Pertamina Gandeng ACWA, Pacu Energi Bersih di ASEAN

Kamis, 03 Juli 2025 | 11:32:51 WIB
Pertamina Gandeng ACWA, Pacu Energi Bersih di ASEAN

JAKARTA - Langkah signifikan dalam memperkuat kepemimpinan Indonesia di sektor energi bersih kawasan Asia Tenggara terwujud melalui kerja sama strategis antara PT Pertamina (Persero) dengan ACWA Power. Penandatanganan Nota Kesepakatan kedua perusahaan dilaksanakan di sela kunjungan resmi Presiden RI Prabowo Subianto ke Arab Saudi pada Rabu, 2 Juli 2025, mempertegas komitmen pemerintah untuk memimpin transisi energi di ASEAN.

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menegaskan bahwa kemitraan dengan ACWA Power bukan sekadar bentuk kerja sama bisnis, tetapi juga bagian dari upaya Indonesia memperkuat swasembada energi berbasis energi terbarukan. Ia menyebut kesepakatan ini sejalan dengan target nasional untuk mewujudkan kemandirian energi dan mempercepat transformasi menuju ekonomi rendah karbon.

“Pertamina berkomitmen penuh terhadap strategi pertumbuhan ganda, yaitu memastikan keamanan energi nasional sekaligus mempercepat transisi energi. Kolaborasi kami dengan ACWA Power merupakan langkah strategis untuk mewujudkan visi ini,” kata Simon.

Dalam konteks ini, Simon menilai kehadiran ACWA Power sebagai salah satu perusahaan global terkemuka di bidang energi terbarukan dan solusi gas-ke-listrik (gas to power) memberikan keuntungan besar bagi Indonesia. Ia menekankan bahwa kemampuan teknis dan pengalaman internasional ACWA Power akan mendukung Pertamina mempercepat implementasi proyek-proyek energi bersih.

“Dengan menggabungkan kekuatan pada energi terbarukan, hidrogen hijau, dan infrastruktur berkelanjutan, kami bertujuan untuk menciptakan nilai nyata bagi kedua negara dan memimpin transformasi kawasan menuju ekonomi rendah karbon,” lanjut Simon.

Secara strategis, kerja sama ini mengukuhkan posisi Indonesia yang tengah berupaya menjadi pusat pengembangan teknologi energi hijau di Asia Tenggara. Apalagi, di tengah meningkatnya kebutuhan energi dan desakan global akan penurunan emisi karbon, negara-negara di kawasan berlomba mempercepat transisi energi. Bagi Indonesia, kemitraan ini dapat menjadi pilar penting dalam menunjukkan komitmen konkret terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca, sekaligus mendongkrak daya saing sektor energi nasional.

ACWA Power sendiri dikenal sebagai pemain utama dalam pengembangan proyek energi hijau skala besar di berbagai belahan dunia, mulai dari Timur Tengah, Afrika, hingga Asia. Rekam jejak perusahaan ini mencakup portofolio pembangkit energi terbarukan yang mengutamakan efisiensi, teknologi mutakhir, dan praktik berkelanjutan.

Di sisi lain, Pertamina telah menunjukkan keseriusannya dengan mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar 14–16 persen khusus untuk proyek energi bersih. Angka ini jauh di atas rata-rata perusahaan energi global, yang umumnya hanya menyisihkan satu digit persentase dari capex mereka untuk investasi energi hijau. Ini menunjukkan bahwa Pertamina bukan hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek, tetapi juga pada keberlanjutan di masa depan.

Langkah ini juga sejalan dengan mandat pemerintah agar BUMN energi Indonesia memperkuat kontribusi pada bauran energi nasional yang lebih ramah lingkungan. Upaya ini bukan hanya berdampak pada penyediaan energi bersih di dalam negeri, tetapi juga memperbesar peluang Indonesia mengambil peran sebagai eksportir teknologi dan produk energi hijau ke pasar Asia Tenggara.

Pertamina sendiri saat ini telah mengembangkan berbagai proyek energi bersih berbasis teknologi panel surya untuk mendukung operasional lini bisnisnya. Ini termasuk pemanfaatan solar PV pada depo, SPBU, hingga fasilitas produksi Pertamina, yang terbukti mampu menekan konsumsi listrik dari sumber energi fosil.

Selain itu, Pertamina juga menjadi salah satu pengelola energi panas bumi terbesar di Indonesia. Total kapasitas terpasang mencapai 1.877,5 megawatt (MW), dengan produksi listrik dari pembangkit panas bumi mencapai 4.827,22 gigawatt hour (GWh) per tahun. Dengan portofolio tersebut, Pertamina tidak hanya menopang kebutuhan energi nasional, tetapi juga berkontribusi besar pada target penurunan emisi gas rumah kaca melalui pemanfaatan energi terbarukan.

Kerja sama dengan ACWA Power dipandang sebagai akselerator yang tepat untuk memperluas penggunaan energi bersih di Indonesia. Dengan potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam sumber daya panas bumi, energi surya, angin, hingga biomassa, kolaborasi ini diyakini akan mempercepat transfer teknologi dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia nasional di bidang energi hijau.

Lebih jauh, dalam perspektif geopolitik energi, langkah strategis ini juga menegaskan keseriusan Indonesia di mata dunia internasional sebagai negara berkembang yang berkomitmen pada agenda keberlanjutan. Hal ini sangat relevan dengan peran Indonesia yang pada tahun ini menjadi anggota penting berbagai forum energi dan iklim global, termasuk COP dan ASEAN Energy Ministers Meeting.

Di tengah momentum ini, Simon Aloysius Mantiri memastikan Pertamina akan terus memprioritaskan investasi dan inovasi di sektor energi hijau. “Pertamina bertekad menjadi pelopor dalam transformasi energi nasional dengan mengintegrasikan berbagai teknologi terbarukan dan memperluas kerja sama global,” tegas Simon.

Ia juga menyebut bahwa langkah ini sejalan dengan kebijakan transisi energi nasional yang telah diamanatkan pemerintah melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan Grand Strategy Energi Nasional (GSEN). Melalui kolaborasi dengan mitra internasional seperti ACWA Power, Pertamina menargetkan peningkatan kapasitas energi hijau secara signifikan dalam lima tahun mendatang.

Kesepakatan ini pun disambut baik oleh berbagai pihak, termasuk pelaku industri energi, akademisi, hingga organisasi lingkungan, yang menilai kolaborasi ini sebagai langkah positif untuk memperkuat ekosistem energi bersih di Indonesia. Dengan demikian, kerja sama Pertamina dan ACWA Power diharapkan menjadi contoh nyata bagi BUMN lain untuk lebih aktif dalam mendukung visi pembangunan berkelanjutan nasional.

Terkini