gejala kencing merah

6 Gejala Kencing Merah yang Perlu Diwaspadai dan Penyebabnya

6 Gejala Kencing Merah yang Perlu Diwaspadai dan Penyebabnya
gejala kencing merah

JAKARTA - Gejala kencing merah kerap membuat orang merasa cemas, apalagi saat melihat urin berubah warna menjadi kemerahan. 

Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai hematuria, yaitu munculnya darah dalam urine yang bisa terlihat jelas atau hanya terdeteksi lewat pemeriksaan laboratorium. Banyak yang bertanya-tanya apa sebenarnya penyebabnya.

Kondisi ini bisa dipicu oleh berbagai faktor. Pada sebagian orang, gejala ini mungkin tidak berkaitan dengan gangguan serius. 

Meski demikian, kemunculan darah dalam urin tetap perlu diwaspadai karena bisa menjadi sinyal adanya masalah kesehatan yang memerlukan perhatian medis.

Terdapat dua tipe hematuria yang perlu dikenali. Yang pertama adalah gross hematuria, di mana warna urin terlihat merah mencolok seperti air bekas cucian daging—menunjukkan keberadaan darah secara kasatmata. 

Yang kedua, yaitu microscopic hematuria, hanya bisa diketahui melalui alat bantu seperti mikroskop karena jumlah darah yang sangat kecil sehingga tak tampak secara langsung.

Mengenali gejala kencing merah sejak awal sangat penting untuk menentukan langkah pemeriksaan dan penanganan yang sesuai dengan kondisi tubuhmu.

Gejala Kencing Merah atau Hematuria

Walaupun keberadaan darah dalam urin tidak selalu menunjukkan adanya gangguan berbahaya, kondisi ini bisa menjadi sinyal bahwa tubuh sedang mengalami masalah yang tidak boleh diabaikan. 

Maka dari itu, jika warna urin tampak kemerahan, sebaiknya segera cari tahu penyebabnya. Berikut beberapa gejala kencing merah yang perlu kamu perhatikan sejak dini.

Peradangan Glomerulus Ginjal

Gangguan ini terjadi ketika bagian penyaring di ginjal mengalami peradangan. Dalam kondisi ringan, penyakit ini mungkin tidak menunjukkan gejala jelas. 

Namun jika sudah berkembang, bisa menimbulkan pembengkakan terutama di area bawah tubuh, jumlah urin yang keluar menjadi lebih sedikit dari biasanya, dan tekanan darah dapat meningkat.

Infeksi pada Ginjal atau Saluran Kemih Bawah

Tanda-tanda infeksi ginjal dapat bervariasi tergantung lokasi infeksinya. 

Biasanya ditandai dengan rasa nyeri hebat pada salah satu sisi punggung tengah, suhu tubuh yang meningkat, menggigil, rasa mual yang bisa disertai muntah, serta nyeri pada bagian bawah perut atau area kandung kemih. 

Selain itu, urin dapat mengeluarkan aroma yang menyengat, frekuensi buang air kecil meningkat, dan timbul rasa tidak nyaman atau nyeri saat buang air kecil.

Peradangan Kelenjar Prostat

Bila peradangan terjadi pada prostat, penderitanya bisa merasakan sakit di punggung bagian bawah atau di antara skrotum dan anus. 

Keluhan lainnya meliputi nyeri saat ejakulasi, munculnya darah pada cairan mani, dan dalam beberapa kasus disertai demam serta menggigil.

Pertumbuhan Abnormal di Ginjal atau Kandung Kemih

Jenis kanker yang menyerang ginjal atau kandung kemih umumnya berkembang tanpa menimbulkan rasa sakit atau keluhan awal. 

Namun bila gejala mulai muncul, biasanya berupa nyeri perut, intensitas buang air kecil meningkat, serta muncul rasa nyeri saat buang air kecil, terutama pada akhir proses buang air.

