Minyak Mentah Stabil Menanti Pertemuan Trump-Putin

Senin, 11 Agustus 2025 | 13:08:22 WIB
Minyak Mentah Stabil Menanti Pertemuan Trump-Putin

JAKARTA - Pada penutupan perdagangan Jumat, dinamika harga sejumlah komoditas utama dunia menunjukkan pergerakan yang beragam, seiring pasar menunggu perkembangan politik yang sangat dinantikan: pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ketidakpastian dari hasil pertemuan ini menjadi faktor utama yang mendorong pelaku pasar mengambil sikap waspada, sehingga membuat harga minyak mentah, Crude Palm Oil (CPO), dan nikel mengalami kenaikan tipis, sementara batu bara dan timah justru mencatat penurunan.

Harga minyak mentah Brent sedikit mengalami kenaikan 16 sen atau 0,2 persen menjadi USD 66,59 per barel, sementara minyak mentah Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI), tetap stabil di posisi USD 63,88 per barel. Lonjakan kecil ini menjadi tanda pasar masih menahan diri menunggu hasil pertemuan dua pemimpin dunia tersebut. Pasar juga mencatat bahwa kerugian mingguan untuk minyak mentah mencatat penurunan terdalam sejak akhir Juni, terutama karena kebijakan tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump yang masih memberikan tekanan pada harga minyak global.

Sementara itu, harga batu bara justru mengalami penurunan, terpantau dari data Bursa ICE Newcastle Australia. Kontrak pengiriman Juni 2025 untuk batu bara turun 0,46 persen menjadi USD 113,20 per ton. Penurunan ini menjadi sinyal adanya perubahan dalam permintaan batu bara global yang dapat berpengaruh pada industri energi tradisional yang masih sangat bergantung pada komoditas tersebut.

Minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) menunjukkan tren naik tipis pada perdagangan hari itu. Mengutip data dari Tradingeconomics, harga CPO naik 0,31 persen menjadi MYR 4.254 per ton. Kenaikan ini memberikan angin segar bagi para pelaku industri sawit di berbagai wilayah, seperti yang tampak dari aktivitas truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang ramai mengantre untuk pembongkaran di pabrik pengolahan di Aceh Barat. Aktivitas tersebut mengindikasikan permintaan dan produksi yang masih cukup stabil di sektor ini.

Logam dasar juga menunjukkan pergerakan yang berbeda-beda. Harga nikel mengalami kenaikan 0,25 persen ke posisi USD 15.156 per ton berdasarkan data London Metal Exchange (LME). Kenaikan ini bisa diartikan sebagai sinyal optimisme pasar terhadap permintaan logam yang berperan penting di sektor industri dan energi baru terbarukan. Sebaliknya, harga timah justru menurun 0,33 persen menjadi USD 33.624 per ton, menunjukkan adanya tekanan pasokan atau permintaan yang berkurang di pasar logam ini.

Situasi ini menggambarkan betapa pasar komoditas global sangat dipengaruhi oleh perkembangan geopolitik dan kebijakan ekonomi internasional. Para pelaku pasar harus terus memantau berbagai faktor eksternal, mulai dari pertemuan pemimpin dunia, kebijakan tarif perdagangan, hingga dinamika permintaan dan penawaran komoditas yang sangat dinamis.

Bagi investor dan pelaku industri, pemahaman mendalam atas fluktuasi harga ini penting untuk mengambil keputusan strategis dalam investasi dan operasional bisnis mereka. Ketidakpastian yang masih membayangi pasar membuat kehati-hatian menjadi kunci utama dalam menavigasi volatilitas harga komoditas saat ini.

Terkini

Shio Puncak Keberuntungan

Senin, 11 Agustus 2025 | 15:58:53 WIB

Drama Korea Rating Tertinggi 2025

Senin, 11 Agustus 2025 | 16:06:47 WIB

Produk Xiaomi 8.8 Sale

Senin, 11 Agustus 2025 | 16:10:07 WIB