Industri ICT Jadi Motor Ekonomi RI

Senin, 14 Juli 2025 | 09:08:18 WIB
Industri ICT Jadi Motor Ekonomi RI

JAKARTA - Indonesia tengah menatap ambisi besar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Namun, target ini tentu tak akan tercapai jika hanya bertumpu pada sektor konvensional. Dalam konteks itulah, sektor industri teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dinilai dapat menjadi motor utama yang menggerakkan roda transformasi ekonomi nasional.

Di tengah geliat dunia menuju digitalisasi total dan persaingan industri global yang makin kompleks, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyampaikan keyakinannya bahwa ICT bukan lagi pelengkap pembangunan, tetapi fondasi utama yang perlu diperkuat demi mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Pemerintah punya harapan dan keinginan besar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Salah satu sektor yang kami lihat potensial dan punya efek besar adalah industri ICT,” kata Faisol, menegaskan arah kebijakan yang kini mulai difokuskan pada sektor dengan daya dorong tinggi terhadap produktivitas nasional.

Meniru Jejak Negara Maju: India, Vietnam, dan Taiwan

Melihat keberhasilan negara lain menjadi penting dalam menyusun strategi pembangunan industri. Menurut Faisol, Indonesia bisa belajar dari India yang sukses mengembangkan ekosistem produksi elektronik secara terintegrasi, mulai dari hilir hingga ke hulu. Negara tersebut tidak hanya menjadi magnet investasi, tapi juga mampu menjadi produsen mandiri dalam berbagai komponen elektronik vital.

“India berhasil menarik investasi besar sekaligus membangun basis produksi elektronik yang tangguh dalam satu dekade terakhir,” jelasnya. Keberhasilan serupa juga terlihat di Vietnam dan Taiwan, yang dalam beberapa tahun terakhir terus memperkuat posisi mereka dalam rantai pasok global sektor teknologi tinggi.

Semangat itulah yang coba dibangun di Indonesia, dengan mengubah paradigma bahwa sektor ICT tidak lagi hanya tempat ‘perakitan’, melainkan pusat produksi dan inovasi.

Dari Komoditas ke Komponen: Arah Baru Ekspor Indonesia

Salah satu dorongan paling besar dari sektor ICT adalah kemampuannya meningkatkan nilai tambah produk ekspor nasional. Selama ini, kontribusi ekspor Indonesia banyak bergantung pada komoditas seperti batu bara dan kelapa sawit. Namun, seiring dinamika global yang menuntut diversifikasi ekspor, sektor elektronik dan ICT dianggap punya potensi besar untuk menggeser dominasi ekspor berbasis sumber daya alam.

“Apakah industri kita sudah siap? Apakah bahan baku bisa diolah menjadi komponen elektronik berkualitas dan siap bersaing?” tanya Faisol, seraya menekankan pentingnya kesiapan ekosistem industri lokal.

Ia menjelaskan bahwa sebuah gadget modern mengandung ribuan komponen elektronik mulai dari integrated circuit (IC), CPU, baterai, layar, hingga komponen kecil seperti resistor dan transistor. Jika semua itu bisa diproduksi di dalam negeri, maka peluang ekonomi dan lapangan kerja yang tercipta akan luar biasa besar.

Visi: Indonesia Jadi Produsen, Bukan Sekadar Perakit

Transformasi digital yang menyeluruh membutuhkan kesiapan industri dalam negeri untuk memproduksi perangkat teknologi dari hulu ke hilir. Faisol menyampaikan keinginan besar pemerintah agar Indonesia tidak hanya berperan sebagai negara perakit, tetapi naik kelas menjadi produsen komponen ICT secara mandiri dan berdaya saing.

Dengan strategi itu, maka kebutuhan terhadap komponen elektronik dalam negeri tidak lagi tergantung dari luar, melainkan bisa dipenuhi oleh industri nasional sendiri. “Pemerintah ingin agar Indonesia bukan sekadar perakit, tetapi produsen komponen ICT lengkap,” ujar Faisol.

Ia menegaskan bahwa strategi ini memerlukan dukungan menyeluruh dari dunia industri, kawasan industri, dan juga pelaku usaha kecil dan menengah. Semua pihak perlu memiliki peran dalam membangun rantai pasok lokal yang kuat dan kompetitif.

Kolaborasi Jadi Kunci: Pemerintah dan Industri Harus Satu Langkah

Mewujudkan lompatan besar di sektor ICT tidak mungkin dilakukan tanpa kerja sama lintas sektor. Menurut Faisol, sinergi antara pemerintah pusat, daerah, serta pelaku industri sangat krusial untuk membangun infrastruktur digital dan manufaktur yang kokoh.

“Saya optimistis, dengan kerja keras dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia bisa segera menyiapkan infrastruktur yang matang, dimulai dari sektor elektronika,” tegasnya. Hal ini sejalan dengan berbagai kebijakan strategis Kementerian Perindustrian yang tengah mendorong akselerasi transformasi digital dan penerapan teknologi industri 4.0 di berbagai sektor.

Ia juga menyampaikan bahwa momentum ini perlu dijaga dengan serius, mengingat perubahan global berlangsung sangat cepat dan kompetisi antarnegara dalam hal produksi komponen teknologi semakin ketat.

Transformasi Butuh Keberanian dan Arah yang Jelas

Meski peluangnya besar, membangun industri ICT yang tangguh bukan pekerjaan mudah. Butuh investasi jangka panjang, regulasi yang adaptif, dan kesiapan SDM yang tinggi. Namun, jika Indonesia bisa melangkah ke arah yang benar, manfaat jangka panjang yang diraih akan jauh lebih besar daripada sekadar pertumbuhan ekonomi.

Dengan arah kebijakan yang makin tegas dan dukungan kuat dari semua pemangku kepentingan, industri ICT diharapkan bisa menjadi tulang punggung transformasi ekonomi Indonesia ke depan.

Terkini