JAKARTA - PT Gudang Garam Tbk (GGRM) melalui anak usahanya, PT Surya Sapta Agung Tol (SSAT), tengah menggarap mega proyek Jalan Tol Kediri-Tulungagung yang menjadi bagian penting dalam jaringan transportasi Jawa Timur. Proyek ini merupakan kelanjutan dari Jalan Tol Kertosono-Kediri dan termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Perpres No. 80 Tahun 2019 yang mempercepat pembangunan ekonomi di kawasan strategis seperti Gresik, Surabaya, serta wilayah Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.
Jalan Tol Kediri-Tulungagung memiliki total panjang 44,17 kilometer yang terbagi atas dua segmen utama, yakni akses ke Bandara Dhoho sepanjang 6,82 kilometer serta jalan utama Kediri-Mojo-Tulungagung sepanjang 37,35 kilometer. Jalan tol ini dirancang memiliki dua lajur per arah (2x2) dengan empat simpang susun di Bulawen, Kediri, Mojo, dan Tulungagung, yang akan memudahkan akses dan konektivitas antarwilayah.
Direktur Gudang Garam, Istata T. Siddharta, menyatakan bahwa pembangunan proyek ini dimulai dengan nilai investasi mencapai Rp 9,92 triliun dan masa konsesi selama 50 tahun. “Transaksi afiliasi yang bertujuan untuk meningkatkan modal SSAT dilakukan untuk mendukung kelanjutan proses pembangunan proyek Jalan Tol Kediri-Tulungagung, Jawa Timur, yang dibangun oleh Perseroan melalui SSAT,” ujarnya.
Untuk mendukung percepatan pembangunan, Gudang Garam baru-baru ini menyuntikkan tambahan modal sebesar Rp 1,5 triliun ke PT Surya Sapta Agung Tol melalui pengambilan saham baru. Dengan penambahan ini, modal ditempatkan dan disetor SSAT naik dari Rp 2 triliun menjadi Rp 3,5 triliun. Mayoritas saham dimiliki oleh Gudang Garam, yaitu sebanyak 3.499.999 saham senilai Rp 3,49 triliun.
Proyek tol ini menjadi bagian vital dari pengembangan infrastruktur yang menunjang aktivitas Bandara Dhoho Kediri, yang selama ini terus mengalami peningkatan trafik penumpang. Kehadiran tol diharapkan memperlancar mobilitas warga dan memperkuat jaringan logistik di kawasan tersebut, yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan regional.
Dalam proses pembangunan tol ini, terdapat dampak sosial yang harus diperhatikan. Setidaknya, 23 desa di Kabupaten Kediri akan terdampak langsung oleh proyek jalan tol ini. Desa-desa tersebut tersebar di tiga kecamatan, yaitu Mojo, Semen, dan Banyakan.
Rinciannya sebagai berikut:
Kecamatan Mojo:
-Desa Kraton
-Desa Ploso
-Desa Kedawung
-Desa Maesan
-Desa Kranding
-Desa Ngadi
-Desa Ngetrep
-Desa Mondo
-Desa Keniten
-Desa Petok
-Desa Sukoanyar
-Desa Surat
-Desa Mojo
-Desa Tambibendo
-Desa Mlati
Kecamatan Semen:
-Desa Semen
-Desa Titik
-Desa Puhrubuh
-Desa Sidomulyo
-Desa Bobang
Kecamatan Banyakan:
-Desa Maron
-Desa Manyaran
-Desa Tiron
Keberadaan jalan tol ini diharapkan tidak hanya memudahkan akses transportasi, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat di sekitar, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan dan peluang usaha.
Pemerintah daerah dan PT Gudang Garam pun berkomitmen untuk memastikan proses pembangunan berjalan lancar dengan memperhatikan aspek sosial dan lingkungan. “Pembangunan infrastruktur strategis ini diharapkan bisa menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah Kediri dan Tulungagung,” ujar Istata.
Dengan konektivitas yang semakin baik, Jalan Tol Kediri-Tulungagung juga diharapkan mampu menurunkan biaya logistik dan mempercepat distribusi barang serta jasa di Jawa Timur. Ini sangat penting mengingat posisi strategis Kediri sebagai pusat ekonomi di kawasan tersebut.
Secara keseluruhan, mega proyek tol ini menjadi bagian dari visi besar pengembangan infrastruktur nasional yang menempatkan Jawa Timur sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi utama di Indonesia. Proyek ini tidak hanya menjadi prestasi bagi PT Gudang Garam, tapi juga bukti sinergi antara sektor swasta dan pemerintah dalam membangun masa depan yang lebih maju dan sejahtera.