bertanggung jawab atas distribusi BBM. Dalam keterangannya, perwakilan Pertamina menyatakan bahwa langkah ini adalah bagian dari komitmen untuk menyediakan energi dengan harga yang kompetitif.
“Kami menyesuaikan harga BBM non-subsidi mengikuti mekanisme pasar dan tren harga minyak dunia, dengan tetap memperhatikan daya beli masyarakat,” ungkap perwakilan Pertamina Patra Niaga melalui rilis resmi.
Sementara itu, harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Bio-solar masih tetap stabil di angka Rp10.000 per liter untuk Pertalite dan Rp6.800 per liter untuk Bio-solar, yang telah bertahan sejak 2022.
Perbedaan Harga di Beberapa Wilayah
Penetapan harga BBM non-subsidi di Indonesia tetap memperhitungkan variabel logistik dan distribusi, sehingga terdapat sedikit perbedaan di tiap provinsi. Misalnya, harga Pertamax di Provinsi Jawa Barat saat ini Rp12.100, namun di Sumatera Barat dan Riau, harga Pertamax mencapai Rp12.700. Bahkan di Papua dan beberapa wilayah timur lainnya, harga Pertamax stabil di kisaran Rp12.400 per liter.
Sementara di wilayah Free Trade Zone (FTZ) seperti Batam dan Sabang, harga BBM bisa lebih murah. Sebagai contoh, harga Pertamax di FTZ Batam hanya Rp11.600 per liter, jauh lebih rendah dibandingkan dengan provinsi lain.
Rangkuman Harga BBM di Beberapa Provinsi:
DKI Jakarta
-Pertalite: Rp10.000
-Pertamax: Rp12.100
-Pertamax Turbo: Rp13.050
-Dexlite: Rp12.740
-Pertamina Dex: Rp13.200
Jawa Barat
-Pertalite: Rp10.000
-Pertamax: Rp12.100
-Pertamax Green 95: Rp12.800
-Pertamax Turbo: Rp13.050
-Dexlite: Rp12.740
Sumatera Barat
-Pertamax: Rp12.700
-Pertamax Turbo: Rp13.600
-Dexlite: Rp13.290
-Pertamina Dex: Rp13.800
Batam (FTZ)
-Pertamax: Rp11.600
-Dexlite: Rp12.080
-Pertamax Turbo: Rp12.350
Kalimantan Timur
-Pertamax: Rp12.400
-Dexlite: Rp13.020
-Pertamina Dex: Rp13.500
Wilayah seperti Papua, Maluku, dan Sulawesi masih memiliki harga yang cenderung stabil pada kisaran Rp12.400 untuk Pertamax dan Rp13.020 untuk Dexlite, walau ada beberapa jenis yang tidak tersedia seperti Pertamax Turbo atau Pertamina Dex di SPBU lokal.
Stabilitas BBM Subsidi
Meskipun terjadi penyesuaian harga BBM non-subsidi, harga BBM subsidi tetap tidak berubah. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk tetap memberikan perlindungan sosial melalui subsidi energi.
Menurut pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada, penyesuaian ini merupakan langkah realistis dalam menjaga keberlanjutan pasokan energi.
“Subsidi tetap penting untuk kelompok rentan, tapi harga non-subsidi harus fleksibel agar mencerminkan biaya sebenarnya,” ujar pakar energi, Dr. Fadli Nur, kepada media.
Konsumen Diimbau Bijak Memilih BBM
Pertamina juga mengimbau masyarakat untuk memilih jenis BBM yang sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan masing-masing demi efisiensi dan performa kendaraan yang optimal. Informasi lengkap harga BBM di seluruh provinsi juga dapat diakses melalui aplikasi MyPertamina atau situs resminya.
Dengan penyesuaian harga ini, masyarakat diharapkan bisa mengatur kembali anggaran transportasi mereka dan tetap menjaga pola konsumsi energi yang bijak dan efisien.