BNI

Petrosea Dapatkan Pinjaman BNI untuk Perkuat Bisnis

Petrosea Dapatkan Pinjaman BNI untuk Perkuat Bisnis
Petrosea Dapatkan Pinjaman BNI untuk Perkuat Bisnis

JAKARTA - Dalam upaya memperkuat struktur pendanaan dan meningkatkan kapasitas operasionalnya, PT Petrosea Tbk (PTRO) resmi menjalin kerja sama strategis dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk melalui perolehan fasilitas pinjaman senilai US$135 juta atau setara dengan Rp2,19 triliun. Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa perusahaan tambang ini terus bergerak adaptif dan proaktif dalam menjaga keberlangsungan bisnis serta daya saingnya di tengah tantangan industri yang dinamis.

Alih-alih bergantung pada arus kas operasional semata atau penerbitan instrumen utang di pasar modal, Petrosea memilih jalur kemitraan dengan perbankan nasional sebagai solusi pembiayaan yang fleksibel dan strategis. Pinjaman yang diterima ini dikemas dalam bentuk Perjanjian Fasilitas Berjangka Senior, menandai kepercayaan penuh BNI terhadap fundamental dan prospek bisnis jangka panjang Petrosea.

Sekretaris Perusahaan Petrosea, Anto Broto, menjelaskan bahwa dana pinjaman yang diperoleh akan diarahkan untuk pembiayaan belanja modal (capital expenditure) serta mendukung komponen operasional dari seluruh lini bisnis perseroan. Ini menunjukkan bahwa Petrosea tak sekadar ingin bertahan di tengah persaingan, tetapi juga berambisi tumbuh lebih agresif melalui investasi pada infrastruktur, peralatan, serta inovasi layanan di sektor pertambangan dan energi.

"Fasilitas pinjaman yang diterima perseroan akan digunakan untuk tujuan umum perusahaan termasuk untuk pembiayaan belanja modal (capital expenditure) dan komponen operasional seluruh bisnis perseroan," ungkap Anto Broto dalam keterbukaan informasi publik.

Pendanaan ini diyakini akan berkontribusi positif terhadap operasional harian perusahaan maupun secara keseluruhan terhadap fundamental bisnis. Ketersediaan dana tunai tambahan dari mitra perbankan besar seperti BNI memberikan fleksibilitas tinggi bagi Petrosea dalam mengelola ekspansi maupun manuver korporasi jangka pendek dan panjang.

“Penandatanganan perjanjian fasilitas ini tidak memberikan dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perseroan,” lanjut Anto.

Langkah pendanaan ini juga menjadi bagian dari rangkaian strategi Petrosea yang lebih besar dalam mempersiapkan diri menghadapi transformasi industri. Di tengah meningkatnya permintaan terhadap jasa pertambangan yang lebih efisien dan berkelanjutan, perseroan terlihat semakin aktif dalam membangun portofolio kontrak dan proyek-proyek bernilai besar.

Beberapa waktu sebelumnya, Petrosea mencatatkan perolehan kontrak jasa pertambangan senilai Rp3,5 triliun. Di sisi lain, terdapat pula pencapaian kontrak jumbo senilai Rp4,03 triliun, yang menandakan bahwa permintaan terhadap jasa dan solusi yang ditawarkan perusahaan tetap tinggi. Pendanaan dari BNI akan memperkuat kapasitas perusahaan dalam mengeksekusi kontrak-kontrak besar tersebut secara optimal, tepat waktu, dan dengan kualitas layanan yang sesuai dengan standar industri global.

Dari sisi industri, kerja sama strategis ini juga merefleksikan sinyal positif terhadap peran lembaga perbankan dalam mendukung pembiayaan sektor riil, khususnya sektor pertambangan yang sangat padat modal. Langkah BNI untuk menggelontorkan dana hingga triliunan rupiah kepada Petrosea menegaskan bahwa sektor ini masih memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan jika dikelola secara profesional dan berorientasi pada efisiensi.

Tidak dapat dimungkiri, sektor pertambangan masih menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia dalam hal kontribusi terhadap ekspor, penerimaan negara, hingga penciptaan lapangan kerja. Oleh karenanya, dukungan perbankan terhadap pelaku industri tambang seperti Petrosea menjadi penting, terutama dalam menjaga keberlangsungan operasional serta kesinambungan proyek-proyek nasional yang turut menggerakkan perekonomian daerah.

Kerja sama ini juga membuka ruang kolaborasi yang lebih luas antara sektor keuangan dan sektor energi serta tambang. Tak hanya soal penyaluran dana, sinergi antar-BUMN dan entitas strategis nasional lainnya berpotensi membentuk ekosistem pembiayaan yang sehat, efisien, dan produktif dalam jangka panjang.

Dari sisi internal Petrosea, pembiayaan ini tentu akan menjadi amunisi tambahan dalam mendukung realisasi rencana strategis jangka menengah dan panjang. Di tengah iklim bisnis yang menuntut efisiensi, keberlanjutan, serta penerapan teknologi tinggi, perusahaan dituntut memiliki likuiditas yang cukup untuk membiayai inovasi dan peremajaan alat berat serta investasi pada transformasi digital operasionalnya.

Dengan perolehan fasilitas pinjaman ini, Petrosea semakin menunjukkan kematangan strategi keuangan perusahaan yang tidak hanya mengandalkan pendapatan dari kontrak operasional, tetapi juga kemampuan mengelola akses pembiayaan dari lembaga keuangan besar. Ini menjadi bukti bahwa manajemen perusahaan memiliki rekam jejak kredibilitas tinggi dan governance yang kuat di mata institusi keuangan.

Ke depan, langkah seperti ini juga bisa menjadi rujukan bagi perusahaan tambang lainnya dalam mengembangkan strategi pembiayaan nonkonvensional. Tidak semua ekspansi atau investasi perlu dibayar tunai dengan modal internal. Dengan membangun reputasi positif dan menjaga tata kelola yang sehat, perusahaan bisa menjalin kemitraan strategis yang saling menguntungkan dengan lembaga keuangan nasional maupun internasional.

Secara keseluruhan, fasilitas pinjaman senilai Rp2,19 triliun dari BNI kepada Petrosea bukan sekadar transaksi keuangan biasa, melainkan bagian dari strategi besar perusahaan untuk memperkuat daya saing, efisiensi operasional, dan memastikan keberlanjutan usaha di tengah tantangan industri pertambangan yang semakin kompleks. Kolaborasi ini patut dilihat sebagai sinyal optimisme dan kesiapan Petrosea menyongsong masa depan yang lebih kuat dan terarah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index