JAKARTA - Langkah nyata pemberdayaan masyarakat di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) terus digaungkan berbagai pihak, tak terkecuali oleh BSI Maslahat yang menjadi mitra aktif dalam mendukung program nasional Kampung Zakat. Dengan semangat kolaboratif dan pendekatan multidimensional, BSI Maslahat membuktikan diri sebagai lembaga yang tidak hanya fokus pada filantropi, tetapi juga pemberdayaan berkelanjutan.
Sebagai bagian dari implementasi program strategis yang diinisiasi oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, Kampung Zakat hadir sebagai model pembinaan berbasis komunitas yang menyasar langsung kelompok-kelompok rentan secara ekonomi dan sosial. Dalam rentang 2024–2026, BSI Maslahat menjadi salah satu pihak yang mengambil peran signifikan dengan mendampingi lima titik lokasi program yang tersebar di berbagai provinsi.
Komitmen dan kontribusi tersebut membuahkan apresiasi nyata. BSI Maslahat dianugerahi Zakat-Wakaf Award 2025 oleh Kementerian Agama, sebagai mitra kolaboratif yang memiliki jumlah penerima manfaat terbanyak di antara peserta program lainnya.
“Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas komitmen BSI Maslahat dalam menjalankan program-program pemberdayaan masyarakat,” tertulis dalam keterangan resmi.
“Penghargaan ini juga mendorong BSI Maslahat terus berupaya meningkatkan sinergi dengan Kementerian Agama dan berbagai pihak untuk memperluas jangkauan dan dampak positif program Kampung Zakat di masa mendatang.”
Lima Lokasi, Lima Pilar Pemberdayaan
Pendekatan yang diambil BSI Maslahat dalam mendukung Kampung Zakat bersifat komprehensif. Tidak hanya menyentuh aspek ekonomi, namun juga menyasar pilar dakwah, pendidikan, sosial, dan kesehatan. Kelima pilar inilah yang menjadi fondasi pembangunan komunitas berbasis zakat yang berkelanjutan.
Adapun lima lokasi strategis yang menjadi titik fokus BSI Maslahat dalam program ini adalah:
Nagari Ampalu, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat
Fokus utama berada pada peningkatan produktivitas petani padi dan jagung.
Kelurahan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat
Di wilayah ini, program diarahkan pada pemberdayaan peternak ikan air tawar dan pelaku UMKM lokal.
Desa Sidomulyo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
Kampung Zakat di sini berfokus pada budidaya kopi, usaha tanaman hias, peternakan domba, serta pengadaan sarana air bersih.
Desa Pudak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur
Pendampingan diberikan pada sektor peternakan domba dan kambing, sekaligus memperkuat pilar ekonomi lokal.
Desa Sinduwati, Kabupaten Karangasem, Bali
Di sini, dukungan mencakup bantuan modal usaha ultra mikro, pengembangan UMKM frozen food, pabrik tahu, peternakan ayam, peternakan domba dan kambing, serta pembangunan sentra UMKM.
Secara keseluruhan, intervensi dari program ini telah menyentuh 449 jiwa penerima manfaat. BSI Maslahat tidak hanya memberikan dana bantuan, namun juga menekankan pada pelatihan keterampilan, pendampingan usaha, bantuan modal, dan pembangunan sarana-prasarana produktif, yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah 3T secara berkelanjutan.
Transformasi Sosial dari Akar Rumput
Program ini tidak hanya berhenti pada sisi material, tetapi juga membangun harapan dan semangat baru di tengah masyarakat marjinal. Salah satu contoh dapat dilihat pada kegiatan yang berlangsung di Jorong Mangunai, Nagari Ampalu, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.
Kepala Kantor Kementerian Agama Lima Puluh Kota, Dr. H. Irwan M.Ag, menyampaikan optimisme terhadap pelaksanaan program tersebut:
“Saya berharap bahwa dengan adanya Kampung Zakat di Jorong Mangunai, Nagari Ampalu bisa berjalan baik dan lancar, serta bisa mengubah perekonomian masyarakat nagari Ampalu,” ujarnya saat kegiatan sosialisasi dan penyerahan bantuan usaha.
Dari testimoni ini, terlihat bagaimana program zakat yang dikemas secara terpadu mampu menciptakan efek domino dalam memicu transformasi sosial dan ekonomi. Ketika program dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif dan dukungan lintas sektoral, masyarakat tak hanya menerima manfaat, tapi juga terlibat aktif dalam pembangunan daerahnya sendiri.
Komitmen Ke Depan: Dari Bantuan ke Kemandirian
BSI Maslahat menegaskan bahwa peran mereka dalam program Kampung Zakat bukan sekadar penyalur bantuan, melainkan mitra transformasi sosial. Tujuan akhirnya adalah membantu masyarakat menuju kemandirian ekonomi, bukan ketergantungan.
Program yang sedang berjalan ini menjadi bagian dari komitmen jangka panjang. Melalui strategi pemberdayaan berbasis potensi lokal, BSI Maslahat akan terus mendampingi dan mengevaluasi dampak yang dihasilkan dari intervensi di setiap lokasi.
Kampung Zakat bukan hanya solusi jangka pendek untuk kemiskinan. Ia merupakan platform kolaboratif yang membuka ruang seluas-luasnya bagi lembaga zakat, masyarakat sipil, dan pemerintah untuk menciptakan perubahan berkelanjutan dari bawah ke atas.
Dalam semangat keadilan sosial dan inklusi, program Kampung Zakat yang didukung oleh BSI Maslahat menjadi teladan bagaimana potensi zakat bisa dimaksimalkan untuk membangun masa depan masyarakat 3T. Apresiasi yang diterima bukanlah tujuan akhir, melainkan penyemangat untuk memperluas cakupan dan dampak dari program serupa di masa mendatang.
BSI Maslahat kini tidak hanya dikenal sebagai lembaga pengelola zakat, tapi juga sebagai mitra strategis dalam pembangunan komunitas yang berkelanjutan berdiri di garda terdepan dalam menyalurkan harapan dan membangun ketangguhan sosial dari pelosok negeri.