JAKARTA - Di tengah perkembangan teknologi digital, peran masyarakat sebagai pengguna aktif sistem keuangan nasional menjadi semakin penting. Upaya ini mulai diterapkan langsung oleh Bank Indonesia (BI) saat mengedukasi warga Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga. Pada hari Kamis 10 JULI 2025, BI hadir di tengah masyarakat dengan dua pesan penting: cara mengenali keaslian uang rupiah dan cara menggunakan QRIS untuk transaksi digital. Melalui Program Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah, BI tidak hanya menekankan pentingnya mencintai mata uang nasional, tetapi juga mengajak masyarakat untuk bertransaksi dengan cerdas, aman, dan efisien di era digital.
Memperkuat Kepastian Uang Rupiah di Era Modern
Pertama, BI menitikberatkan sosialisasi tentang keamanan dan keaslian uang rupiah. Di pasar tradisional, warung kelontong, maupun transaksi harian, potensi peredaran uang palsu masih berpotensi terjadi. Oleh karena itu, BI memperkenalkan cara mengenali ciri fisik asli uang rupiah—seperti tekstur, keamanan benang pengaman, hingga gambar tersembunyi—yang dapat diuji dengan mudah oleh masyarakat. Langkah ini diyakini mampu memperkuat rasa yakin dan kepercayaan publik terhadap mata uang negara sendiri.
QRIS — Akses Mudah Transaksi Digital
Tak hanya edukasi fisik rupiah, BI juga menyalakan literasi digital melalui pengenalan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Sistem ini memudahkan transaksi digital secara cepat, aman, dan tanpa biaya tinggi. Bagi warga Singkep Barat, yang sebagian besar merupakan pelaku usaha kecil, pelatihan ini membuka peluang peningkatan efisiensi dan akses pasar lebih luas. BI menjelaskan bahwa QRIS mempermudah transaksi non-tunai—tinggal scan, masukkan nominal, selesai.
Program ini memberikan pemahaman beserta pelatihan langsung cara memindai QRIS, membaca struk digital, dan mengenali keamanan sistem yang melindungi data dan dana pengguna. Hal ini penting mengingat semakin maraknya tawaran metode digital, tetapi tak semua platform memiliki keamanan dan regulasi setara BI.
CBP Rupiah: Lebih dari Sekadar Branding
Program Cinta, Bangga, Paham Rupiah dirancang BI sebagai kampanye literasi terpadu di berbagai daerah. Cinta—mendorong masyarakat menghormati mata uang nasional. Bangga—membangun kesadaran identitas dan ekonomi nasional. Paham—meningkatkan kompetensi transaksi digital aman. Di Singkep Barat, program ini disesuaikan dengan kondisi lokal: tersedia demo langsung, tanya jawab, dan bantuan pengunduhan aplikasi untuk memudahkan warga langsung mencoba QRIS.
Dampak terhadap Ekonomi Lokal
Dengan meningkatnya pemahaman masyarakat tentang uang asli dan penggunaan QRIS, masyarakat Singkep Barat semakin siap memasuki era ekonomi digital. Penjual di pasar dapat menerima pembayaran melalui QR, tak lagi repot menerima uang tunai kembalian. Pelaku UKM kini dapat menjangkau konsumen lebih luas—dari pulau-pulau tetangga hingga wisatawan yang semakin digital-savvy. Hal ini mendukung perkembangan ekonomi lokal menjadi lebih inklusif dan modern.
Hambatan yang Masih Dihadapi
Namun, implementasi bukan tanpa kendala. Belum semua warga terbiasa dengan perangkat digital; akses internet di beberapa lokasi masih terbatas; serta faktor kebiasaan bertransaksi tunai yang masih melekat. BI menyadari ini dan telah menyiapkan tim edukator yang tidak hanya mengajar satu kali, tetapi konsisten melakukan pendampingan berkala. Selain itu, kemitraan dengan pemerintah kecamatan, koperasi, dan pelaku usaha lokal memperkuat pengenalan QRIS dan pengujian keaslian rupiah.
Kolaborasi sebagai Kunci Sukses
Kesuksesan program ini juga tidak lepas dari dukungan lintas pihak. Pemerintah daerah Lingga menyediakan fasilitas dan menyiapkan sarana audiens, BI mengerahkan edukator dan materi, sementara pelaku usaha lokal bersedia jadi peserta dan pengampu demo. Dengan kolaborasi ini, edukasi bisa langsung dipraktikkan dalam transaksi nyata—realitas yang mempercepat adopsi dan keyakinan sistem.
Menatap Masa Depan: Ekonomi Digital yang Kredibel dan Berdaulat
Program ini bukan sekadar sosialisasi satu kali. BI menyiapkan roadmap literasi ke beberapa desa lainnya, serta melanjutkan pendampingan pasca kegiatan—dengan target melahirkan agen CBP Rupiah: warga lokal yang memahami cara mengecek uang asli dan mengoperasikan QRIS, kemudian menyosialisasikannya kembali ke komunitas mereka. Secara jangka panjang, ini akan menguatkan inklusi keuangan, memperkuat nilai rupiah di era global, serta mendorong masyarakat mandiri financially dan teknologi.