Batu pada Ginjal

Saat batu terbentuk dan menyumbat ureter—saluran kecil yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih—penderitanya bisa merasakan nyeri hebat yang menjalar dari punggung ke bagian samping tubuh atau area selangkangan. 

Kondisi ini juga kerap disertai mual, muntah, rasa nyeri saat buang air kecil, serta peningkatan frekuensi berkemih.

Masalah Pembekuan Darah

Kelainan pada sistem pembekuan dapat menyebabkan perdarahan yang tidak wajar di berbagai bagian tubuh, bukan hanya pada urin. 

Gejala yang bisa timbul antara lain munculnya memar yang tidak biasa, perdarahan yang berlangsung lama saat mengalami luka, keluarnya darah dari kulit atau sendi, serta pendarahan di sistem pencernaan—yang ditandai dengan feses berwarna gelap atau bercampur darah segar. 

Selain itu, gusi pun bisa berdarah meskipun hanya dibersihkan secara ringan dengan sikat gigi atau benang gigi.

Penyebab Kencing Merah atau Hematuria

Pada kasus urin berwarna kemerahan, hal ini biasanya disebabkan oleh darah yang ikut keluar bersama urine akibat adanya kebocoran sel darah dari ginjal atau bagian lain dari sistem kemih. 

Ada beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya kebocoran tersebut, antara lain:

Infeksi pada saluran kemih

Kondisi ini muncul saat bakteri masuk ke dalam tubuh melalui saluran uretra, kemudian berkembang biak di dalam kandung kemih. 

Tanda-tanda yang sering menyertainya meliputi dorongan berkemih yang muncul terus-menerus, sensasi panas atau nyeri saat buang air kecil, serta aroma urine yang tajam dan menyengat.

Infeksi ginjal

Penyakit ini bisa terjadi akibat bakteri yang menyebar ke ginjal melalui aliran darah atau berpindah dari ureter ke organ tersebut. Keluhannya mirip dengan infeksi kandung kemih, namun biasanya disertai demam dan nyeri di bagian samping pinggang.

Batu di kandung kemih atau ginjal

Ketika kandungan mineral dalam urin terlalu pekat, bisa terbentuk kristal di dinding saluran kemih. Lama-kelamaan, kristal ini akan membesar dan mengeras menjadi batu. 

Dalam banyak kasus, keberadaan batu ini tidak menimbulkan keluhan sampai batu tersebut menyumbat saluran, yang kemudian menyebabkan rasa sakit yang sangat hebat.

Pembesaran pada kelenjar prostat

Prostat terletak di bawah kandung kemih dan mengelilingi bagian atas uretra. Seiring bertambahnya usia, terutama saat memasuki usia paruh baya, kelenjar ini bisa mengalami pembesaran. 

Kondisi ini menyebabkan tekanan pada saluran kemih dan dapat menghambat kelancaran buang air kecil.

Peradangan pada ginjal (glomerulonefritis)

Salah satu gejala umum dari gangguan peradangan di sistem penyaring ginjal ini adalah keluarnya darah dalam urin dalam jumlah kecil. 

Glomerulonefritis bisa menjadi bagian dari gangguan kesehatan yang lebih luas seperti komplikasi diabetes, atau dapat terjadi secara mandiri. 

Infeksi virus, gangguan vaskular, serta masalah sistem kekebalan seperti IgA nefropati juga berperan dalam memicu kondisi ini.

Kanker

Kehadiran darah yang terlihat saat buang air kecil bisa menjadi pertanda kanker yang menyerang organ seperti ginjal, prostat, atau kandung kemih, khususnya bila telah mencapai tahap lanjut. 

Sayangnya, pada tahap awal penyakit ini, penderita sering kali tidak merasakan gejala yang nyata, padahal di fase ini penanganan akan jauh lebih efektif.

Cidera pada ginjal

Berdampaknya ginjal akibat aktivitas fisik yang ekstrem atau kecelakaan bisa menyebabkan perdarahan yang terlihat jelas dalam urine.

