JAKARTA - Dalam dinamika pasar kripto yang cepat berubah, fluktuasi harga Dogecoin kembali menjadi sorotan. Aset kripto yang identik dengan meme dan komunitas digital ini mencatatkan kenaikan 3,5% dalam 24 jam terakhir, meskipun sebelumnya sempat mengalami tekanan akibat pola death cross sebuah sinyal teknikal yang sering diartikan sebagai indikasi tren bearish.
Harga Dogecoin (DOGE) terbaru tercatat di level Rp 3.346, setelah menyentuh titik terendah harian di Rp 3.205 dan mencapai puncak Rp 3.389. Pergerakan ini terjadi di tengah kondisi pasar yang masih penuh ketidakpastian, terutama karena pengaruh teknikal negatif yang belum sepenuhnya terhapus.
Kapitalisasi pasar Dogecoin saat ini berada di angka Rp 506,32 triliun, dengan volume perdagangan harian yang cukup signifikan yakni Rp 20,08 triliun. Dengan suplai yang beredar mencapai 150,39 miliar DOGE, Dogecoin tetap berada dalam jajaran aset kripto dengan aktivitas pasar yang tinggi dan likuiditas besar.
Reaksi Pasar Usai Pola Death Cross
Pola death cross yang muncul di grafik Dogecoin pada awal bulan ini sempat membuat harga tertekan. Death cross terjadi ketika rata-rata pergerakan harga jangka pendek (misalnya SMA 50) menembus ke bawah rata-rata jangka panjang (misalnya SMA 200). Secara teknikal, ini dianggap sebagai pertanda melemahnya momentum naik dan kemungkinan turunnya harga lebih lanjut.
Namun, data harga terbaru justru menunjukkan bahwa tekanan tersebut mulai teredam. Harga DOGE berhasil bangkit dan menunjukkan sinyal pemulihan moderat, di mana level saat ini telah menembus kembali area di atas support teknikal harian.
Kenaikan 3,5% dalam sehari menjadi indikasi awal bahwa minat beli mulai muncul kembali, meskipun belum bisa dikatakan sebagai pembalikan tren sepenuhnya. Dogecoin kini berada di zona kritis di mana arah harga berikutnya sangat bergantung pada kekuatan akumulasi dan volume transaksi dalam beberapa hari ke depan.
Peran Whale dan Likuiditas Pasar
Salah satu indikator penting yang turut diperhatikan oleh para analis adalah perilaku investor besar atau yang dikenal sebagai whale. Dalam kasus Dogecoin, laporan menunjukkan bahwa akumulasi masih terus terjadi dalam skala besar oleh para whale, yang diyakini berkontribusi terhadap stabilitas harga di tengah tekanan teknikal.
Peran whale dalam menjaga harga agar tetap berada di atas level support sangat krusial, terutama di pasar yang rentan terhadap aksi jual cepat. Akumulasi ini bisa menjadi sinyal bahwa ada kepercayaan jangka menengah terhadap potensi Dogecoin, sekaligus memperbesar peluang terjadinya konsolidasi harga.
Dengan volume perdagangan yang tetap tinggi Rp 20,08 triliun dalam 24 jam terakhir Dogecoin menunjukkan bahwa minat pasar terhadap aset ini belum surut, meskipun faktor teknikalnya belum sepenuhnya pulih dari tekanan bearish.
Posisi Teknis Saat Ini
Dilihat dari posisi harga saat ini, Dogecoin berada sedikit di atas level Simple Moving Average (SMA) 50 dan 200 dalam denominasi dolar AS. Ini merupakan area yang sering digunakan sebagai zona support teknikal.
Apabila harga dapat bertahan di atas level ini, maka ada peluang terbuka bagi terjadinya breakout ke atas. Namun, sebaliknya, jika tekanan jual kembali menguat dan menembus level support tersebut, Dogecoin bisa kembali menguji titik-titik harga yang lebih rendah.
Para trader dan analis teknikal akan terus memantau level kunci ini dalam beberapa hari ke depan untuk menentukan arah jangka pendek dari DOGE.
Apa yang Bisa Dipelajari Investor?
Bagi investor ritel maupun institusional yang mengikuti perkembangan pasar kripto, pergerakan Dogecoin saat ini memberikan pelajaran penting: indikator teknikal perlu dianalisis bersamaan dengan sentimen pasar dan volume transaksi.
Pola death cross mungkin menandakan tekanan, tetapi tidak selalu diikuti oleh penurunan drastis terutama bila ada faktor fundamental atau psikologis lain seperti akumulasi oleh whale atau minat komunitas yang tetap kuat.
Dogecoin, dengan komunitas pengguna dan pendukung yang sangat aktif, sering kali menunjukkan dinamika harga yang tidak selalu rasional, tetapi bisa bergerak cepat berdasarkan momentum sosial dan berita eksternal. Oleh karena itu, analisis multi-dimensi tetap dibutuhkan untuk memahami prospek DOGE secara menyeluruh.
Konsolidasi atau Rebound?
Pertanyaan utama sekarang adalah apakah kenaikan 3,5% ini akan berlanjut menjadi tren pemulihan jangka pendek, atau hanya merupakan bagian dari fase konsolidasi menjelang pergerakan yang lebih besar. Dengan kondisi pasar global kripto yang masih fluktuatif, investor disarankan tetap berhati-hati dan tidak mengambil keputusan hanya berdasarkan satu hari pergerakan harga.
Jika Dogecoin berhasil mempertahankan level di atas Rp 3.300 dan volume perdagangan tetap solid, maka potensi penguatan lanjutan tetap terbuka. Namun, jika support teknikal kembali ditembus, maka skenario bearish bisa kembali mengambil alih panggung.
Dogecoin kembali menarik perhatian dengan kenaikan harian sebesar 3,5% meski tengah berada di bawah bayang-bayang pola death cross. Harga yang kini berada di atas zona support, akumulasi oleh investor besar, dan volume perdagangan yang tinggi menjadi sinyal bahwa DOGE masih punya peluang bertahan bahkan menguat dalam waktu dekat.
Namun, tantangan teknikal masih ada, dan investor disarankan tetap memantau pergerakan secara cermat. Kombinasi faktor teknikal dan fundamental akan menjadi penentu arah harga Dogecoin ke depan, khususnya dalam menghadapi tekanan global dan sentimen pasar yang berubah-ubah.