JAKARTA - PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA), perusahaan gas industri yang dikenal karena produk asetilennya yang digunakan di berbagai sektor manufaktur dan konstruksi, kini mengalihkan fokus ke Kalimantan Timur. Daerah ini menawarkan peluang menjanjikan berkat angka pertumbuhan ekonominya yang mencapai 4,08 persen pada kuartal pertama 2025—indikasi kuat bahwa industri dan infrastruktur lokal sedang memasuki fase ekspansi.
SBMA selama ini telah membangun reputasi di pasar domestik—pasokan gas asetilennya digunakan untuk pengelasan, pemotongan logam, hingga proses industri berat lainnya. Namun perubahan lanskap ekonomi daerah menuntut perusahaan untuk tidak hanya mempertahankan posisi, tetapi juga mengikuti jejak pertumbuhan yang terjadi di daerah-daerah berkembang. Kalimantan Timur menjadi target strategis karena keberadaan sektor energi dan pertambangan yang terus berkembang; proyek infrastruktur juga semakin intensif.
Kenaikan PDB Kaltim sebesar 4,08 persen pada tiga bulan pertama tahun ini menjadi data penting dalam pertimbangan SBMA. Data tersebut menunjukkan bahwa daerah ini masuk dalam fase pertumbuhan infrastruktur dan investasi. Ekonomi yang tumbuh memberi insentif bagi kebutuhan gas industri—baik untuk kebutuhan manufaktur, kegiatan perbaikan aset, hingga pemenuhan infrastruktur kelistrikan dan pipeline.
- Baca Juga Megawati Ukir Sejarah di Liga Voli Turki
SBMA melihat dua peluang utama. Pertama, pertumbuhan kegiatan tambang dan kilang migas di Kaltim memacu kebutuhan pelengkap seperti jasa pengelasan dan pemeliharaan aset. Produk gas asetilen SBMA sesuai untuk proses-proses serupa. Kedua, program munculnya lapangan industri dan pabrik baru, seiring pengendalian wilayah yang siap bertransformasi menjadi pusat manufaktur skala besar dan logistik, juga membuat kebutuhan gas industri meningkat signifikan.
Saat ini, SBMA tengah memetakan area potensial di Kaltim. Rencana tersebut mencakup pengaktifan distributor lokal, pelengkapan jaringan supply chain, serta penyiapan cadangan stok di gudang wilayah, untuk memastikan efisiensi distribusi dan waktu respons cepat. Langkah ini juga mendukung upaya pelayanan pelanggan yang lebih baik—serta penyerapan pangsa pasar yang potensial.
Sementara itu, SBMA juga mempertimbangkan peluang kerja sama dengan perusahaan energi dan kontraktor lokal. Keterlibatan dalam proyek-proyek besar—seperti pembangunan kilang, renovasi pabrik, dan proyek infrastruktur publik—bakal semakin mendongkrak permintaan. Oleh karena itu, perusahaan membuka ruang bagi kolaborasi lewat model supply & service yang bisa membantu pelanggan meringankan beban biaya logistik dan operasional.
Strategi usaha lokal ini juga memenuhi prinsip de-risking dan diversifikasi SBMA. Selama ini basis operasi perusahaan lebih terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Sumatera. Ekspansi ke Kaltim berarti memperluas jangkauan wilayah operasi, sekaligus memperkuat posisi di segmen energi yang memiliki karakteristik konsumsi tinggi.
Meski optimisme kuat, Kaltim hadirkan tantangan tersendiri. Jarak logistik yang cukup jauh memerlukan infrastruktur distribusi yang solid; inilah alasan SBMA tengah menyiapkan gudang wilayah untuk menjawab tantangan distribusi. Selain itu, regulasi lokal juga menjadi faktor penting dalam melancarkan ekspansi; perusahaan perlu memastikan perizinan, sertifikasi standar produk, serta kepatuhan terhadap aspek safety dan lingkungan di tengah komunitas setempat.
Selaras dengan program ekspansi, SBMA juga melakukan investasi non-material berupa pelatihan teknis bagi distributor dan mitra lokal. Pelatihan mencakup penggunaan produk secara aman, penanganan teknis, dan kesiapan dukungan teknis lapangan. Hal ini bukan hanya untuk menjaga kualitas layanan, tetapi juga menjalin hubungan jangka panjang dengan stakeholder lokal.
Sementara itu, pertumbuhan infrastruktur Kaltim juga membuka peluang ujicoba produk gas SBMA di infrastruktur lokal. Misalnya, perusahaan dapat menyediakan paket gas dan training usage khusus kepada kontraktor yang mengerjakan proyek publik dan swasta. Potensi produk baru seperti paket mobile cutting/lance bisa menjadi aset unggulan dalam skenario ekspansi.
Agar strategi ekspansi berjalan mulus, SBMA juga perlu bersinergi dengan pihak pemerintah daerah. Dukungan ini bisa berupa akses lebih cepat ke lokasi proyek, insentif pajak, atau kerjasama sosialisasi keselamatan bagi pekerja industri lokal. Dukungan pemerintah daerah dapat mempercepat proses adopsi produk oleh sektor publik maupun swasta.
Secara likuiditas, pertumbuhan pasar Kaltim ini juga menjadi angin segar bagi SBMA dari sudut pendapatan dan profitabilitas. Kenaikan pangsa pasar dan penyerapan SG&A (selling, general & admin) yang terkendali akan memperkuat posisi keuangan perusahaan. Untuk itu, SBMA menyiapkan strategi re-evaluasi harga dan efisiensi operasional agar dapat menawarkan harga kompetitif di tengah tingginya permintaan.
Secara ringkas, keputusan SBMA untuk membidik Kalimantan Timur bukan hanya reaktif terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang untuk memperluas jaringan, diversifikasi pasar, serta memperkuat posisi di industri gas nasional. Ekspansi ini menawarkan potensi besar jika diikuti persiapan matang mulai dari distribusi hingga engagement lokal. Jika dijalankan dengan tepat, ini bisa menjadi titik tolak SBMA untuk transformasi dari pemain regional menjadi perusahaan gas industri dengan cakupan nasional yang kuat.
Dengan demikian, peluang di Kaltim harus dijalankan dengan integrasi strategi operasional, relasi lokal, dan kesiapan teknis. Pertumbuhan daerah ini bisa menjadi fondasi yang mengokohkan posisi SBMA di level nasional, sekaligus menjadi momentum baru dalam sejarah ekspansi perusahaan.