JAKARTA - Di tengah tantangan dunia usaha yang makin kompetitif, hadirnya Rumah BUMN di Yogyakarta menjadi harapan baru bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk bisa tumbuh dan berkembang. Lewat pendekatan pembinaan yang berkelanjutan dan pendampingan intensif, Rumah BUMN tidak hanya menjadi tempat pelatihan, tetapi juga menjadi katalisator yang mendorong pelaku usaha lokal untuk naik kelas.
Berada di jantung aktivitas ekonomi masyarakat, Rumah BUMN memosisikan dirinya sebagai mitra strategis UMKM dalam menghadapi perubahan zaman, khususnya dalam hal digitalisasi dan pemanfaatan teknologi. Inisiatif yang dilakukan tidak sebatas formalitas pelatihan, namun benar-benar menyentuh kebutuhan nyata dari pelaku usaha, mulai dari pemasaran, manajemen keuangan, hingga akses pasar yang lebih luas.
“Kami ingin membersamai teman-teman UMKM agar bisa naik kelas. Mereka diklasifikasikan berdasarkan kesiapan usahanya, lalu diberi pelatihan intensif sesuai kebutuhan. Setiap bulan akan dipantau progresnya,” ujar Lutgardis Thea Prettylia Sari Siregar, CFO Muda Rumah BUMN Jogja.
Langkah strategis ini menjadi bentuk konkret dari komitmen untuk menjadikan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi daerah yang tangguh dan adaptif. Dengan pemetaan yang cermat terhadap kesiapan masing-masing UMKM, pelatihan yang diberikan pun lebih terarah dan berdampak langsung terhadap pengembangan bisnis mereka.
Kehadiran Rumah BUMN sangat terasa manfaatnya, terutama bagi pelaku UMKM yang telah memiliki produk namun masih kesulitan dalam memasarkan hasil usahanya. Tantangan utama seperti ini cukup banyak ditemukan di lapangan, terlebih saat dunia usaha mulai bergerak ke arah digital, sementara sebagian UMKM masih bergantung pada cara-cara konvensional.
“Di era sekarang ini, pemasaran digital sudah tidak bisa dihindari. Saya pribadi adalah contoh pelaku usaha yang sempat terlambat beradaptasi karena terlalu nyaman dengan cara konvensional,” ujar Budi Utomo, Owner Ani Ani Jewellery and Craft.
Pengalaman Budi menggambarkan betapa pentingnya literasi digital bagi UMKM agar tidak tertinggal dalam persaingan. Ketika digitalisasi menjadi sebuah keniscayaan, pelaku usaha harus mampu bertransformasi dan memanfaatkan platform online sebagai media pemasaran utama. Dan di sinilah Rumah BUMN mengambil peran besar melalui pelatihan, seminar, serta program pendampingan yang bersifat langsung dan aplikatif.
“Ini merupakan peluang bagus yang bisa dimanfaatkan teman-teman UMKM untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing mereka,” tambah Budi.
Lebih dari sekadar pusat pelatihan, Rumah BUMN juga membangun kolaborasi lintas sektor untuk memperluas jangkauan UMKM ke pasar yang lebih luas. Salah satu terobosan yang dilakukan adalah menjalin kemitraan dengan sejumlah kafe dan coffee shop yang membuka pintu bagi produk UMKM, khususnya dari sektor kuliner dan minuman tradisional.
“Salah satu UMKM jamu yang kami dampingi kini lebih mudah menjual produknya berkat kerja sama Rumah BUMN dengan berbagai coffee shop, meski kurasi tetap ketat,” ungkap Lutgardis Thea.
Langkah ini menunjukkan bahwa akses pasar bagi UMKM tidak lagi sebatas offline atau event, tapi juga bisa ditempuh melalui pendekatan kemitraan kreatif. Dengan tetap menjaga kualitas produk melalui proses kurasi, kemitraan ini memberikan peluang nyata bagi UMKM untuk menguji pasar dan menyesuaikan diri dengan permintaan konsumen yang dinamis.
Tidak hanya fokus pada aspek pemasaran dan promosi, Rumah BUMN juga menaruh perhatian besar pada peningkatan literasi keuangan UMKM. Banyak pelaku usaha kecil yang belum memahami secara utuh pentingnya pengelolaan keuangan, padahal ini menjadi fondasi utama untuk kelangsungan dan pertumbuhan bisnis.
“Kami juga rutin mengadakan pelatihan soal keuangan, atau yang lebih dikenal dengan literasi keuangan,” tambah Lutgardis.
Dengan dukungan dari BRI, Pegadaian, dan PNM, pelatihan ini mencakup pemahaman tentang modal usaha, tabungan, hingga investasi. Edukasi ini penting untuk memastikan UMKM tidak hanya fokus pada produksi dan penjualan, tetapi juga mampu mengatur keuangan usaha mereka secara sehat dan berkelanjutan.
Melalui rangkaian pelatihan dan pembinaan yang terstruktur, Rumah BUMN berhasil menciptakan ekosistem pembinaan UMKM yang lebih holistik. Di Yogyakarta, model pendekatan seperti ini membuktikan diri sebagai solusi nyata atas berbagai permasalahan klasik yang selama ini dihadapi pelaku UMKM terutama yang berkaitan dengan digitalisasi, akses pasar, dan literasi keuangan.
Bukan hanya mempersiapkan UMKM menghadapi tantangan lokal, Rumah BUMN juga mengarahkan pelaku usaha agar mampu bersaing di tingkat nasional bahkan global. Dengan semangat kolaborasi dan kemitraan yang inklusif, diharapkan lebih banyak UMKM dari Yogyakarta yang bisa menembus pasar lebih luas dan tumbuh secara berkelanjutan.
Inisiatif seperti ini menjadi bukti bahwa upaya pemberdayaan UMKM harus dilakukan secara menyeluruh, dengan pendampingan yang konsisten dan berbasis kebutuhan. Rumah BUMN, melalui pendekatannya yang adaptif dan proaktif, telah menjadi pilar penting dalam transformasi UMKM menuju level yang lebih tinggi.