JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mengeluarkan peringatan dini bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir Kalimantan Timur (Kaltim) untuk mewaspadai fenomena pasang laut yang diperkirakan mencapai ketinggian 2,8 meter pada tanggal 12 dan 13 Agustus 2025. Pasang laut dengan ketinggian signifikan ini berpotensi menimbulkan banjir rob, merendam tambak, serta memberikan dampak lain yang harus diantisipasi oleh warga dan pihak terkait.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Diyan Novrida, menegaskan bahwa peristiwa pasang laut ini bukan hanya menjadi perhatian bagi aktivitas warga sehari-hari, namun juga berdampak pada sektor ekonomi dan sosial di pesisir Kaltim. "Pasang laut setinggi 2,8 meter ini bisa menyebabkan sejumlah hal, seperti dapat menyebabkan terjadinya banjir rob, tambak terendam, dan sejumlah dampak lainnya," ujarnya dalam keterangannya.
Diyan memaparkan bahwa di Kota Balikpapan, puncak pasang laut diperkirakan terjadi pada 12 Agustus pukul 08.00 Wita dengan ketinggian maksimal mencapai 2,8 meter, sementara air laut akan surut paling rendah pada tanggal 13 Agustus pukul 14.00 Wita dengan ketinggian 0,1 meter. Fenomena pasang surut laut ini juga mempengaruhi beberapa wilayah lain di sekitarnya, seperti Samboja di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Penajam Paser Utara, serta Kabupaten Paser.
Wilayah pesisir tersebut tidak hanya menjadi tempat tinggal bagi banyak warga, tapi juga merupakan lokasi aktivitas budidaya tambak yang masih aktif. Karena itu, pasang laut yang tinggi berpotensi merusak budi daya udang, ikan, dan kepiting yang dijalankan oleh masyarakat setempat. "Pasang laut juga bisa mengganggu aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas sosial di kawasan pesisir, bahkan bisa jadi air laut masuk ke pemukiman warga yang dekat pantai, termasuk membahayakan bagi anak-anak yang bermain di pantai," tambah Diyan.
Selain itu, BMKG juga memberikan peringatan khusus bagi masyarakat yang tinggal di kawasan muara Sungai Mahakam, terutama di Pulau Nubi dan sekitarnya. Di wilayah ini, pasang laut tertinggi diperkirakan mencapai 2,8 meter pada tanggal 13 Agustus pukul 08.00 Wita, dengan surut terendah 0,2 meter pada tanggal yang sama pukul 02.00 Wita. Kondisi serupa juga terjadi di muara Sungai Berau, Kabupaten Berau, di mana puncak pasang laut diperkirakan terjadi pada tanggal 12 Agustus pukul 10.00 Wita dengan ketinggian 2,8 meter. Surut terendah diperkirakan pada tanggal 12 hingga 14 Agustus pada pukul 04.00 dan 05.00 Wita dengan ketinggian 0,2 meter.
Fenomena pasang laut ini merupakan bagian dari siklus alam yang biasa terjadi, namun intensitas dan ketinggiannya yang cukup signifikan pada pertengahan Agustus ini menuntut kewaspadaan ekstra dari seluruh pihak. Pemerintah daerah dan instansi terkait diharapkan dapat melakukan langkah-langkah mitigasi untuk meminimalkan dampak negatif, terutama di wilayah-wilayah yang rawan terdampak banjir rob.
Warga pesisir juga diimbau agar lebih berhati-hati dan siap menghadapi kemungkinan terjadinya banjir rob yang dapat merendam rumah, jalan, dan lahan tambak. Selain itu, keselamatan anak-anak dan masyarakat yang melakukan aktivitas di pantai harus menjadi prioritas utama agar tidak terjadi kecelakaan akibat pasang laut yang tinggi.
Dengan pemantauan terus-menerus dari BMKG dan koordinasi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan dampak dari pasang laut ini dapat diminimalkan dan proses adaptasi masyarakat terhadap fenomena alam ini dapat berjalan lebih baik.