JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan tren penguatannya pada awal pekan ini, Senin (2/6/2025). Proyeksi tersebut disampaikan oleh sejumlah analis pasar modal yang menyoroti pergerakan teknikal indeks serta dinamika saham unggulan, terutama yang berasal dari perusahaan milik negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Analis dari BinaArtha Sekuritas, Ivan Rosanova, dalam riset terbarunya menjelaskan bahwa IHSG berpotensi menguat menuju level resistance teknikal terdekat di 7.261. Namun, ia juga menekankan bahwa ada potensi koreksi apabila indeks tidak mampu bertahan di atas support kunci.
“IHSG diperkirakan melanjutkan tren naik menuju 7.261 pada perdagangan hari ini. Namun, jika terjadi tekanan jual dan indeks menembus di bawah 7.143, maka ada risiko pengujian level support berikutnya di 7.109, 7.055, dan bahkan hingga 7.009,” ujar Ivan dalam laporannya, Rabu 29 MEI 2025.
Ivan juga menyampaikan bahwa indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) masih menunjukkan kondisi netral, yang berarti pasar belum memberikan sinyal kuat ke arah pergerakan bullish atau bearish jangka pendek. Hal ini membuat para pelaku pasar disarankan untuk tetap waspada dalam melakukan posisi perdagangan hari ini.
Saham BUMN Menjadi Sorotan
Dalam situasi IHSG yang cenderung positif, Ivan Rosanova merekomendasikan saham-saham BUMN sebagai pilihan utama. Saham-saham seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi favorit untuk perdagangan hari ini.
“Saham BUMN seperti BBRI, BMRI, dan ANTM layak dicermati karena berada dalam tren penguatan yang sehat serta didukung oleh fundamental yang kokoh,” ungkap Ivan.
BBRI dan BMRI mencatatkan kinerja keuangan yang stabil pada kuartal I-2025. BBRI sebagai salah satu bank dengan basis nasabah terbesar di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan positif dalam segmen kredit mikro dan UMKM. Sementara itu, BMRI menguatkan posisinya di sektor korporasi dan digital banking, yang semakin menjadi penopang utama pertumbuhan laba bersih.
Sementara itu, ANTM yang beroperasi di sektor pertambangan logam, khususnya nikel dan emas, turut menjadi sorotan seiring meningkatnya harga komoditas di pasar global. Kinerja perusahaan yang solid didukung oleh ekspansi di sektor hilirisasi nikel dan kolaborasi strategis dengan mitra asing dalam pengembangan baterai kendaraan listrik.
Level Teknis IHSG Hari Ini
Dalam proyeksi teknikal yang disampaikan Ivan Rosanova, terdapat level-level penting yang menjadi acuan investor dalam mengambil posisi beli atau jual hari ini. Di sisi atas, resistance terdekat berada di level 7.261. Jika level ini dapat dilampaui dengan volume transaksi yang kuat, maka IHSG berpotensi melanjutkan kenaikan menuju level 7.345, dan selanjutnya 7.444.
Sebaliknya, apabila tekanan jual meningkat, indeks dapat menguji area support di 7.143. Penembusan support ini akan membuka ruang koreksi ke level 7.109, lalu ke 7.055, dan selanjutnya 7.009 sebagai titik kritis berikutnya.
Indikator teknikal lainnya seperti Relative Strength Index (RSI) dan stochastic oscillator menunjukkan sinyal campuran. RSI berada di kisaran 55-60, yang menandakan pasar masih dalam zona netral namun mendekati kondisi overbought. Ini memberikan ruang bagi pergerakan naik, namun tetap memerlukan konfirmasi dari kekuatan beli.
Sentimen Eksternal dan Domestik
Kondisi eksternal turut menjadi perhatian pelaku pasar. Sentimen dari pasar global, terutama dari Wall Street yang menguat akhir pekan lalu, diperkirakan menjadi katalis positif bagi perdagangan hari ini. Di sisi lain, harga komoditas seperti nikel, emas, dan minyak dunia yang cenderung stabil juga menjadi penopang bagi sektor energi dan pertambangan di dalam negeri.
Secara domestik, investor menanti rilis data inflasi bulan Mei serta perkembangan kebijakan moneter Bank Indonesia. Sejauh ini, ekspektasi pasar terhadap inflasi masih terkendali, sejalan dengan target BI dalam menjaga stabilitas harga.
Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan potensi capital inflow dari investor asing turut menjadi katalis tambahan bagi pergerakan IHSG. Sejumlah aksi beli oleh investor institusional pada akhir pekan lalu memberi sinyal bahwa kepercayaan terhadap pasar saham Indonesia masih tinggi.
Strategi Investasi Hari Ini
Dalam kondisi pasar yang cenderung optimistis namun masih rentan terhadap koreksi teknikal, para analis merekomendasikan strategi perdagangan yang selektif. Fokus utama diarahkan pada saham-saham sektor perbankan, energi, dan pertambangan.
“Untuk investor jangka pendek, disarankan memperhatikan pergerakan indeks terhadap level resistance dan support. Ambil posisi beli saat koreksi teknikal terjadi di area support kuat, dan lakukan aksi ambil untung di dekat resistance,” saran Ivan.
Sementara itu, investor jangka menengah dan panjang disarankan untuk mengakumulasi saham-saham dengan fundamental kuat dan potensi pertumbuhan jangka panjang, seperti saham BUMN yang disebutkan sebelumnya.
Secara keseluruhan, IHSG berpotensi melanjutkan tren positifnya pada awal pekan ini, dengan target penguatan menuju 7.261. Namun, pasar tetap dibayangi risiko koreksi jika tekanan jual meningkat. Saham-saham BUMN seperti BBRI, BMRI, dan ANTM direkomendasikan sebagai pilihan utama mengingat kekuatan fundamental dan prospek sektoral yang menjanjikan.
Dengan tetap memperhatikan indikator teknikal serta perkembangan berita ekonomi terkini, para pelaku pasar diharapkan dapat memanfaatkan momentum ini secara optimal dan bijak dalam mengambil keputusan investasi.