JAKARTA – Harga minyak mentah dunia kembali menguat setelah sempat mengalami tekanan dalam sepekan terakhir. Keputusan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) untuk tetap meningkatkan produksi justru tidak menghambat reli harga. Pasar global tampaknya sudah mengantisipasi langkah tersebut, menjadikannya sebagai faktor yang dinilai netral bahkan positif.
Mengacu pada data Refinitiv, harga minyak Brent untuk kontrak Agustus dibuka menguat ke level US$64,29 per barel, naik 1,5 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya yang berada di angka US$63,90 per barel. Sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juli melonjak 2,7 persen menjadi US$62,46 per barel, dari posisi akhir pekan lalu di US$60,79 per barel.
Penguatan harga ini terjadi setelah OPEC+ resmi mengumumkan keputusan untuk menambah pasokan minyak mentah sebesar 411.000 barel per hari mulai bulan depan. Tambahan pasokan tersebut merupakan kelanjutan dari kebijakan serupa yang telah dilakukan selama dua bulan terakhir, sehingga total kenaikan pasokan sudah memasuki bulan ketiga berturut-turut.
Langkah OPEC+ ini dipandang sebagai upaya untuk menjaga keseimbangan antara penawaran dan permintaan di pasar global, terutama di tengah tekanan dari negara-negara produsen non-OPEC seperti Amerika Serikat dan sejumlah negara di Amerika Latin yang terus meningkatkan output mereka.
Pasar Sudah Antisipasi Kenaikan Produksi OPEC+
Meski kebijakan peningkatan produksi biasanya dipandang sebagai sinyal bearish atau menekan harga, namun dalam konteks saat ini, pelaku pasar justru menyambutnya secara positif. Sentimen pasar tetap optimis, karena skenario penambahan produksi ini telah dihitung dalam ekspektasi sejak jauh hari.
Sepanjang pekan sebelumnya, harga minyak sempat mengalami koreksi lebih dari 1 persen, dipicu oleh kekhawatiran terhadap potensi lonjakan pasokan global dan perlambatan permintaan dari dua kawasan ekonomi utama: China dan Eropa. Meski demikian, keputusan OPEC+ dinilai berhasil menahan penurunan harga minyak yang lebih tajam.
“Pasar sudah memperhitungkan langkah OPEC+ sejak awal. Tidak ada kejutan besar dari keputusan mereka untuk tetap pada jalur penambahan produksi,” ujar analis energi dari Refinitiv dalam keterangannya.
Strategi Kompromi: Stabilitas Harga dan Perebutan Pangsa Pasar
Keputusan OPEC+ kali ini juga dipandang sebagai langkah kompromi yang strategis. Di satu sisi, aliansi produsen minyak itu ingin mempertahankan harga minyak tetap stabil agar tidak jatuh terlalu dalam. Di sisi lain, OPEC+ tampaknya ingin menunjukkan kesiapan mereka untuk bersaing memperebutkan pangsa pasar yang saat ini mulai tergeser oleh lonjakan produksi dari negara-negara di luar OPEC.
“Ini adalah sinyal kuat dari OPEC+ bahwa mereka tidak akan diam melihat pasar dikuasai oleh produsen lain. Tapi mereka juga tidak mau terburu-buru memotong pasokan karena bisa memicu kekurangan suplai dan lonjakan harga yang tidak terkendali,” jelas analis energi tersebut.
Langkah ini juga dianggap sebagai bentuk respons terhadap dinamika geopolitik dan perekonomian global, termasuk proyeksi pemulihan ekonomi yang masih belum merata di berbagai kawasan. Di tengah ketidakpastian global, stabilitas harga menjadi kunci utama untuk menjaga keberlanjutan produksi dan distribusi energi.
Pasar Menanti Pertemuan Lanjutan OPEC+ Akhir Bulan Ini
Setelah pengumuman penambahan pasokan minyak, fokus pasar kini tertuju pada pertemuan lanjutan OPEC+ yang dijadwalkan berlangsung pada akhir bulan ini. Dalam pertemuan tersebut, OPEC+ akan mengevaluasi perkembangan pasar terbaru dan mempertimbangkan kemungkinan penyesuaian kebijakan produksi lebih lanjut.
Opsi yang terbuka antara lain adalah peningkatan tambahan produksi apabila permintaan meningkat secara signifikan, atau justru pembatasan pasokan kembali jika harga mulai tertekan akibat melemahnya permintaan global.
“Pertemuan bulan ini akan sangat menentukan arah pasar minyak dalam beberapa kuartal ke depan. Jika permintaan global tidak pulih seperti yang diharapkan, OPEC+ harus cepat beradaptasi,” kata analis pasar energi dari Energy Intelligence.
Dengan dinamika yang terus berubah, keputusan OPEC+ ke depan akan sangat memengaruhi arah harga minyak global, serta stabilitas pasokan energi dunia dalam menghadapi tantangan ekonomi dan geopolitik yang masih berkembang.