Erick Thohir

Erick Thohir Mundur dari Komite Wasit, Ogawa Gantikan

Erick Thohir Mundur dari Komite Wasit, Ogawa Gantikan
Erick Thohir Mundur dari Komite Wasit, Ogawa Gantikan

JAKARTA - Transformasi sepak bola Indonesia terus berjalan di tengah dinamika dan tantangan yang ada. Salah satu aspek penting yang menjadi fokus reformasi adalah sektor perwasitan, yang selama ini kerap menjadi sorotan publik. Dalam semangat memperkuat integritas dan profesionalisme di tubuh PSSI, Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengambil langkah tegas: melepaskan jabatan Ketua Komite Wasit yang selama ini ia rangkap. Keputusan ini diambil sebagai bentuk komitmen terhadap aturan dan etika internasional, sekaligus menindaklanjuti teguran dari FIFA.

Pernyataan Erick ini menjadi sorotan ketika ia menyampaikan langsung bahwa dirinya tidak akan lagi merangkap jabatan sebagai Ketua Komite Wasit. Langkah ini tak hanya menunjukkan sikap patuh terhadap regulasi FIFA, tetapi juga menegaskan bahwa reformasi yang dilakukan di tubuh PSSI bukan upaya personal, melainkan proses kelembagaan yang berkelanjutan.

"Kenapa saya jadi komite wasit? Siapa berani menyogok saya? Tapi itu pun, tahun depan sudah tidak boleh karena diperingatkan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA)," ujarnya dalam satu pernyataan publik.

Transisi Kepemimpinan ke Tangan Ahli Asing

Sebagai bagian dari komitmen menjaga kualitas dan integritas perwasitan, PSSI telah menunjuk Yoshimi Ogawa sebagai Ketua Komite Wasit yang baru. Ogawa bukan sosok sembarangan. Ia merupakan perwakilan dari Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA), mitra strategis PSSI dalam kerja sama teknis yang telah terjalin sejak 2023.

Masuknya Ogawa diharapkan membawa angin segar sekaligus standar profesionalisme yang lebih tinggi ke dalam sistem perwasitan Indonesia. Kendati demikian, Erick menyadari bahwa adaptasi tidak akan mudah. Ogawa masih perlu waktu untuk memahami kompleksitas dan dinamika sepak bola Indonesia.

"Yoshimi Ogawa tahun pertama jadi komite wasit di Indonesia pasti stres, karena belum paham benar landscape sepak bola kita," kata Erick.

Karenanya, Ogawa tetap akan didampingi selama masa transisi. Pendampingan ini dilakukan agar reformasi tetap berjalan sesuai arah dan tidak terganggu oleh proses penyesuaian internal.

Menjawab Kritik dengan Tindakan Nyata

Keputusan Erick untuk mundur dari rangkap jabatan bukan hanya soal mengikuti teguran FIFA. Ini juga menjadi bentuk tanggung jawab moral dalam memperkuat kepercayaan publik. Selama memimpin langsung Komite Wasit, ia ingin memastikan bahwa sistem pengawasan berjalan ketat, bebas dari intervensi dan praktik-praktik kotor yang selama ini menghantui dunia sepak bola nasional.

Ia menyampaikan bahwa langkah awal merangkap jabatan dilakukan semata-mata demi mengawal reformasi dari dalam. Namun, sistem yang sehat perlu dijalankan oleh banyak pihak, termasuk tenaga profesional dari luar negeri yang memiliki pengalaman dan kredibilitas tinggi.

Dalam konteks ini, media turut diajak berperan aktif. Bukan hanya sebagai pengkritik, tetapi juga sebagai mitra pembangunan dalam menumbuhkan ekosistem sepak bola yang sehat. Erick meminta pemberitaan yang berimbang, agar generasi muda tetap memiliki harapan dan motivasi besar dalam meniti karier di dunia sepak bola.

"Saya berharap media-media yang cinta sepak bola menjadi bagian dari pembangunan. Kalau memang ada kekurangan, silakan kritik. Tapi kalau ada yang baik, yang sedang dibangun, jangan tutup mata," tegasnya.

Menurut Erick, narasi negatif yang terus digulirkan tanpa memberi ruang pada pencapaian positif hanya akan menjadi beban bagi proses reformasi. Apalagi, anak-anak muda yang punya mimpi dalam sepak bola bisa kehilangan semangat jika atmosfer yang digambarkan selalu dipenuhi citra konflik dan korupsi.

"Anak-anak muda yang punya mimpi bisa jadi kecewa kalau melihat sepak bola disebut kisruh atau korup. Padahal sekarang sedang kita tata, sedang kita benahi," lanjutnya.

FIFA Tegas, PSSI Tanggapi Bijak

Langkah FIFA memberikan teguran terkait rangkap jabatan menunjukkan bahwa badan sepak bola dunia ini menaruh perhatian besar terhadap tata kelola organisasi di setiap negara anggotanya. Dalam banyak kasus, FIFA ingin memastikan bahwa tidak terjadi konflik kepentingan dalam struktur organisasi federasi nasional.

PSSI merespons teguran itu secara terbuka dan progresif. Alih-alih menolak, mereka memilih menaati arahan dengan segera menyiapkan pengganti dan membuka diri terhadap kolaborasi internasional. Hal ini menjadi sinyal positif bahwa PSSI bukan hanya ingin patuh terhadap standar global, tetapi juga siap membawa sepak bola nasional ke level yang lebih tinggi.

Fokus pada Reformasi Perwasitan

Selama memimpin PSSI, Erick Thohir menjadikan reformasi perwasitan sebagai salah satu pilar utama. Sebab kualitas wasit sangat berpengaruh terhadap jalannya kompetisi, kredibilitas liga, dan kepercayaan publik. Kasus-kasus kontroversial yang selama ini menghiasi pertandingan di Liga Indonesia kerap berakar pada keputusan wasit yang meragukan, bahkan dituding sarat kepentingan.

Melalui kolaborasi dengan JFA dan kehadiran Ogawa, PSSI ingin mengubah wajah perwasitan Indonesia agar lebih transparan, modern, dan bebas dari tekanan. Langkah-langkah pembinaan, pelatihan, dan sertifikasi akan diperkuat. Pengawasan juga dilakukan secara ketat, dan pelanggaran integritas tidak akan ditoleransi.

Upaya ini akan menjadi bagian penting dalam menciptakan sistem kompetisi yang adil dan berintegritas, sekaligus meningkatkan standar sepak bola Indonesia di kancah internasional.

Momentum Perubahan Jangan Terhenti

Perubahan memang tak selalu mudah. Banyak yang skeptis dan tak sedikit pula yang pesimis. Namun, dengan langkah konkret seperti pengunduran diri Erick dari Komite Wasit dan penunjukan Ogawa, publik patut melihat bahwa proses perbaikan memang sedang berjalan.

Kini, tinggal bagaimana seluruh pihak pengurus, pemain, pelatih, media, dan suporter bersatu mendukung jalan perubahan ini. Karena hanya dengan kebersamaan dan konsistensi, sepak bola Indonesia bisa naik kelas dan kembali disegani, tak hanya di Asia Tenggara tapi juga di level Asia dan dunia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index