JAKARTA - Performa solid Timnas Jepang kembali menunjukkan kelasnya di pentas Asia Timur setelah mencatat kemenangan meyakinkan 2-0 atas Timnas China dalam laga lanjutan EAFF E-1. Bermain penuh determinasi dan kendali permainan, The Samurai Blue tampil tanpa kompromi saat menghadapi rival regionalnya tersebut.
Berlaga di Stadion Yongin Mireu, Jepang tak butuh waktu lama untuk menunjukkan bahwa mereka datang bukan hanya untuk bermain, tetapi untuk menang. Sejak menit pertama, tim asuhan pelatih Hajime Moriyasu menguasai jalannya pertandingan dan memaksa China lebih banyak bertahan di area mereka sendiri. Dengan pendekatan menyerang yang agresif, Jepang menekan lini belakang China tanpa henti dan menciptakan sejumlah peluang berbahaya.
China sendiri mengadopsi strategi berbeda. Mereka tidak mencoba melawan dominasi Jepang secara terbuka, melainkan memilih pendekatan serangan balik cepat. Meskipun mampu sesekali merepotkan lini belakang Jepang, upaya mereka tak cukup untuk memecah kebuntuan.
Tekanan intensif Jepang akhirnya berbuah hasil menjelang akhir babak pertama. Mao Hosoya tampil sebagai pembuka keunggulan bagi timnya lewat sepakan terarah yang tak mampu diantisipasi kiper China. Gol tersebut menjadi klimaks dari dominasi Jepang selama paruh pertama, sekaligus memberi motivasi tambahan di ruang ganti saat jeda.
Masuk babak kedua, intensitas permainan tidak menurun. Jepang tetap mempertahankan tempo tinggi dan memaksa China terus bertahan. Kombinasi lini tengah Jepang terbukti efektif dalam menjaga ritme serangan dan memutus aliran bola lawan. Beberapa percobaan kembali tercipta, namun penyelesaian akhir menjadi tantangan tersendiri sebelum gol kedua tercipta.
Di menit-menit akhir pertandingan, Henry Heroki Mochizuki memastikan kemenangan Jepang dengan gol keduanya di turnamen ini. Lewat penyelesaian klinis, Mochizuki menggenapkan keunggulan Jepang menjadi 2-0. Gol ini sekaligus mengunci kemenangan dan membuat perlawanan China tak lagi berarti.
Kemenangan ini menjadi sangat krusial bagi Jepang dalam persaingan ketat EAFF E-1. Tambahan tiga poin membuat mereka mengoleksi enam poin dari dua laga, unggul selisih gol atas Korea Selatan yang juga bersaing di papan atas. Dengan performa impresif ini, Jepang mengirimkan pesan tegas bahwa mereka tetap menjadi kekuatan dominan di kawasan Asia Timur.
Dalam analisis pascalaga, pengamat sepak bola Asia menyoroti konsistensi permainan Jepang dari laga ke laga. Pemain muda dan senior berpadu harmonis dalam sistem permainan yang rapi. Para pemain seperti Mao Hosoya dan Mochizuki tidak hanya menunjukkan ketajaman, tetapi juga kecerdasan taktik dan kemampuan membaca permainan dengan baik.
Sementara itu, kekalahan ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi China. Tim asuhan Aleksandar Janković belum mampu menunjukkan peningkatan signifikan dalam hal organisasi permainan maupun efektivitas serangan balik. Meskipun ada beberapa individu yang tampil menonjol, secara keseluruhan tim belum mampu tampil seimbang menghadapi tekanan dari tim-tim kuat.
Bagi Jepang, pertandingan ini bukan sekadar soal tiga poin. Lebih dari itu, kemenangan atas China merupakan bukti bahwa regenerasi pemain yang dilakukan berjalan dengan baik. Nama-nama baru mulai bermunculan dan mampu menunjukkan kontribusi nyata dalam pertandingan penting seperti ini.
Situasi klasemen sementara pun kini memanas. Jepang dan Korea Selatan sama-sama mengoleksi enam poin, namun Jepang unggul dalam selisih gol, membuat laga terakhir nanti menjadi penentu siapa yang berhak menjadi juara EAFF E-1. Dengan performa meyakinkan sejauh ini, Jepang tentunya menjadi tim yang patut diwaspadai.
Tak hanya dari sisi permainan, pelatih Hajime Moriyasu juga menuai pujian atas kemampuannya meramu strategi yang tepat untuk setiap lawan. Dalam laga ini, taktik menekan tinggi sejak awal terbukti membuat China tidak mampu mengembangkan permainan. Rotasi pemain juga dilakukan dengan cermat sehingga stamina dan performa tetap terjaga sepanjang pertandingan.
Selain itu, pemilihan venue di Yongin Mireu Stadium juga menambah atmosfer tersendiri. Suporter kedua negara memberikan dukungan meriah yang menambah tensi laga. Namun, kepercayaan diri dan ketenangan para pemain Jepang membuat mereka mampu tampil lebih dominan secara keseluruhan.
EAFF E-1 kali ini bukan hanya menjadi ajang pemanasan menuju turnamen besar, tetapi juga tempat pembuktian kualitas generasi baru sepak bola Asia Timur. Jepang tampaknya berada di jalur yang benar dalam upaya menjaga dominasi mereka di kawasan. Dengan kombinasi pemain muda berbakat, strategi matang, dan semangat juang tinggi, The Samurai Blue pantas difavoritkan hingga akhir turnamen.
Menanti laga penentu, publik sepak bola Asia menantikan apakah Jepang bisa terus melanjutkan tren positif ini dan keluar sebagai juara. Namun satu hal yang sudah jelas, mereka kini menunjukkan performa yang stabil dan siap bersaing tidak hanya di regional, tetapi juga di level global.