Sembako

Fluktuasi Harga Sembako di Jawa Timur: Waspadai Kenaikan Cabai dan Daging

Fluktuasi Harga Sembako di Jawa Timur: Waspadai Kenaikan Cabai dan Daging
Fluktuasi Harga Sembako di Jawa Timur: Waspadai Kenaikan Cabai dan Daging

JAKARTA - Perubahan harga bahan pokok di pasar selalu menjadi perhatian masyarakat, terutama mereka yang bertanggung jawab mengelola kebutuhan rumah tangga harian. Di Jawa Timur, tren harga sembako menunjukkan dinamika yang perlu dicermati. Beberapa komoditas mengalami kenaikan signifikan, sementara lainnya cenderung stabil, bahkan menurun. Di antara yang mengalami lonjakan harga, cabai dan daging sapi menjadi sorotan utama.

Mengetahui pergerakan harga sembako bukan hanya relevan bagi pedagang dan pelaku bisnis, tetapi juga sangat penting bagi masyarakat umum. Sebab, perubahan harga bahan pokok secara langsung akan memengaruhi pengeluaran rumah tangga, terutama di tengah situasi ekonomi yang masih penuh ketidakpastian.

Sembako, yang merupakan singkatan dari sembilan bahan pokok, mencakup kebutuhan dasar masyarakat untuk konsumsi harian dan pemenuhan gizi. Sembilan komoditas utama tersebut terdiri dari beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan ayam, telur, susu, bawang merah dan putih, gas elpiji dan minyak tanah, serta garam. Selain itu, komoditas seperti cabai juga memegang peranan penting dalam konsumsi rumah tangga Indonesia dan sangat sensitif terhadap perubahan harga.

Kenaikan Harga Cabai dan Daging Sapi

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur, sejumlah komoditas mengalami kenaikan harga yang cukup mencolok. Cabai merah keriting tercatat naik sebesar Rp437 atau 1,31 persen menjadi Rp33.827 per kilogram. Sementara itu, cabai merah besar naik Rp633 (2,08 persen) menjadi Rp31.104 per kilogram, dan cabai rawit merah naik Rp472 (0,77 persen) menjadi Rp61.728 per kilogram.

Daging sapi paha belakang juga mengalami kenaikan sebesar Rp532 atau 0,45 persen menjadi Rp119.270 per kilogram. Sebaliknya, harga daging ayam kampung justru turun sebesar Rp342 atau 0,50 persen menjadi Rp67.667 per kilogram.

Harga-harga lain seperti beras, minyak goreng, gula, dan telur cenderung stabil, meski tidak menutup kemungkinan akan mengalami fluktuasi dalam waktu dekat seiring dengan dinamika distribusi dan pasokan.

Rincian Harga Bahan Pokok di Jawa Timur

Berikut adalah daftar lengkap harga sembako di Jawa Timur yang dihimpun dari data resmi:

Beras Premium: Rp14.922/kg

Beras Medium: Rp12.787/kg

Gula Kristal Putih: Rp16.689/kg

Minyak Goreng Curah: Rp18.419/liter

Minyak Goreng Kemasan Premium: Rp20.083/liter

Minyak Goreng Kemasan Sederhana: Rp17.360/liter

Minyak Goreng Minyakita: Rp16.488/liter

Daging Sapi Paha Belakang: Rp119.270/kg

Daging Ayam Ras: Rp31.794/kg

Daging Ayam Kampung: Rp67.667/kg

Telur Ayam Ras: Rp27.047/kg

Telur Ayam Kampung: Rp46.321/kg

Susu Kental Manis Bendera: Rp12.543 (370 gr)

Susu Kental Manis Indomilk: Rp12.412 (370 gr)

Susu Bubuk Bendera: Rp41.744 (400 gr)

Susu Bubuk Indomilk: Rp40.865 (400 gr)

Garam Bata: Rp1.462/kg

Garam Halus: Rp9.541/kg

Cabai Merah Keriting: Rp33.827/kg

Cabai Merah Besar: Rp31.104/kg

Cabai Rawit Merah: Rp61.728/kg

Bawang Merah: Rp37.372/kg

Bawang Putih: Rp30.774/kg

Gas Elpiji: Rp19.619/tabung

Harga-harga tersebut merupakan harga rata-rata di pasar-pasar yang ada di Jawa Timur dan dapat berbeda di tiap wilayah sesuai kondisi lokal masing-masing pasar.

Faktor Penyebab Perubahan Harga

Naik turunnya harga sembako dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Permintaan dan penawaran menjadi faktor utama. Ketika permintaan tinggi namun pasokan terbatas, maka harga cenderung naik. Demikian juga sebaliknya, jika pasokan melimpah sementara permintaan menurun, harga akan terkoreksi turun.

Selain itu, faktor cuaca juga memainkan peran besar. Musim hujan atau kekeringan ekstrem bisa menghambat hasil panen dan distribusi produk, terutama bahan pangan segar seperti cabai dan sayuran. Ketika cuaca buruk melanda daerah sentra produksi, maka harga komoditas dari wilayah tersebut ikut melonjak.

Kebijakan pemerintah juga mempengaruhi. Misalnya, pengaturan pajak, subsidi, atau kebijakan impor dan ekspor bisa berdampak langsung pada harga pasar. Penyesuaian harga BBM, tarif logistik, dan biaya distribusi lainnya juga memberikan kontribusi signifikan.

Faktor lain seperti fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memengaruhi harga bahan pokok yang diimpor. Jika rupiah melemah, maka harga barang impor otomatis naik. Inflasi yang tinggi dan kondisi ekonomi nasional yang kurang stabil turut memperkeruh situasi harga bahan pokok.

Distribusi logistik juga berperan. Kemacetan, pemogokan buruh, keterbatasan infrastruktur, dan hambatan lainnya bisa menyebabkan pasokan tidak lancar hingga terjadi lonjakan harga di tingkat konsumen.

Mengelola Pengeluaran Rumah Tangga

Dengan perubahan harga sembako yang tak menentu, konsumen diharapkan lebih cermat dan strategis dalam berbelanja. Membandingkan harga antar pasar, memprioritaskan pembelian barang pokok, serta mencari promo atau diskon dapat menjadi langkah efisien untuk menghemat pengeluaran harian.

Diperlukan pula peran aktif pemerintah daerah dan pusat untuk terus memantau, mengendalikan distribusi, dan menjaga stabilitas harga bahan pokok agar tetap terjangkau, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Masyarakat juga didorong untuk lebih peka terhadap informasi harga dari sumber resmi seperti Siskaperbapo agar tidak terjebak pada spekulasi harga dan bisa merencanakan belanja dengan lebih bijak.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index