JAKARTA - Di tengah kekhawatiran masyarakat akibat insiden kebakaran yang sempat melumpuhkan aktivitas pengisian bahan bakar, PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) memastikan bahwa operasional SPBU 54.856.03 di Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur, kini telah berjalan normal kembali.
Kepastian tersebut disampaikan langsung oleh Manajer Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, dalam pernyataan yang diberikan pada Kamis malam 03 JULI 2025. Pernyataan itu sekaligus meredakan kekhawatiran masyarakat lokal terkait ketersediaan BBM dan keamanan di sekitar lokasi SPBU.
“Saat ini operasional SPBU kembali normal, setelah sebelumnya terbakar pada pukul 17.43 Wita,” kata Ahad Rahedi saat dihubungi dari Kupang, NTT.
Respons Cepat Tangani Kejadian Darurat
Insiden kebakaran di SPBU 54.856.03 terjadi pada Rabu sore dan sempat mengakibatkan kepanikan masyarakat yang tengah melakukan aktivitas pengisian bahan bakar. Namun berkat koordinasi cepat antara pihak pengelola SPBU dan tim pemadam kebakaran setempat, api berhasil dikendalikan dalam waktu relatif singkat.
Meski kebakaran ini menimbulkan kerusakan, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. Hal ini menunjukkan kesiapan sistem pengamanan dan prosedur tanggap darurat yang diterapkan di SPBU tersebut. Protokol evakuasi dilakukan dengan sigap, dan area sekitar SPBU segera dikosongkan untuk mencegah potensi ledakan atau eskalasi lebih lanjut dari api.
Menurut Ahad Rahedi, investigasi internal juga dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kebakaran. Namun, ia menegaskan bahwa setelah melalui proses pemeriksaan dan pemulihan fasilitas yang terdampak, SPBU tersebut kini telah memenuhi standar operasional yang ditetapkan dan bisa kembali melayani masyarakat seperti biasa.
Jaminan Keamanan dan Pasokan BBM
Pertamina Patra Niaga menjamin bahwa stok BBM untuk wilayah Kefamenanu dan sekitarnya tetap aman dan tidak terganggu meski sempat terjadi gangguan operasional selama beberapa jam. Ahad Rahedi juga memastikan bahwa distribusi BBM dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) tetap berjalan lancar, termasuk pengiriman untuk SPBU yang terdampak kebakaran.
“Selama proses pemulihan, kami menyalurkan BBM ke SPBU-SPBU lain terdekat untuk menjamin masyarakat tetap bisa mendapatkan layanan. Kini, SPBU Kefamenanu sudah bisa melayani kembali sebagaimana mestinya,” ujarnya.
Kepastian ini menjadi kabar baik bagi warga Kefamenanu yang bergantung pada layanan SPBU tersebut untuk keperluan transportasi harian maupun operasional usaha kecil dan menengah (UKM). Sebagai satu-satunya SPBU di kawasan tersebut, keberadaan SPBU 54.856.03 sangat krusial bagi aktivitas ekonomi lokal.
Komitmen Pertamina terhadap Keamanan Fasilitas
Insiden kebakaran ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya pengawasan berkala terhadap seluruh fasilitas SPBU, terutama di daerah-daerah yang aksesnya masih terbatas. PT Pertamina Patra Niaga menegaskan bahwa mereka terus meningkatkan pelatihan bagi petugas SPBU untuk mampu menghadapi kondisi darurat, serta melengkapi fasilitas dengan sistem keamanan modern.
“Setiap SPBU berada di bawah pemantauan ketat, dan secara berkala dilakukan audit teknis maupun pelatihan keselamatan kerja. Kami berkomitmen untuk menjamin keamanan operasional SPBU, bukan hanya bagi pelanggan tetapi juga bagi lingkungan sekitar,” tambah Ahad Rahedi.
Salah satu fokus utama Pertamina saat ini adalah digitalisasi sistem pemantauan, termasuk sensor suhu dan tekanan yang terhubung langsung dengan pusat kontrol, sehingga potensi kebocoran atau lonjakan panas dapat dideteksi lebih dini.
Dukungan Pemerintah Daerah
Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara juga memberikan apresiasi terhadap gerak cepat Pertamina dalam memulihkan kembali operasional SPBU tersebut. Pemerintah daerah menilai langkah tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap kebutuhan dasar masyarakat, sekaligus mencerminkan kolaborasi yang solid antara perusahaan BUMN dan pemda.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten TTU, yang turut memantau proses pemulihan, mengatakan bahwa keberadaan SPBU sangat penting untuk mendukung mobilitas masyarakat di wilayah tersebut yang masih memiliki keterbatasan infrastruktur transportasi umum.
“Kalau sampai SPBU berhenti beroperasi lebih lama, dampaknya akan terasa sampai ke sektor ekonomi kecil dan menengah, termasuk distribusi bahan pokok ke pelosok desa,” ujarnya.
Edukasi dan Sosialisasi Keselamatan di SPBU
Sebagai langkah preventif pasca insiden, Pertamina Patra Niaga berencana mengintensifkan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengikuti aturan keselamatan saat berada di SPBU. Salah satu contoh yang kerap diabaikan adalah larangan penggunaan telepon genggam di sekitar area pengisian bahan bakar, serta larangan merokok.
Ahad Rahedi menyebut bahwa sosialisasi ini akan dilakukan secara berkala melalui spanduk, poster, dan bahkan video singkat yang diputar di area SPBU. Petugas juga akan dilibatkan untuk secara aktif mengingatkan pelanggan demi menghindari insiden serupa di masa depan.
“Kami mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga keselamatan. SPBU adalah fasilitas vital, dan butuh kerja sama antara operator dan pelanggan agar tetap aman dan nyaman,” kata Ahad.
Pemulihan Cepat, Pelayanan Kembali Normal
Peristiwa kebakaran di SPBU Kefamenanu memang sempat menjadi perhatian publik, terutama warga lokal yang khawatir akan dampaknya terhadap ketersediaan BBM. Namun langkah cepat dan tepat dari pihak Pertamina Patra Niaga berhasil mengembalikan layanan dalam waktu singkat.
Kepastian ini menunjukkan bahwa Pertamina memiliki kapasitas dan keseriusan dalam menjaga keberlangsungan layanan energi, bahkan dalam kondisi krisis sekalipun. Dengan SPBU yang kembali beroperasi normal, masyarakat Kefamenanu kini dapat kembali menjalankan aktivitas seperti biasa tanpa gangguan.