UNKM

Peringati Bulan Bung Karno, Sonny T. Danaparamita Gelar Pelatihan UMKM Kue Basah untuk Perempuan Desa

Peringati Bulan Bung Karno, Sonny T. Danaparamita Gelar Pelatihan UMKM Kue Basah untuk Perempuan Desa
Peringati Bulan Bung Karno, Sonny T. Danaparamita Gelar Pelatihan UMKM Kue Basah untuk Perempuan Desa

JAKARTA – Dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno, Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Sonny T. Danaparamita, menginisiasi pelatihan pembuatan kue basah bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Dusun Simbar, Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan ini digelar bersama komunitas UMKM lokal yang mayoritas digerakkan oleh ibu rumah tangga.

Pelatihan tersebut bukan hanya bertujuan meningkatkan keterampilan teknis dalam pembuatan kuliner tradisional, tetapi juga menjadi momentum memperkuat semangat ekonomi kerakyatan yang diusung oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Sonny menekankan pentingnya kembali ke nilai-nilai dasar perjuangan ekonomi berbasis rakyat.

“Setialah kepada sumbermu. Kekuatan kita harus tetap bersumber kepada kekuatan rakyat. Tetap apinya semangat rakyat,” ujar Sonny dalam sambutannya di hadapan peserta pelatihan.

Ia juga menambahkan bahwa UMKM adalah fondasi ekonomi nasional yang harus terus diperkuat, terlebih yang tumbuh dari desa dan dijalankan oleh perempuan. Menurutnya, kegiatan seperti ini merupakan pengejawantahan nyata dari ajaran Bung Karno tentang ekonomi berdikari.

“UMKM adalah tulang punggung bangsa. Apa yang dilakukan ibu-ibu di sini adalah pengejawantahan langsung dari ajaran Bung Karno: ekonomi berdikari dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat,” terang Sonny.

Tak hanya memberikan motivasi, Sonny juga mendorong agar kegiatan pelatihan seperti ini mendapatkan perhatian dan dukungan lebih dari pemerintah daerah maupun pusat, terutama dalam bentuk pelatihan lanjutan, akses pemasaran, dan penguatan permodalan.

“Kegiatan ini tak bisa berhenti di sini. Kita butuh sistem dukungan berkelanjutan agar produk-produk UMKM bisa menembus pasar lebih luas, bahkan sampai ke luar negeri. Pemerintah harus hadir untuk fasilitasi,” imbuhnya.

Sementara itu, penggerak UMKM perempuan di Desa Tampo, Ning Ayik Moebtadie, menyampaikan bahwa pelatihan ini diikuti oleh puluhan anggota komunitas UMKM, yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga dan pelaku usaha kecil. Mereka secara aktif memproduksi berbagai jenis kue basah tradisional, seperti klepon, kue lapis, dan kue lumpur.

“Kami ingin perempuan desa tidak hanya menjadi penonton dalam ekonomi, tetapi pelaku aktif. Lewat usaha kue basah ini, kami berdaya dan sekaligus melestarikan kearifan lokal,” tutur Ning Ayik.

Menurutnya, pelatihan yang berlangsung di Jalan Hasanudin No. 13 ini tidak hanya mengajarkan resep kue tradisional, tetapi juga menekankan pentingnya aspek higienitas, teknik pengemasan modern, serta strategi pemasaran digital.

“Ini lebih dari sekadar belajar bikin kue. Kami juga saling berbagi pengetahuan tentang bagaimana menjaga kualitas produk, membuat kemasan menarik, dan memasarkan lewat media sosial. Semua ilmu ini sangat berharga untuk keberlangsungan usaha kami,” tambahnya.

Kegiatan ini menjadi salah satu contoh konkret kolaborasi antara wakil rakyat dan komunitas lokal dalam memperingati nilai-nilai perjuangan Bung Karno yang relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Semangat gotong royong, pemberdayaan perempuan, dan penguatan ekonomi desa menjadi pesan utama yang diusung dalam kegiatan tersebut.

Sonny berharap gerakan seperti ini dapat menjadi model di daerah lain dan menjangkau lebih banyak desa-desa di Indonesia. Ia juga menyatakan akan terus mengawal kebijakan yang mendukung pengembangan UMKM dari sisi regulasi hingga penganggaran.

“Kalau kita ingin ekonomi nasional kuat, maka kita harus perkuat ekonomi desa terlebih dahulu. Dan peran perempuan dalam UMKM adalah kekuatan besar yang sering kali belum diberi panggung cukup luas,” tegas Sonny.

Dengan menggelar pelatihan kue basah di momen Bulan Bung Karno, Sonny T. Danaparamita dan komunitas UMKM Desa Tampo tidak hanya memperingati jasa sang proklamator, tetapi juga menghidupkan kembali semangat perjuangan dalam konteks pemberdayaan ekonomi masyarakat akar rumput.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index