Efek samping obat-obatan tertentu

Beberapa jenis obat, seperti siklofosfamid yang digunakan dalam terapi kanker atau antibiotik tertentu seperti penisilin, diketahui bisa menyebabkan perubahan warna urin menjadi kemerahan. 

Selain itu, konsumsi obat pengencer darah seperti heparin atau aspirin juga bisa memicu keluarnya darah saat buang air kecil.

Faktor Risiko

Kondisi urine berwarna kemerahan dapat dialami oleh siapa pun, termasuk kalangan anak-anak maupun remaja. Beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya gangguan ini antara lain:

Faktor usia

Pria yang telah memasuki usia di atas 50 tahun lebih berisiko mengalami urine berdarah akibat pembesaran pada prostat yang kerap terjadi seiring bertambahnya usia.

Infeksi

Anak-anak bisa saja mengalami urine berdarah karena adanya peradangan pada ginjal, yang biasanya muncul setelah tubuh terinfeksi virus atau bakteri tertentu.

Riwayat keluarga

Jika terdapat anggota keluarga yang memiliki gangguan pada ginjal atau pernah mengalami batu ginjal, maka kemungkinan seseorang mengalami kondisi serupa akan lebih besar.

Penggunaan obat-obatan tertentu

Beberapa jenis obat, seperti aspirin, pereda nyeri dari golongan antiinflamasi nonsteroid, atau antibiotik seperti penisilin, dapat meningkatkan potensi terjadinya perdarahan di saluran kemih.

Aktivitas fisik berintensitas tinggi

Mereka yang rutin menjalani olahraga berat, seperti pelari jarak jauh, berisiko mengalami urine berwarna merah.

Kondisi ini sering disebut sebagai hematuria akibat aktivitas fisik, dan tidak terbatas hanya pada pelari, karena siapa pun yang melakukan latihan berat bisa mengalami hal serupa.

Cara Mendeteksi Kencing Merah

Untuk mengetahui penyebab urine berwarna merah, tenaga medis biasanya melakukan serangkaian pemeriksaan, yang mencakup penelusuran riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, analisis urine, dan jika dibutuhkan, uji lanjutan.

Penelusuran riwayat medis

Langkah awal dalam menentukan sumber keluhan adalah dengan mengumpulkan informasi terkait kondisi kesehatan pasien. 

Dokter akan mengajukan pertanyaan seputar gejala yang dirasakan, obat-obatan yang sedang atau pernah dikonsumsi, baik yang diresepkan maupun yang dibeli secara bebas, serta riwayat penyakit yang pernah diderita.

Pemeriksaan fisik

Saat pemeriksaan tubuh dilakukan, biasanya dokter akan mengetuk bagian perut dan punggung pasien guna mengetahui ada tidaknya rasa nyeri, terutama di area ginjal dan kandung kemih.

Selain itu, pemeriksaan dubur secara digital bisa dilakukan pada pasien pria guna mengecek kondisi prostat.

Untuk pasien wanita, akan dilakukan pemeriksaan area panggul guna menelusuri kemungkinan adanya sumber perdarahan yang menyebabkan sel darah merah muncul dalam urine.

Pemeriksaan dubur

Ini adalah prosedur pemeriksaan prostat dan rektum pada pria. Pasien biasanya diminta membungkuk di atas meja atau berbaring miring dengan lutut didekatkan ke dada.

Dokter akan memasukkan jari yang telah memakai sarung tangan dan dilumasi ke dalam rektum untuk merasakan kondisi prostat yang berada tepat di depan rektum tersebut.

Pemeriksaan ini bertujuan mendeteksi adanya pembesaran, peradangan, atau kanker pada prostat.

Pemeriksaan panggul

Pemeriksaan ini dilakukan pada wanita untuk menilai kondisi organ panggul secara visual dan fisik. Wanita diminta berbaring telentang di meja pemeriksaan, dengan kaki diletakkan pada sudut meja atau penyangga.

