JAKARTA - Di tengah suasana sejuk Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali, hujan yang turun pada Kamis sore, 22 Mei 2025, memberikan nuansa damai bagi warga setempat. Di antara hamparan lahan sawah dan pepohonan, terdapat sebuah greenhouse berukuran 9x16 meter yang dikelola oleh Kelompok Tani Ternak (KTT) Mekar Nadi Sari.
Greenhouse sebagai Solusi Pertanian Modern
Greenhouse yang dibangun secara semi-permanen ini dilengkapi dengan atap plastik ultraviolet dan jaring-jaring untuk mencegah masuknya hama atau serangga. Dengan teknologi ini, KTT Mekar Nadi Sari mampu mengoptimalkan pertumbuhan tanaman meskipun menghadapi tantangan cuaca yang tidak menentu.
I Made Sandi, salah seorang petani di Banjar Dinas Munduk Andong, Desa Bangli, Baturiti, Tabanan, yang juga mengelola greenhouse serupa, menjelaskan bahwa teknologi smart farming yang diterapkan dalam greenhouse memungkinkan pengolahan lahan, pemupukan, penyiraman, dan pemberian nutrisi dilakukan secara digital. "Dengan teknologi ini, kami dapat memantau dan mengatur kondisi tanaman secara real-time, sehingga hasil pertanian menjadi lebih optimal," ujarnya.
Penerapan Pertanian Organik dan Tumpang Sari
Selain teknologi greenhouse, petani di Desa Baturiti juga menerapkan pertanian organik dan sistem tumpang sari untuk meningkatkan hasil pertanian dan mengurangi risiko gagal panen. Wayan Sumerta, petani asal Dusun Bangah, Desa Baturiti, menjelaskan bahwa dengan sistem tumpang sari, mereka menanam berbagai jenis tanaman seperti tomat, cabai, sayur hijau, dan bunga pacar secara bersamaan. "Jika satu jenis tanaman gagal, kami masih memiliki tanaman lain yang dapat dipanen," kata Wayan.
Dukungan Pemerintah dan Lembaga Pendidikan
Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Baturiti mendukung penerapan pertanian organik dengan memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada petani. Koordinator BPP Baturiti, Rai Purwanta, menyebutkan bahwa sekitar 30 persen petani di wilayahnya telah menerapkan pertanian organik. "Kami terus mendorong petani untuk menerapkan sistem organik, karena selain ramah lingkungan, juga meningkatkan kualitas hasil pertanian," ujarnya.
Selain itu, Universitas Udayana juga berperan aktif dalam pembinaan petani di Desa Baturiti. Melalui program pengabdian masyarakat, Universitas Udayana memberikan penyuluhan tentang peningkatan kesehatan ternak sapi dan pemanfaatan limbah pertanian menjadi kompos organik. Penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.
Prospek dan Tantangan ke Depan
Inovasi pertanian yang diterapkan di Desa Baturiti menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan hasil pertanian dan kesejahteraan petani. Namun, tantangan seperti perubahan iklim, keterbatasan akses terhadap teknologi, dan modal usaha masih menjadi hambatan yang perlu diatasi.
Untuk itu, diperlukan kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat dalam menyediakan pelatihan, akses terhadap teknologi, dan pembiayaan yang memadai bagi petani. Dengan dukungan tersebut, diharapkan pertanian di Desa Baturiti dapat berkembang secara berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Inovasi pertanian yang diterapkan oleh KTT Mekar Nadi Sari di Desa Baturiti, seperti pembangunan greenhouse dan penerapan pertanian organik serta sistem tumpang sari, telah menunjukkan hasil yang positif dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Dukungan dari pemerintah dan lembaga pendidikan juga sangat penting dalam memperkuat keberlanjutan dan perkembangan sektor pertanian di wilayah ini.
Dengan terus mengembangkan inovasi dan kerjasama antara berbagai pihak, pertanian di Desa Baturiti dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di sektor pertanian.