cara menghangatkan ASI

3 Cara Menghangatkan ASI dan Jangka Waktu Penyimpanannya

3 Cara Menghangatkan ASI dan Jangka Waktu Penyimpanannya
cara menghangatkan ASI

JAKARTA - Apakah kamu sudah tahu cara menghangatkan ASI yang tepat dan aman? Menghangatkan ASI yang disimpan adalah keputusan orang tua.

Namun, banyak bayi lebih suka minum ASI yang hangat dari botol dibandingkan dengan ASI yang dingin. Hal ini karena ASI hangat memberikan sensasi mirip saat bayi menyusu langsung dari payudara ibu. 

Jika si kecil lebih memilih ASI hangat, penting bagi kamu untuk memahami cara menghangatkan ASI dengan benar.

Dengan menguasai cara untuk menghangatkan ASI, kualitas ASI yang sudah disimpan di kulkas dapat tetap terjaga. Saat ASI didinginkan atau dibekukan, lemak dalam ASI bisa memisah di dalam botol.

Oleh sebab itu, sebaiknya hindari menghangatkan ASI menggunakan microwave karena panasnya tidak merata dan bisa merusak kandungan ASI. Jadi, bagaimana langkah yang tepat untuk menghangatkan ASI? Simak panduan lengkapnya berikut ini!

Cara Memerah ASI dengan Benar

Tidak semua orang memiliki produksi ASI yang melimpah, sehingga saat mencoba memberikan ASI langsung ke bayi, bayi bisa menjadi rewel karena kesulitan menghisap. 

Dalam kondisi seperti ini, kamu bisa mencoba memerah atau memompa ASI lalu menyimpannya di lemari pendingin. 

Namun, penting untuk mengetahui cara memerah ASI yang benar, baik secara manual maupun menggunakan alat. Berikut ini beberapa panduan yang bisa kamu terapkan.

Cara Memerah ASI Manual

Memerah ASI dengan tangan memang membutuhkan latihan agar lebih lancar dan efektif. Jika sudah terbiasa, proses ini akan terasa lebih mudah, apalagi jika dilakukan dengan teknik yang tepat.

  • Pastikan tangan sudah dicuci bersih sebelum memulai. Siapkan juga wadah bersih untuk menampung ASI hasil perahan.
  • Saat memerah, usahakan tubuh dan tangan dalam keadaan rileks agar ASI bisa mengalir dengan lancar.
  • Sebaiknya ibu berada dekat dengan bayinya atau membayangkan bayinya agar produksi ASI lebih lancar.
  • Mulailah dengan memijat lembut area payudara. Letakkan ibu jari di bagian atas payudara dan jari lainnya di bawah, membentuk huruf C.
  • Pijat payudara ke arah puting dengan gerakan berulang hingga ASI mulai keluar.
  • Jika ASI sudah tidak keluar dari satu posisi, pindahkan tangan tetap dalam bentuk huruf C dan ulangi pijatan sampai ASI keluar kembali. Lakukan bergantian antara payudara kanan dan kiri.
  • Pada percobaan awal, coba cari posisi pijatan yang menghasilkan aliran ASI lebih deras, bukan hanya tetesan.
  • Pada pemompaan berikutnya, fokuskan pijatan pada area yang sudah terasa efektif agar hasil perahan maksimal.
  • Semakin sering latihan dengan teknik ini, produksi ASI pun akan semakin lancar.

Cara Memerah ASI dengan Alat Pompa

Selain memerah dengan tangan, kamu juga bisa menggunakan alat pompa manual, yang biasanya terdiri dari corong dan wadah penampung ASI. Berikut langkah-langkah yang perlu diperhatikan:

  • Pastikan tangan dan alat pompa sudah bersih sebelum digunakan.
  • Lakukan pijatan lembut pada payudara seperti saat memerah manual.
  • Tempatkan payudara ke dalam corong pompa dengan posisi yang nyaman.
  • Pompa dengan menekan pegangan alat secara berulang.
  • Sesuaikan ritme pompa dengan cara bayi menghisap langsung agar proses lebih alami.
  • Ulangi gerakan memompa sampai ASI keluar. Setelah selesai, pijat payudara dengan tangan agar lebih rileks.

