JAKARTA - Dinamika harga kebutuhan pokok masyarakat Jawa Timur kembali menunjukkan pergerakan pada Jumat, 25 Juli 2025. Di antara banyak komoditas yang mengalami perubahan, lonjakan harga bawang merah menjadi salah satu perhatian utama masyarakat dan pelaku pasar. Sementara itu, beberapa komoditas lain seperti cabai keriting menunjukkan kenaikan tipis, sedangkan harga cabai rawit merah dan daging ayam kampung justru menurun.
Kondisi ini menegaskan pentingnya pemantauan harian terhadap harga sembako. Mengingat bahan pangan adalah kebutuhan dasar setiap keluarga, fluktuasi harga sekecil apa pun dapat berdampak langsung terhadap pengeluaran rumah tangga, terutama bagi masyarakat berpenghasilan tetap.
Update Harga Sembako Hari Ini
- Baca Juga BSI Maslahat Peduli Santri
Mengacu pada data dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur per Jumat pukul 10.47 WIB, berikut adalah rincian harga rata-rata sejumlah komoditas pokok:
Beras Premium: Rp 14.955/kg
Beras Medium: Rp 13.005/kg
Gula Kristal Putih: Rp 16.571/kg
Minyak Goreng Curah: Rp 18.515/kg
Minyak Goreng Kemasan Premium: Rp 20.149/liter
Minyak Goreng Kemasan Sederhana: Rp 17.413/liter
Minyak Goreng Minyakita: Rp 16.514/liter
Daging dan telur pun masih berada dalam rentang harga yang fluktuatif:
Daging Sapi Paha Belakang: Rp 118.896/kg
Daging Ayam Ras: Rp 31.434/kg
Daging Ayam Kampung: Rp 67.378/kg (turun Rp 816)
Telur Ayam Ras: Rp 27.190/kg
Telur Ayam Kampung: Rp 46.647/kg
Sementara untuk produk olahan susu:
Susu Kental Manis Bendera: Rp 12.443/370 gr
Susu Kental Manis Indomilk: Rp 12.435/370 gr
Susu Bubuk Bendera: Rp 41.739/400 gr
Susu Bubuk Indomilk: Rp 41.130/400 gr
Garam dan gas elpiji juga termasuk dalam daftar sembako yang terpantau:
Garam Bata: Rp 1.631
Garam Halus: Rp 9.473/kg
Gas Elpiji: Rp 19.676
Komoditas sayuran yang biasa digunakan dalam dapur, seperti cabai dan bawang, memperlihatkan perubahan harga yang lebih signifikan:
Cabai Merah Keriting: Rp 31.043/kg (naik Rp 583)
Cabai Merah Besar: Rp 32.102/kg
Cabai Rawit Merah: Rp 39.556/kg (turun Rp 1.006)
Bawang Merah: Rp 33.227/kg (naik Rp 1.200)
Bawang Putih: Rp 30.889/kg
Lonjakan harga bawang merah sebesar 2,75 persen menjadi yang paling mencolok. Kenaikan ini dapat berdampak pada harga masakan rumah tangga, mengingat bawang merah adalah bahan dasar dalam hampir semua masakan Nusantara.
Faktor Penyebab Kenaikan dan Penurunan Harga
Kenaikan dan penurunan harga sembako di pasar tidak terjadi tanpa sebab. Ada sejumlah faktor yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kondisi ini, di antaranya:
Hukum Permintaan dan Penawaran
Jika permintaan suatu komoditas meningkat sedangkan pasokan tetap atau menurun, maka harga akan terdorong naik. Sebaliknya, saat pasokan lebih banyak dari permintaan, harga cenderung turun.
Cuaca dan Musim
Musim panen atau cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan, dan angin kencang dapat mempengaruhi hasil panen petani. Jika produksi terganggu, pasokan akan turun dan harga naik.
Kebijakan Pemerintah
Kebijakan impor, subsidi, pajak, atau regulasi lain yang berubah dapat langsung berdampak terhadap harga. Misalnya, pembatasan impor bawang putih bisa membuat pasokan menipis dan harga naik.
Biaya Produksi dan Transportasi
Kenaikan harga pupuk, bahan bakar, serta ongkos distribusi akan menambah biaya produksi. Harga barang pun ikut terdongkrak untuk menutupi biaya tersebut.
Kurs Mata Uang
Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga mempengaruhi harga barang-barang impor, termasuk beberapa bahan pokok seperti gula atau kedelai.
Inflasi dan Stabilitas Ekonomi
Inflasi yang tinggi menyebabkan daya beli masyarakat menurun dan harga-harga barang melonjak. Kondisi ekonomi yang tidak stabil memperburuk situasi pasar.
Gangguan Distribusi
Kemacetan, pemogokan sopir, atau gangguan distribusi lain juga bisa menyebabkan keterlambatan pasokan barang di pasar, yang kemudian memicu kenaikan harga.
Perlunya Kebijakan Pengawasan Harga yang Konsisten
Dengan naik-turunnya harga sembako yang nyaris terjadi setiap hari, pemerintah dan otoritas terkait diharapkan terus melakukan pemantauan pasar dan intervensi bila diperlukan. Sistem seperti Siskaperbapo sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi harga yang lebih transparan dan akurat.
Namun, transparansi data saja tidak cukup. Diperlukan strategi konkret dalam menjaga stabilitas pasokan serta efisiensi distribusi agar fluktuasi harga bisa ditekan.
Masyarakat, terutama pelaku usaha mikro dan rumah tangga, menjadi kelompok yang paling terdampak dari perubahan harga bahan pokok. Untuk itu, edukasi mengenai penyimpanan pangan, diversifikasi menu, dan pemanfaatan produk lokal bisa menjadi solusi jangka pendek sambil menunggu perbaikan sistem pasok jangka panjang.