Dokter akan melihat bagian organ panggul dan memasukkan jari yang dilapisi sarung tangan serta dilumasi ke dalam vagina untuk mencari kemungkinan penyebab munculnya darah pada urine.

Analisis urine

Tes urine dilakukan dengan menggunakan alat dipstick atau mengirim sampel urine ke laboratorium untuk dianalisis lebih lanjut.

Kadang hasil dipstick menunjukkan adanya darah padahal sebenarnya tidak, ini disebut hasil positif palsu. Sebelum mengambil sampel urine, dokter bisa menanyakan kapan terakhir kali wanita mengalami menstruasi.

Pasalnya, darah menstruasi dapat mencemari sampel urine sehingga menimbulkan hasil positif palsu, sehingga tes perlu diulang setelah menstruasi selesai.

Cara Mencegah Kencing Merah

Untuk menghindari kencing merah yang terkait dengan aktivitas fisik berat, cobalah mengurangi tingkat intensitas olahraga yang kamu lakukan.

Secara umum, kencing merah dapat dicegah dengan menjalani gaya hidup sehat yang mendukung kesehatan saluran kemih. Contohnya, jaga asupan cairan dengan meminum sekitar delapan gelas air setiap hari. 

Selain itu, sebisa mungkin hindari kebiasaan merokok karena dapat meningkatkan risiko kanker pada saluran kemih.

Pengobatan Kencing Merah

Jika kamu menemukan adanya darah dalam urine, jangan abaikan kondisi ini. Sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika darah muncul dalam urine atau jika kamu mengalami gejala lain yang berkaitan dengan kencing merah.

Penanganan kencing merah bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Biasanya, kencing merah akibat olahraga berat tidak memerlukan pengobatan khusus selain menyesuaikan rutinitas olahraga.

Bagi yang mengalami kencing merah karena konsumsi obat tertentu, kondisi akan membaik setelah menghentikan penggunaan obat yang menimbulkan masalah tersebut.

Infeksi biasanya dapat diatasi dengan antibiotik. 

Namun, pengobatan untuk penyebab lain mungkin lebih rumit, seperti:

Batu ginjal

Batu kecil mungkin bisa keluar dari saluran kemih dengan banyak minum air. Namun, batu berukuran besar biasanya perlu penanganan operasi atau lithotripsy, yaitu prosedur pemecahan batu.

Tumor di kandung kemih atau ginjal

Pengobatan disesuaikan berdasarkan tipe kanker, stadium penyebarannya, usia pasien, kondisi kesehatan secara umum, serta preferensi pribadi.

Pilihan terapi utama meliputi operasi, kemoterapi, radiasi, dan imunoterapi yang bertujuan meningkatkan kemampuan sistem imun melawan kanker.

Glomerulonefritis

Pengobatan untuk glomerulonefritis bisa meliputi penggunaan antibiotik untuk menangani infeksi, diuretik yang membantu meningkatkan produksi urine, obat untuk mengendalikan tekanan darah tinggi, serta perubahan diet guna mengurangi beban kerja ginjal.

Namun, anak-anak yang mengalami glomerulonefritis akibat infeksi bakteri streptokokus umumnya dapat pulih setelah mengonsumsi antibiotik tanpa memerlukan pengobatan tambahan.

Jika glomerulonefritis disebabkan oleh gangguan autoimun seperti lupus, dokter biasanya meresepkan obat untuk menekan aktivitas sistem kekebalan tubuh.

Gangguan pendarahan

Penanganan gangguan pendarahan disesuaikan dengan jenisnya. Pasien hemofilia dapat menerima terapi berupa infus faktor pembekuan atau transfusi plasma beku segar, yang berfungsi untuk menggantikan faktor pembekuan yang hilang.

Sebagai penutup, waspadai gejala kencing merah sebagai tanda masalah kesehatan penting dan segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan tepat dan cepat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index