Indonesia Re Siap Jadi Holding Reasuransi BUMN

Kamis, 03 Juli 2025 | 12:31:56 WIB
Indonesia Re Siap Jadi Holding Reasuransi BUMN

JAKARTA - Indonesia Re (Persero) tengah menyiapkan diri untuk menjadi induk holding bagi seluruh perusahaan reasuransi milik negara, termasuk Tugu Re dan Nasional Re. Direktur Utama Benny Waworuntu menegaskan bahwa integrasi ini sedang digodok bersama para pemegang saham dan Kementerian BUMN, dengan tujuan utama menyatukan kekuatan dan memaksimalkan peran strategis dalam industri keuangan nasional.

1. Merespon Tantangan Bisnis Asuransi Nasional

Di tengah kompleksitas pasar finansial, tantangan utama sektor reasuransi adalah menjamin ketersediaan kapasitas risiko dan efisiensi operasional. Benny menyampaikan bahwa Indonesia Re sudah menata fondasi internalnya, melalui upaya peningkatan kualitas bisnis, cash flow management, dan efisiensi biaya.

"Indonesia Re sedang dan akan terus menyiapkan diri … mulai dari perbaikan proses dan kualitas bisnis, penguatan pendapatan dan cashflow serta efisiensi, pemberdayaan SDM dan TI yang mumpuni sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik dan benar."

Langkah transformasi ini merupakan bagian penting untuk menjamin kesiapan perusahaan mengelola skala usaha yang jauh lebih besar.

2. Misi Nasional: Menjadi ‘State Risk-Manager’

Visi yang diusung bukan hanya soal efisiensi bisnis. Benny mengungkapkan, integrasi ini bertujuan menjadi backbone sistem keuangan nasional, sekaligus mitigasi risiko yang tepat sasaran:

“Integrasi … akan membuat industri reasuransi dalam negeri semakin kuat … sebagai ‘state risk‑manager’ guna mendiversifikasi risiko … dan mengurangi defisit neraca berjalan dari sektor perasuransian.”

Dengan struktur holding yang kuat, Indonesia Re akan memiliki kapasitas lebih besar dalam mengelola risiko nasional—dari potensi bencana hingga klaim besar—tanpa membebani pembayar pajak dan neraca keuangan negara.

3. Roadmap Transformasi hingga 2028

Dalam rapat dengar bersama Komisi VI DPR, Benny memaparkan roadmap strategis untuk holding reasuransi:

2025–2026: Proses due diligence dan penyesuaian model bisnis untuk masing-masing perusahaan (Indonesia Re, Tugu Re, Nasional Re).

2026–2027: Pelaksanaan merger dan akuisisi untuk menyatukan perusahaan-perusahaan tersebut.

2028: Berdirinya holding besar yang membawahi Indonesia Re, Nasional Re, Tugu Re, ReIndo Syariah, dan Asuransi ASEI.

Dengan struktur ini, industri reasuransi nasional diharapkan mampu bersaing dan berperan langsung dalam pembangunan berkelanjutan.

4. Struktur dan Sinergi Perusahaan BUMN

Saat ini, sektor reasuransi negara terdiri dari:

Indonesia Re: Sepenuhnya dimiliki negara, menjadi tulang punggung holding.

Nasional Re: Anak usaha IFG, bergerak di lini reasuransi komersial.

Tugu Re: Anak usaha Pertamina, yang fokus pada risiko sektor migas dan energi.

Pasca-merger, holding akan mencakup dua anak usaha tambahan: ReIndo Syariah (pegang model asuransi syariah) dan Asuransi ASEI, memperluas spektrum layanan holding dari konvensional hingga syariah.

5. Manfaat Ekonomi dan Stabilitas Keuangan

Holding reasuransi ini tak hanya meningkatkan kemampuan absorbsi risiko nasional, tetapi juga memberikan beberapa keuntungan strategis:

Efisiensi manajemen dan inovasi produk.

Peningkatan daya tawar di pasar global, membuka peluang bisnis internasional.

Diversifikasi risiko melalui portofolio pelanggan dari berbagai sektor industri.

Dukungan terhadap pembangunan nasional, terutama infrastruktur dan sektor strategis.

6. Tantangan Merger dan Kolaborasi

Meski potensi sudah jelas, proses merger tetap memiliki tantangan tersendiri:

Menyatukan budaya korporat dari tiga entitas berbeda.

Sinkronisasi sistem TI dan proses bisnis.

Penyesuaian regulasi untuk skema integrasi yang kompleks.

Menjaga agar kegiatan operasional tidak terganggu selama proses merger.

Namun tingginya komitmen dari BUMN dan regulator menjadi modal penting untuk mengatasi rintangan-rintangan tersebut.

7. Perspektif 2028: Holding Reasuransi Nasional Siap Hadir

Jika semua berjalan sesuai jadwal, pada 2028 Indonesia akan memiliki holding reasuransi nasional yang lebih komprehensif dan kompetitif. Posisi ini memungkinkan Indonesia:

Mengurangi ketergantungan pada pasar reasuransi global.

Menyediakan proteksi risiko domestik secara cepat dan tepat.

Menjadi pusat jasa reasuransi di kawasan Asia Pasifik, ikut meramaikan pasar global.

Rencana merangkul Tugu Re, Nasional Re, ReIndo Syariah, dan ASEI ke dalam payung Indonesia Re bukan sekadar merger bisnis: ini adalah strategi nasional untuk menyeimbangkan neraca keuangan negara, memperkuat daya tahan ekonomi, dan meningkatkan kompetensi global industri reasuransi.

Dengan kesiapan internal yang matang dan sinergi kebijakan BUMN, holding reasuransi ini siap menjadi pilar penting dalam tata kelola risiko nasional menuju Indonesia yang lebih stabil dan tangguh.

Terkini

Erick Thohir Mundur dari Komite Wasit, Ogawa Gantikan

Minggu, 13 Juli 2025 | 16:50:51 WIB

Bali Menuju Transportasi Listrik

Minggu, 13 Juli 2025 | 16:55:12 WIB

Lonjakan Penumpang Pelni di Belawan

Minggu, 13 Juli 2025 | 16:59:42 WIB

Syukuran Laut Penyeberangan

Minggu, 13 Juli 2025 | 17:04:09 WIB