JAKARTA — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila yang digelar di halaman Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta. Dalam upacara tersebut, Prabowo tampil sebagai inspektur upacara, menandai momen penting yang menjadi refleksi atas dasar negara Indonesia, Pancasila.
Kehadiran Presiden disambut meriah oleh anak-anak sekolah dasar yang membawa bendera merah putih, menghadirkan suasana kebangsaan yang khidmat dan penuh semangat. Turut hadir dalam upacara tersebut Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, jajaran menteri Kabinet, Panglima TNI, Kapolri, serta pejabat tinggi dari berbagai kementerian dan lembaga negara.
Upacara dimulai dengan penghormatan kepada inspektur upacara, dilanjutkan dengan mengheningkan cipta sebagai penghormatan kepada para pahlawan dan pendiri bangsa. Seluruh rangkaian berlangsung dengan tertib dan penuh makna, mencerminkan tekad bangsa untuk terus menjaga dan memperkuat nilai-nilai Pancasila.
Tahun ini, peringatan Hari Lahir Pancasila mengusung tema “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya.” Tema ini menekankan pentingnya peran Pancasila sebagai fondasi dalam membangun bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur.
“Peringatan Hari Lahir Pancasila bukan hanya seremoni tahunan, tetapi momentum penguatan komitmen bersama dalam membumikan nilai-nilai luhur Pancasila di setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara,” ungkap Kepala BPIP dalam keterangan resminya sebagaimana tercantum dalam Surat Edaran resmi lembaga tersebut.
Upacara Digelar Mundur
Pelaksanaan upacara tingkat pusat kali ini digelar mundur dari tanggal biasanya. Hal ini sesuai dengan kebijakan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang menyampaikan perubahan jadwal melalui Surat Edaran Kepala BPIP Nomor 5 Tahun 2025. Dalam surat tersebut disebutkan bahwa upacara bendera digeser satu hari karena bertepatan dengan hari libur nasional.
“Upacara Bendera Peringatan Hari Lahir Pancasila di tingkat pusat dilaksanakan di halaman Gedung Pancasila, Jakarta, dan dihadiri oleh Presiden, Wakil Presiden serta pimpinan lembaga negara,” tulis BPIP dalam salah satu poin Surat Edaran tersebut.
Sementara itu, untuk penurunan bendera Merah Putih dijadwalkan dilakukan pada sore hari di tempat yang sama, namun tanpa kehadiran tamu undangan dan peserta upacara. Proses ini dilakukan oleh pasukan Paskibraka sebagai bagian dari rangkaian formal peringatan.
Mengenang Sejarah Lahirnya Pancasila
Hari Lahir Pancasila merujuk pada tanggal pidato bersejarah Ir. Soekarno yang pertama kali mengemukakan konsep dasar negara dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Saat itu, berbagai gagasan tentang dasar negara mengemuka dari tokoh-tokoh penting seperti Muhammad Yamin dan Soepomo.
Namun pidato Ir. Soekarno pada tanggal tersebut menjadi penanda awal disepakatinya lima prinsip dasar negara yang kini dikenal sebagai Pancasila. Gagasan tersebut kemudian mengalami proses perumusan lebih lanjut dalam sidang-sidang Panitia Sembilan hingga menghasilkan Piagam Jakarta dan akhirnya Pembukaan UUD 1945.
Pancasila lahir di tengah semangat kemerdekaan dan menjadi perekat utama bangsa Indonesia yang majemuk. Lima sila tersebut tidak hanya menjadi filosofi hidup bangsa, tetapi juga panduan dalam menyusun kebijakan negara dan menjalankan pemerintahan yang berkeadilan.
“Pancasila adalah warisan kebangsaan yang harus terus dijaga, bukan hanya dalam dokumen negara, tapi dalam sikap, kebijakan, dan tindakan nyata,” ujar salah satu pejabat Kemlu dalam siaran resmi usai upacara.
Momen Persatuan dan Refleksi
Peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila juga menjadi simbol penting, mengingat tempat ini merupakan salah satu lokasi bersejarah yang erat kaitannya dengan perumusan dasar negara. Gedung tersebut menjadi saksi lahirnya gagasan-gagasan kemerdekaan dari para pendiri bangsa.
Upacara tersebut menegaskan bahwa di tengah berbagai tantangan global dan dinamika nasional, Pancasila tetap menjadi panduan utama dalam menjaga kedaulatan bangsa, memperkuat persatuan, dan mendorong pembangunan berkelanjutan.
Kehadiran Presiden Prabowo sebagai inspektur upacara sekaligus menjadi sinyal kuat bahwa pemerintahan ke depan berkomitmen untuk menjadikan Pancasila sebagai landasan utama kebijakan nasional.
Upacara ini menjadi penanda bahwa semangat gotong royong, keadilan sosial, dan persatuan nasional harus terus dijaga dan ditanamkan, khususnya kepada generasi muda sebagai pewaris nilai-nilai bangsa.