Pendidikan

Disdikbud Kalbar Perkuat Pendidikan Vokasi, Fokus Link and Match SMK dengan Industri

Disdikbud Kalbar Perkuat Pendidikan Vokasi, Fokus Link and Match SMK dengan Industri
Disdikbud Kalbar Perkuat Pendidikan Vokasi, Fokus Link and Match SMK dengan Industri

JAKARTA - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menegaskan komitmennya memperkuat ekosistem pendidikan vokasi dengan mendorong kolaborasi konkret antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan dunia industri. Hal ini ditegaskan langsung oleh Kepala Disdikbud Kalbar, Rita Hastarita, dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Provinsi Kalbar yang digelar di Kabupaten Bengkayang.

“Dengan semangat kolaborasi yang kuat dan komitmen bersama, Rakor MKKS SMK Provinsi Kalbar di Kabupaten Bengkayang ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam mendorong pendidikan vokasi lebih progresif dan berdampak luas bagi pembangunan Kalbar,” ujar Rita Hastarita di hadapan para kepala SMK se-Kalbar.

Rakor ini digelar sebagai respons atas tingginya angka pengangguran terbuka di kalangan lulusan SMK. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lulusan SMK secara nasional mendominasi jumlah pengangguran terbuka di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Rita menjelaskan bahwa meski pasar kerja internasional menawarkan lebih dari satu juta lowongan dengan lebih dari 700 jenis pekerjaan yang dapat diisi oleh lulusan SMK, para lulusan masih terkendala penguasaan bahasa asing dan kesenjangan kompetensi dengan kebutuhan industri global.

“Lulusan SMK tercatat sebagai kelompok pengangguran terbuka tertinggi di Indonesia. Hambatan utama yang dihadapi adalah rendahnya penguasaan bahasa asing serta minimnya kesesuaian kompetensi dengan kebutuhan industri global,” tegasnya.

Salah satu contoh peluang nyata yang belum berhasil dimanfaatkan, menurut Rita, adalah kebutuhan perusahaan asal Tiongkok yang membutuhkan tenaga kerja lulusan SMK dengan gaji mencapai Rp15 juta per bulan. Namun, posisi ini tidak terisi karena minimnya kemampuan bahasa Mandarin dan Inggris dari lulusan SMK.

Oleh karena itu, Rita menekankan pentingnya transformasi pendidikan vokasi agar lebih adaptif terhadap tuntutan industri. Dia menegaskan bahwa kerja sama antara SMK dan industri tidak cukup hanya pada tahap penandatanganan nota kesepahaman (MoU), tetapi harus diwujudkan melalui transfer pengetahuan, penyesuaian kurikulum berbasis kebutuhan riil industri, hingga pembukaan jalur magang produktif.

“Kemitraan strategis ini menjadi kunci agar SMK mampu mencetak lulusan yang adaptif dan siap kerja, baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” katanya.

Rita juga menekankan pentingnya orientasi global bagi pendidikan vokasi. Hal ini menurutnya harus menjadi kesadaran bersama seluruh pemangku kepentingan pendidikan kejuruan agar lulusan SMK tidak hanya siap mengisi pasar kerja nasional, tetapi juga mampu bersaing di pasar kerja internasional yang sangat dinamis.

Ia berharap Rakor MKKS SMK ini dapat menghasilkan berbagai rumusan strategis untuk meningkatkan daya saing lulusan SMK dan memperkuat kemitraan lintas sektor, sehingga pendidikan vokasi di Kalbar semakin relevan dan bermutu.

Sementara itu, Bupati Bengkayang, Sebastianus Darwis, memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya Rakor MKKS SMK ini. Ia menyebut forum ini sebagai sarana strategis untuk konsolidasi visi, sinkronisasi program, dan pembaruan langkah-langkah konkret dalam meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Kalbar.

“Dengan tema ‘penguatan eksistensi MKKS SMK dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan vokasi di Kalimantan Barat’, forum ini diharapkan mampu menjadi katalisator perubahan menuju sistem pendidikan vokasi yang adaptif, inklusif, dan berdaya saing,” ujar Bupati Sebastianus.

Menurutnya, penguatan jejaring antar-SMK menjadi salah satu poin penting yang harus diperkuat. Selain itu, ia menekankan pentingnya optimalisasi teaching factory sebagai sarana pembelajaran berbasis produksi riil, penerapan konsep link and match dengan dunia usaha dan industri, serta pengembangan kurikulum yang adaptif dengan memperhatikan potensi lokal yang dimiliki daerah.

“Kami menempatkan pengembangan pendidikan vokasi sebagai bagian integral dari misi daerah, yaitu mewujudkan SDM yang unggul, berakhlak, dan berbudaya,” tegasnya.

Bupati Bengkayang juga mengajak seluruh peserta Rakor MKKS SMK untuk menikmati keindahan alam Bengkayang, khususnya objek wisata air terjun dan riam-riam alami yang menjadi daya tarik wisata unggulan di wilayah tersebut.

Sebagai informasi, Disdikbud Kalbar sendiri telah mendorong berbagai program revitalisasi SMK yang bertujuan meningkatkan kualitas lulusan, mulai dari penyediaan fasilitas praktik, pelatihan guru kejuruan, hingga pembentukan pusat keunggulan di sejumlah SMK dengan dukungan pemerintah pusat.

Kolaborasi dengan industri lokal, nasional, hingga internasional juga tengah dijajaki untuk membuka lebih banyak peluang magang bagi siswa SMK agar mereka memperoleh pengalaman langsung sesuai kebutuhan industri.

Sementara itu, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan kebijakan revitalisasi pendidikan vokasi yang menitikberatkan pada konsep link and match dengan industri, termasuk memperkuat kurikulum berbasis kompetensi dan memperluas teaching factory di sekolah-sekolah vokasi.

Rakor MKKS SMK Provinsi Kalbar ini pun diharapkan tidak hanya menghasilkan rekomendasi yang bersifat administratif, tetapi juga langkah nyata dan berkelanjutan dalam menghadirkan pendidikan vokasi yang mampu menjawab tantangan zaman serta meningkatkan peluang kerja lulusan SMK, baik di sektor lokal, nasional, maupun internasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index