Kereta Api

Tiga Stasiun Kereta Api Terapkan Sistem Pindai Wajah

Tiga Stasiun Kereta Api Terapkan Sistem Pindai Wajah
Tiga Stasiun Kereta Api Terapkan Sistem Pindai Wajah

JAKARTA - Transformasi digital dalam layanan transportasi terus menunjukkan kemajuan signifikan, kali ini dengan diterapkannya teknologi pengenalan wajah di tiga stasiun utama di Indonesia. PT KA Manajemen Properti (KAI Properti) menghadirkan sistem face recognition untuk mempercepat proses masuk penumpang tanpa perlu mencetak tiket fisik.

Teknologi ini kini tersedia di Stasiun Cirebon Prujakan, Stasiun Tugu Yogyakarta, dan Stasiun Surabaya Pasar Turi. Ketiga stasiun tersebut menjadi percontohan penerapan digitalisasi pelayanan berbasis biometrik dalam sistem transportasi kereta api.

Plt Sekretaris Perusahaan KAI Properti, Ramdhani Subagja, menjelaskan bahwa inovasi ini merupakan bagian dari langkah strategis dalam mendorong digitalisasi layanan publik yang lebih efisien, nyaman, dan ramah lingkungan.

“Kami terus mendorong hadirnya sistem dan infrastruktur berbasis teknologi. Face recognition adalah bentuk kontribusi kami untuk mendukung operasional yang makin modern,” kata Ramdhani.

Penerapan teknologi ini memberikan berbagai keuntungan. Penumpang yang sebelumnya harus mencetak tiket kini hanya perlu melakukan pemindaian wajah di e-gate. Sistem secara otomatis akan memverifikasi data dan membuka akses ke area peron, menghemat waktu serta mengurangi antrean.

Untuk menggunakan layanan ini, penumpang terlebih dahulu diwajibkan melakukan registrasi melalui aplikasi Access by KAI. Setelah itu, wajah yang telah terekam dalam sistem akan dikenali secara otomatis oleh e-gate di stasiun yang telah menerapkan teknologi ini. Sistem akan mencocokkan identitas digital dengan data pemesanan tiket dan memberikan akses masuk tanpa perlu menunjuk atau menyerahkan tiket fisik apa pun.

Langkah ini tidak hanya memberikan kemudahan bagi penumpang, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional. Dengan berkurangnya kebutuhan pencetakan tiket fisik, perusahaan juga turut mendukung upaya pengurangan limbah kertas dan mengarah pada sistem transportasi yang lebih berkelanjutan.

Subagja menambahkan bahwa pengembangan sistem ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang perusahaan dalam menghadirkan transportasi publik yang modern dan berbasis digital. Menurutnya, penerapan teknologi seperti face recognition menjadi jawaban atas kebutuhan pelayanan yang cepat dan aman di era mobilitas tinggi.

“Inisiatif ini sejalan dengan komitmen kami menciptakan transportasi publik yang modern, ramah lingkungan, dan berbasis digital untuk menunjang kenyamanan serta efisiensi dalam pelayanan kepada masyarakat,” tambahnya.

Penerapan sistem ini juga menjadi bagian dari penguatan layanan digital yang sudah diinisiasi oleh KAI Properti dalam beberapa tahun terakhir. Digitalisasi menjadi fokus utama perusahaan untuk memberikan pengalaman perjalanan yang seamless bagi penumpang kereta api di Indonesia.

Selain menghadirkan sistem pengenalan wajah, KAI Properti juga terus memperkuat lini bisnis lainnya yang mendukung kenyamanan penumpang, seperti pengelolaan area komersial stasiun, perparkiran, serta fasilitas penunjang lainnya.

Seiring dengan peluncuran teknologi ini, perusahaan juga mencatat kinerja keuangan positif. Pada semester pertama 2025, pendapatan KAI Properti tercatat meningkat sebesar 30,79% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini mencerminkan respon positif dari pasar terhadap inovasi layanan yang diterapkan perusahaan.

Digitalisasi yang dilakukan KAI Properti juga turut memperkuat ekosistem transportasi terintegrasi berbasis teknologi. Ke depan, perusahaan menargetkan perluasan layanan face recognition ke lebih banyak stasiun kereta api di berbagai wilayah, guna memperluas jangkauan layanan modern ini bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Inovasi ini menjadi bagian penting dari transformasi sektor transportasi yang tidak hanya fokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga pada pengalaman pengguna. Dengan teknologi face recognition, proses boarding menjadi lebih cepat, minim kontak fisik, dan jauh lebih nyaman, sejalan dengan kebutuhan gaya hidup masyarakat urban saat ini.

Bagi para penumpang, kehadiran sistem ini tentu memberikan kenyamanan baru. Tidak perlu lagi khawatir kehilangan tiket cetak atau mengantre panjang untuk masuk ke peron. Cukup hadir di stasiun, arahkan wajah ke e-gate, dan sistem akan melakukan seleksi otomatis berdasarkan data yang telah direkam sebelumnya.

Dengan berbagai manfaat tersebut, integrasi teknologi pengenalan wajah di stasiun kereta api menjadi salah satu tonggak penting dalam perjalanan transformasi digital transportasi publik di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa sektor transportasi tidak lagi sekadar soal perpindahan fisik, tetapi juga menyangkut kecepatan layanan, efisiensi waktu, dan pengalaman pelanggan yang optimal.

KAI Properti mengajak masyarakat untuk mulai mencoba sistem ini demi kenyamanan perjalanan yang lebih baik. Dalam waktu dekat, pengguna kereta api akan semakin terbiasa dengan sistem tanpa tiket fisik sebagai standar baru dalam bepergian.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index