KEMENKES

Lewat Sosialisasi Kesehatan di Tanah Laut, DPR RI dan Kemenkes Tekankan Akselerasi Program Makan Bergizi dan Penanganan TBC Nasional

Lewat Sosialisasi Kesehatan di Tanah Laut, DPR RI dan Kemenkes Tekankan Akselerasi Program Makan Bergizi dan Penanganan TBC Nasional
Lewat Sosialisasi Kesehatan di Tanah Laut, DPR RI dan Kemenkes Tekankan Akselerasi Program Makan Bergizi dan Penanganan TBC Nasional

JAKARTA – Persoalan gizi anak dan tingginya kasus tuberkulosis (TBC) di Indonesia menjadi perhatian serius dalam kegiatan Sosialisasi Program Kesehatan yang digelar oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersama Anggota DPR RI di Balairung Tuntung Pandang, Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut.

Kegiatan ini dihadiri oleh Anggota DPR RI Hj. Mariana, Wakil Bupati Tanah Laut H. Muhammad Zazuli, Ketua DPRD Tanah Laut H. Khairil Anwar, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut Dr. Isna Farida, serta ratusan peserta dari berbagai unsur, termasuk pejabat daerah, tokoh masyarakat, dan perwakilan pelajar.

Gizi Anak Belum Merata, Program Makan Gratis Harus Diperluas

Dalam sambutannya, Hj. Mariana menyuarakan kekhawatirannya terhadap belum meratanya pelaksanaan program makan bergizi gratis di Kalimantan Selatan. Menurutnya, program tersebut masih bersifat uji coba dan belum menjangkau seluruh satuan pendidikan di wilayah Tanah Laut.

“Harapan saya, biar semua anak-anak sekolah di Tanah Laut ini dapat makan bergizi gratis,” ujar Hj. Mariana di hadapan peserta. Ia menyampaikan bahwa dirinya telah melakukan komunikasi dengan pihak terkait untuk mendorong percepatan implementasi program tersebut.

Sebagai contoh, ia menyebut kondisi di Kelurahan Panggung, di mana hanya dua dari delapan Sekolah Dasar (SD) yang sudah menjalani uji coba makan bergizi gratis. Kondisi ini mencerminkan ketimpangan dalam pelaksanaan program yang seharusnya menyasar seluruh siswa secara merata.

“Insyaallah, saya lagi mengatur jadwal ke dapur di sini. Dapur yang disarankan mana, saya akan ke situ,” tambahnya, menegaskan komitmennya untuk melakukan peninjauan langsung guna memastikan kesiapan fasilitas penyedia makanan sehat.

Indonesia Peringkat Kedua Tertinggi Kasus TBC di Dunia

Selain isu gizi, Hj. Mariana juga menyoroti masalah kesehatan lain yang tak kalah krusial, yakni tingginya angka penderita tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Ia mengingatkan bahwa Indonesia berada di posisi kedua tertinggi secara global dalam jumlah kasus TBC setelah India.

“Tadi disebut-sebut TBC bu ya, yang lebih tinggi. Pak, kita nomor dua di dunia habis India,” tegasnya. Ia juga menyinggung keterbatasan alat medis di fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas, yang menjadi salah satu kendala dalam penanganan penyakit menular tersebut.

“Mudah-mudahan kedatangan hari ini juga jadi fokus,” ujarnya, berharap kegiatan sosialisasi ini dapat memantik perhatian lebih besar dari berbagai pihak terhadap penguatan layanan kesehatan dasar.

Germas Jadi Langkah Strategis, Tapi Butuh Partisipasi Aktif Masyarakat

Menanggapi berbagai tantangan kesehatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Tanah Laut, Dr. Isna Farida, menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Ia menyoroti bahwa meski Germas telah lama digalakkan, pelaksanaannya masih belum optimal di lapangan.

“Yang jadi permasalahan kita saat ini adalah apakah itu (Germas) sudah dilaksanakan atau belum?” ungkapnya di hadapan peserta dengan gaya bahasa khas Banjar yang hangat.

Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memulai perubahan gaya hidup sehat, meski diakui bahwa upaya tersebut tidaklah mudah. “Kata orang, sesuatu yang manis itu pasti berat dulu dilaluinya. Jadi, apapun halangannya, apapun rintangannya, hidup sehat itu harus kita lakukan,” tegasnya disambut tepuk tangan dari para hadirin.

Menuju Generasi Emas 2045: Sehat Hari Ini, Bugar di Masa Depan

Acara sosialisasi ini tidak hanya menjadi wadah penyampaian aspirasi dan diskusi antar-pemerintah pusat dan daerah, tetapi juga menjadi bagian dari langkah nyata menuju visi Indonesia Emas 2045. Pesan penting yang ingin disampaikan adalah perlunya investasi pada kesehatan masyarakat sejak dini, demi membentuk generasi penerus yang kuat secara fisik dan mental.

“Kalau kita 2045 sudah sepuh, siapa yang akan jadi generasi emas? Kita dulu yang harus sehat, yang muda-muda harus bugar,” pungkas Dr. Isna, menutup acara dengan pesan inspiratif yang mengundang semangat dari para peserta.

Komitmen Bersama Hadapi Tantangan Kesehatan

Dengan kolaborasi antara DPR RI, Kementerian Kesehatan, dan pemerintah daerah, harapannya berbagai tantangan kesehatan seperti gizi buruk dan TBC dapat diatasi secara lebih sistematis dan menyeluruh. Pemerintah pusat juga diharapkan mempercepat dukungan infrastruktur dan kebijakan agar program-program seperti makan bergizi gratis dan Germas bisa menjangkau masyarakat secara lebih merata.

Acara ini menjadi bukti konkret bahwa pembangunan kesehatan adalah kerja bersama yang memerlukan sinergi lintas sektor dan dukungan masyarakat luas demi mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index