JAKARTA - Keinginan untuk segera bebas dari cicilan rumah tentu menjadi dambaan banyak pemilik Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Bagi sebagian orang, melunasi KPR lebih awal sebelum jatuh tempo atau masa tenor selesai—terlihat sebagai keputusan keuangan yang cerdas. Namun, di balik keuntungannya, langkah ini ternyata membutuhkan pertimbangan matang.
Praktik pelunasan dini KPR atau yang populer disebut “ngebom” KPR sebenarnya bukan hal baru. Metode ini melibatkan pembayaran sejumlah besar dana secara sekaligus guna melunasi sisa utang pokok, baik dengan tujuan mempersingkat masa tenor maupun mengurangi total bunga yang harus dibayar.
Menurut Arianto Muditomo, seorang pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran, langkah ini bisa menguntungkan secara finansial karena mengurangi beban bunga dan memberikan pemilik rumah kendali penuh atas propertinya. Selain itu, bebas dari cicilan bulanan berarti bisa merasakan ketenangan dan keleluasaan finansial.
- Baca Juga Investor Muda Dominasi Pasar Modal
“Istilah 'ngebom' KPR merujuk pada tindakan membayar sisa pokok pinjaman KPR secara besar sekaligus sebelum jatuh tempo, baik untuk mengurangi tenor maupun mengurangi beban bunga total. Bisa juga diartikan sebagai membayar angsuran lebih besar dari rutin,” ungkap Arianto.
Meskipun terlihat menguntungkan, pelunasan KPR lebih awal tidak selalu menjadi pilihan terbaik untuk semua orang. Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhitungkan secara menyeluruh agar keputusan tersebut tidak justru menimbulkan persoalan keuangan baru. Berikut ini tiga pertimbangan utama sebelum Anda memutuskan untuk mempercepat pelunasan KPR.
1. Biaya Penalti: Jangan Abaikan Hitungan Tambahan
Salah satu hal yang kerap terlewatkan oleh debitur adalah adanya penalti atau denda yang dikenakan oleh bank apabila pelunasan dilakukan sebelum masa tenor selesai. Biaya penalti ini biasanya berkisar antara 1 hingga 2 persen dari sisa utang yang masih berjalan.
“Kesalahan umum termasuk tidak menghitung penalti dengan cermat,” kata Arianto.
Dengan demikian, meski pelunasan awal bisa mengurangi total beban bunga, pastikan Anda menghitung biaya penalti secara teliti. Dalam beberapa kasus, denda tersebut justru menggerus potensi penghematan yang diharapkan.
2. Pertimbangkan Potensi Investasi Lain
Jika Anda memiliki dana tunai dalam jumlah besar, penting untuk mengevaluasi apakah dana tersebut lebih menguntungkan jika digunakan untuk investasi di sektor lain. Pasalnya, memprioritaskan pelunasan KPR bisa berarti mengorbankan peluang memperoleh hasil investasi yang lebih tinggi.
“Apakah uang tersebut lebih bermanfaat jika diputar di instrumen investasi lain?” tanya Arianto.
Misalnya, jika potensi imbal hasil dari investasi di reksa dana, obligasi, atau saham lebih besar daripada bunga KPR yang harus dibayar, mungkin lebih bijak untuk menunda pelunasan dan mengembangkan aset terlebih dahulu.
3. Likuiditas dan Kesiapan Dana Darurat
Pelunasan dini memang bisa membawa rasa lega, tetapi perlu diingat bahwa mengalokasikan dana besar untuk menutup utang KPR juga berisiko mengganggu likuiditas keuangan Anda. Likuiditas sangat penting, apalagi jika ada kebutuhan mendesak yang tak bisa ditunda, seperti biaya pendidikan atau kebutuhan medis.
Perencana keuangan Andy Nugroho turut mengingatkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara pelunasan dan kebutuhan prioritas lainnya.
“Penginnya KPR lunas lebih cepat, tapi ternyata habis itu misalnya uang masuk sekolah anak jadi terbengkalai. Jadi kita kerepotan lagi karena duitnya habis untuk bayar lunasi KPR ini tadi,” jelas Andy.
Langkah pelunasan akan lebih tepat jika dilakukan ketika dana darurat telah tersedia dan kebutuhan jangka pendek lainnya tidak akan terganggu. Jika tidak, justru Anda bisa mengalami stres finansial karena kekurangan dana likuid.
Perlu Rencana Matang Sebelum Ambil Keputusan
Tidak ada keputusan yang benar atau salah dalam hal pelunasan KPR. Semuanya bergantung pada kondisi keuangan, tujuan hidup, dan strategi pengelolaan aset masing-masing individu. Jika Anda merasa nyaman dan yakin bahwa kondisi keuangan cukup stabil untuk melunasi KPR lebih awal, hal itu tentu layak dipertimbangkan.
Namun, jika masih ada kebutuhan besar dalam waktu dekat atau jika dana yang tersedia bisa lebih produktif di tempat lain, maka mempercepat pelunasan bisa ditunda. Konsultasi dengan penasihat keuangan juga menjadi langkah bijak untuk membantu menentukan strategi yang paling tepat.
Sebagai kesimpulan, pelunasan KPR sebelum waktunya memang memberikan banyak keuntungan, termasuk penghematan bunga dan kepemilikan penuh atas rumah. Tapi di sisi lain, ada biaya dan konsekuensi keuangan yang perlu dipikirkan masak-masak. Memahami tiga pertimbangan utama—biaya penalti, peluang investasi, dan likuiditas—bisa membantu Anda membuat keputusan keuangan yang rasional dan tidak terburu-buru.