HUTAMA KARYA

Inovasi Teknologi Sosrobahu Hutama Karya Dorong Progres Pembangunan Tol Semarang-Demak 1A Capai 64,2 Persen Tanpa Ganggu Lalu Lintas

Inovasi Teknologi Sosrobahu Hutama Karya Dorong Progres Pembangunan Tol Semarang-Demak 1A Capai 64,2 Persen Tanpa Ganggu Lalu Lintas
Inovasi Teknologi Sosrobahu Hutama Karya Dorong Progres Pembangunan Tol Semarang-Demak 1A Capai 64,2 Persen Tanpa Ganggu Lalu Lintas

JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) terus menggenjot pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Paket 1A dengan menerapkan teknologi inovatif landas putar “Sosrobahu”. Metode ini memungkinkan pelaksanaan konstruksi jembatan di tengah jalan arteri yang padat kendaraan tanpa harus menutup jalur lalu lintas, sehingga aktivitas masyarakat dan bisnis sekitar tetap berjalan lancar.

EvP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menegaskan bahwa penggunaan teknologi Sosrobahu merupakan solusi tepat untuk mengatasi tantangan pembangunan di kawasan perkotaan yang memiliki volume lalu lintas tinggi. “Penggunaan teknologi Sosrobahu pada Tol Semarang-Demak Paket 1A bertujuan untuk meminimalisir gangguan lalu lintas di jalan arteri yang memiliki volume kendaraan sangat tinggi. Dengan metode ini, Hutama Karya dapat mengerjakan struktur pier head atau balok melintang tanpa harus menutup jalur di bawahnya,” jelas Adjib.

Teknologi Sosrobahu, yang telah diterapkan pada empat tiang penyangga di jalur elevated tol Semarang-Demak Paket 1A (P10, P11, P13, dan P14), memungkinkan balok melintang dibangun sejajar dengan sumbu jalan terlebih dahulu, lalu diputar 90 derajat ke posisi akhir menggunakan sistem hidrolik. Pelaksanaan proses pemutaran ini memakan waktu kurang lebih dua bulan, dimulai dari pier P11 dan P10, hingga P14 dan P13. Semua aktivitas dilaksanakan dengan koordinasi intensif bersama Dinas Perhubungan setempat agar dampak terhadap pengguna jalan dapat diminimalisasi.

Adjib menambahkan, “Tanpa teknologi Sosrobahu, proses konstruksi konvensional berpotensi menyebabkan kemacetan, mengganggu akses menuju aktivitas bisnis, dan menimbulkan keluhan masyarakat.” Oleh sebab itu, metode ini dianggap sangat efektif untuk tetap menjaga kelancaran lalu lintas di tengah proyek pembangunan besar.

Selain efisiensi dalam hal gangguan lalu lintas, metode Sosrobahu juga menawarkan keuntungan waktu pengerjaan yang lebih singkat dan biaya pengaturan keselamatan yang lebih efisien. Teknologi ini sangat ideal digunakan di lingkungan perkotaan yang padat dan ruang gerak alat berat terbatas.

Hutama Karya pun melakukan berbagai langkah pendukung agar pekerjaan konstruksi berjalan aman dan tertib, antara lain koordinasi dengan kepolisian dan Dinas Perhubungan, pemasangan rambu-rambu yang jelas, penerangan yang memadai pada malam hari, serta penugasan petugas pengatur lalu lintas (flagman) di lokasi proyek.

“Keselamatan dan kenyamanan masyarakat adalah prioritas utama kami dalam setiap proyek yang dikerjakan. Teknologi Sosrobahu tidak hanya menunjukkan kapabilitas teknis, tetapi juga komitmen perusahaan untuk meminimalkan dampak konstruksi terhadap aktivitas sehari-hari masyarakat,” tutup Adjib.

Progres pembangunan Tol Semarang-Demak Paket 1A, yang dikerjakan melalui kerja sama operasi (KSO) antara Hutama Karya dan Beijing Urban Construction Group (BUCG), telah mencapai 64,2%. Pemasangan landas putar dengan metode Sosrobahu menjadi tonggak penting dalam penyelesaian proyek yang memiliki manfaat strategis ini.

Setelah rampung, tol ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antara Semarang dan Demak, sekaligus memberikan perlindungan terhadap ancaman banjir rob yang kerap melanda wilayah pesisir. Tol ini juga akan menjadi solusi untuk mengurai kemacetan di Jalan Pantura nasional serta mendongkrak produktivitas ekonomi di kedua wilayah Jawa Tengah tersebut.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyampaikan bahwa pembangunan Tol Semarang-Demak masih berjalan sesuai dengan jadwal dengan target penyelesaian pada tahun 2027. “Secara keseluruhan tidak ada kendala, hanya saat musim seperti angin kencang dan hujan deras, sehingga kapasitas kerja berkurang karena prioritas keselamatan kerja,” ujar Menteri tersebut.

Penerapan teknologi Sosrobahu di proyek tol ini menjadi contoh nyata inovasi teknik konstruksi yang selaras dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan wilayah urban, sehingga progres pembangunan tetap optimal tanpa mengorbankan kelancaran aktivitas publik di sekitarnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index