BPJS

Skrining BPJS Kini Lebih Mudah

Skrining BPJS Kini Lebih Mudah
Skrining BPJS Kini Lebih Mudah

JAKARTA - Kemajuan teknologi di sektor kesehatan kian memberikan kemudahan bagi masyarakat. Salah satu inovasi penting yang kini diwajibkan bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah skrining kesehatan BPJS. Program ini menjadi instrumen penting dalam upaya pencegahan penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, jantung, dan kanker. Dengan akses yang mudah melalui gawai, peserta kini tidak perlu lagi menunggu gejala datang untuk mulai peduli dengan kondisi kesehatannya.

Skrining BPJS bukan hanya prosedur administratif, melainkan bagian dari strategi nasional dalam menciptakan sistem pelayanan kesehatan yang berbasis pencegahan. Peserta JKN yang telah berusia 15 tahun ke atas kini diwajibkan mengikuti proses skrining ini minimal satu kali dalam setahun, sesuai amanat regulasi yang telah ditetapkan. Tujuannya jelas: menghindari keterlambatan diagnosis dan meminimalisir risiko komplikasi yang bisa berdampak fatal.

Salah satu keunggulan utama program ini adalah fleksibilitasnya. Peserta dapat memilih metode pelaksanaan sesuai dengan kenyamanan dan aksesibilitas masing-masing. Untuk pengguna internet, skrining dapat dilakukan melalui laman resmi skrining BPJS. Cukup dengan memasukkan NIK atau nomor kartu BPJS, tanggal lahir, dan menjawab beberapa pertanyaan seputar kebiasaan hidup serta riwayat kesehatan, peserta akan mendapatkan hasil skrining dalam bentuk file PDF yang bisa diunduh dan dicetak.

Tak hanya lewat laman daring, aplikasi Mobile JKN juga menyediakan menu khusus untuk melakukan skrining riwayat kesehatan. Antarmuka yang ramah pengguna memudahkan siapa pun untuk mengisi kuisioner digital dan mendapatkan rekomendasi medis berdasarkan hasil penilaian risiko.

Bagi mereka yang terbiasa berinteraksi melalui aplikasi pesan instan, layanan chatbot CHIKA juga hadir di platform WhatsApp, Telegram, hingga Facebook Messenger. Cukup memilih opsi “Skrining Kesehatan”, sistem akan langsung mengarahkan pengguna ke laman skrining resmi.

Namun bagi sebagian masyarakat yang mungkin belum familier dengan teknologi atau tidak memiliki akses internet, skrining tetap dapat dilakukan secara langsung di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), seperti puskesmas atau klinik yang bekerja sama dengan BPJS. Petugas akan membantu proses pengisian kuisioner secara manual dengan tetap mengacu pada standar yang ditetapkan.

Formulir hasil skrining memuat penilaian risiko peserta: rendah, sedang, atau tinggi. Selain itu, data seperti berat dan tinggi badan, kebiasaan merokok, pola makan, aktivitas fisik, hingga riwayat keluarga juga dicatat. Rekomendasi medis pun akan disesuaikan dengan hasil tersebut, menjadi rujukan penting bagi peserta dalam menjaga atau meningkatkan kesehatannya.

Mengapa skrining ini menjadi sangat penting? Saat ini, angka kejadian penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi dan diabetes terus meningkat, seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat. Skrining menjadi alat deteksi dini agar penyakit ini bisa ditangani sejak awal, sebelum berkembang menjadi kondisi kronis yang membebani sistem kesehatan dan menurunkan kualitas hidup.

Pemerintah melalui BPJS Kesehatan juga menekankan bahwa skrining ini bersifat gratis bagi seluruh peserta JKN aktif. Tak ada pungutan biaya, dan hasilnya langsung dapat digunakan sebagai dasar untuk mendapatkan layanan kesehatan lanjutan di fasilitas yang ditunjuk.

Selain itu, skrining BPJS juga mendukung upaya digitalisasi layanan publik di sektor kesehatan. Data hasil skrining yang tersimpan secara digital memudahkan proses monitoring kesehatan masyarakat secara nasional. Hal ini menjadi bukti komitmen pemerintah terhadap transformasi sistem kesehatan yang lebih adaptif, efisien, dan terintegrasi.

Bagi masyarakat yang ingin memeriksa status kepesertaan dan kelayakan menerima layanan, dapat mengecek melalui laman cekbansos.kemensos.go.id atau melalui Aplikasi Cek Bansos milik Kemensos. Cukup masukkan data identitas dan wilayah domisili, informasi terkait bantuan atau status keaktifan BPJS akan langsung muncul.

Sejumlah pertanyaan umum juga sering muncul terkait skrining ini. Apakah skrining bersifat wajib? Ya, khususnya bagi peserta usia 15 tahun ke atas. Berapa kali harus dilakukan? Setidaknya satu kali dalam setahun. Bagaimana jika hasilnya menunjukkan risiko tinggi? Peserta disarankan segera menghubungi FKTP atau puskesmas untuk mendapatkan tindak lanjut medis.

Langkah melakukan skrining juga cukup sederhana. Pertama, siapkan KTP dan kartu BPJS. Kedua, pilih metode skrining: melalui web, aplikasi Mobile JKN, chatbot CHIKA, atau langsung ke FKTP. Ketiga, isi kuisioner dengan jujur. Terakhir, simpan dan cetak hasilnya sebagai arsip atau referensi kunjungan ke dokter.

Skrining ini memberikan manfaat berlapis. Selain mendeteksi dini risiko penyakit, juga membantu meningkatkan kesadaran hidup sehat, memperkuat sistem rujukan, serta mendukung penyusunan rencana kesehatan jangka panjang peserta. Jika risiko yang teridentifikasi tergolong rendah, artinya pola hidup Anda sudah cukup baik. Namun jika hasil menunjukkan risiko sedang hingga tinggi, maka itulah saatnya untuk mulai melakukan perubahan gaya hidup atau berkonsultasi lebih lanjut dengan tenaga kesehatan.

Secara keseluruhan, skrining BPJS menjadi wujud nyata dari arah baru sistem kesehatan Indonesia yang menitikberatkan pada pencegahan, bukan sekadar pengobatan. Kini, menjaga kesehatan tak lagi rumit atau mahal—cukup dengan ponsel di tangan, Anda bisa memulai langkah kecil untuk masa depan yang lebih sehat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index