JAKARTA - Memasuki minggu kedua Agustus 2025, kondisi cuaca di Indonesia menunjukkan dinamika yang cukup kompleks. Meski secara kalender masih berada pada periode musim kemarau, data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) per 6 Agustus 2025 mengungkapkan adanya kombinasi potensi cuaca kering dan basah yang patut diwaspadai. Peta sebaran titik panas (hotspot) mencatat 13 titik di wilayah Kalimantan dan 3 titik di Sulawesi dengan tingkat kepercayaan tinggi, yang menandakan ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) belum sepenuhnya mereda.
Namun, bersamaan dengan itu, sejumlah daerah juga mengalami hujan lebat hingga ekstrem. BMKG melaporkan curah hujan harian tertinggi di Amahai (74,2 mm), Bogor (129 mm), Jambi (122,7 mm), Riau (122,3 mm), Papua Barat (121 mm), dan Kepulauan Riau (99,6 mm). Peningkatan curah hujan ini terpantau di sebagian besar wilayah Sumatera, Kalimantan, Maluku, dan Papua, yang mengindikasikan aktivitas atmosfer sedang aktif memproduksi awan hujan.
Fenomena ini dipengaruhi oleh berbagai faktor skala regional dan global, mulai dari pergerakan Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang tropis seperti Gelombang Kelvin dan Mixed Rossby-Gravity, hingga fenomena Low-Frequency. Sirkulasi siklonik di sekitar wilayah Indonesia turut memperkuat pembentukan awan hujan. Kombinasi faktor-faktor tersebut menghasilkan kondisi atmosfer yang labil, sehingga hujan dengan intensitas bervariasi mudah terbentuk di beberapa wilayah.
Meskipun musim kemarau biasanya identik dengan cuaca panas dan kering, BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap mewaspadai hujan lebat disertai angin kencang. Informasi cuaca terkini dari BMKG sangat penting dipantau, diiringi upaya menjaga kebersihan lingkungan dan kesiapsiagaan menghadapi perubahan cuaca mendadak.
Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan
Analisis BMKG menunjukkan dalam sepekan mendatang, potensi pembentukan awan hujan akan meningkat di beberapa wilayah. Indeks Dipole Mode tercatat -0,6, memicu peningkatan pasokan uap air di Samudra Hindia bagian barat Sumatra. Aktivitas MJO diperkirakan aktif dalam beberapa hari ke depan, memberi kontribusi besar terhadap potensi hujan, terutama di wilayah barat dan tengah Indonesia.
Gelombang tropis seperti Kelvin dan Ekuatorial Rossby juga terpantau aktif di Samudra Hindia barat Aceh. Aktivitas ini memperkuat pembentukan awan hujan, ditambah dengan keberadaan sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat Bengkulu dan pesisir barat Kalimantan Barat. Kedua sistem tersebut membentuk zona konvergensi yang memanjang dari Samudra Hindia barat daya Bengkulu, Laut Natuna, hingga Kalimantan Barat bagian barat. Zona ini dikenal efektif dalam memicu pembentukan awan hujan di wilayah yang dilaluinya.
Dengan latar kondisi atmosfer seperti ini, BMKG meminta masyarakat untuk waspada terhadap dua sisi ancaman: kebakaran hutan dan lahan akibat udara kering, serta hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang dan gelombang laut tinggi, khususnya di Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua Pegunungan.
Prospek Cuaca Harian
-Periode 8–10 Agustus 2025
Secara umum, cuaca didominasi berawan hingga hujan ringan. Namun, hujan intensitas sedang berpotensi terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.
Hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang diperkirakan terjadi di:
-Siaga (Hujan Lebat): Maluku Utara, Maluku
-Angin Kencang: Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, NTT, Maluku, Papua Selatan
Periode 11–14 Agustus 2025
Cuaca cenderung cerah berawan hingga hujan ringan. Hujan sedang diprakirakan turun di Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Tengah, dan Papua.
Potensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang meliputi:
-Siaga (Hujan Lebat): Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Maluku, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Selatan
-Angin Kencang: Sulawesi Selatan, Sulawesi, NTT, NTB, Papua Selatan
BMKG menegaskan bahwa prospek cuaca ini bersifat umum, sehingga masyarakat dianjurkan mengakses informasi detail melalui situs resmi, aplikasi infoBMKG, atau akun media sosial @infoBMKG.
Imbauan Keselamatan
-BMKG memberikan sejumlah imbauan penting untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem di periode ini:
-Waspada perubahan cuaca mendadak yang dapat menghadirkan hujan lebat, angin kencang, dan petir.
-Hindari area terbuka saat hujan disertai petir, serta jauhi pohon atau bangunan rapuh saat angin kencang.
-Lindungi diri dari panas terik dengan tabir surya dan cukupkan asupan cairan tubuh.
-Antisipasi dampak karhutla terhadap kesehatan dengan menggunakan masker dan menjauhi area sekitar titik api.
-Siap menghadapi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor dengan memahami jalur evakuasi.
-Pantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG untuk menghindari informasi yang menyesatkan.
BMKG menegaskan bahwa masyarakat perlu tetap tenang namun siaga, mengingat kondisi atmosfer saat ini dapat berubah cepat. Perkembangan informasi akan terus diperbarui sesuai hasil pemantauan terbaru.