Setelah berhasil mengumpulkan stok ASI hasil perahan, penting untuk segera menyimpan ASI tersebut di lemari pendingin agar kandungan gizinya tetap terjaga dan ASI tidak cepat rusak. 

Berikut adalah langkah-langkah penyimpanan ASI yang disarankan.

  • Tempatkan ASI perahan di bagian lemari pendingin yang suhunya stabil. Lebih baik simpan ASI di bagian belakang lemari pendingin dan hindari menaruhnya dekat pintu atau di freezer.
  • Jika ASI tidak akan digunakan dalam waktu kurang lebih empat hari, segera bekukan agar kualitas ASI tetap terjaga.
  • Bekukan ASI dalam porsi kecil sesuai kebutuhan bayi untuk menghindari pemborosan.
  • Jangan isi wadah penyimpanan hingga penuh saat membekukan ASI karena volume ASI akan mengembang saat membeku; sisakan ruang sekitar 1 inci.
  • Jika terjadi pemadaman listrik atau saat bepergian, simpan ASI di cooler bag berinsulasi dengan es batu agar ASI tetap awet hingga 24 jam.

Selain itu, ada beberapa panduan penyimpanan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC):

  • Hindari menghangatkan ulang ASI berkali-kali atau memasukkan kembali ASI yang sudah dihangatkan ke dalam lemari pendingin.
  • Jika ASI sudah berada di suhu ruangan selama lebih dari dua jam, sebaiknya tidak disimpan kembali, tetapi dibuang agar tidak terjadi pembusukan atau kontaminasi.

Menurut Academy of Breastfeeding Medicine (ABM), ASI sebaiknya disimpan di lemari pendingin yang terisolasi dengan kompres es selama sekitar 24 jam. Gunakan wadah dan tas khusus untuk membekukan ASI.

Tips tambahan, berikan label pada setiap wadah ASI dengan tanggal dan waktu pemerasan. 

Gunakan ASI yang paling lama disimpan terlebih dahulu (prinsip FIFO) karena penyimpanan terlalu lama dapat menurunkan kualitas ASI. Setelah dicairkan, gunakan ASI dalam waktu 24 jam.

Cara Menghangatkan ASI yang Benar

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, semakin lama ASI disimpan, kualitasnya bisa menurun. Oleh karena itu, selalu cairkan terlebih dahulu ASI yang paling lama disimpan. 

Untuk mencairkan atau menghangatkan ASI dengan aman, berikut adalah cara menghangatkan ASI yang tepat. Pertama, pindahkan ASI dari freezer ke lemari pendingin biasa dan biarkan selama semalaman. 

Setelah itu, letakkan wadah ASI dalam air hangat atau siram dengan air hangat yang mengalir. Penting untuk tidak menggunakan microwave saat mencairkan ASI karena panas yang tidak merata dapat merusak nutrisi dan antibodi di dalamnya. 

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), microwave juga berisiko menyebabkan bagian ASI terlalu panas sehingga dapat membahayakan bayi. Jadi, hindari penggunaan microwave demi menjaga kualitas ASI.

Selain beberapa metode aman menghangatkan ASI yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada alternatif lain yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Berikut penjelasannya.

Menghangatkan ASI yang Disimpan di Kulkas

Untuk menghangatkan ASI yang sudah disimpan di kulkas, ada beberapa langkah yang harus diikuti dengan teliti:

  • Keluarkan kantong ASI dari lemari es dan sisihkan.
  • Panaskan air menggunakan teko atau microwave.
  • Tuangkan air hangat ke dalam wadah seperti cangkir atau mangkuk sesuai kebutuhan.
  • Masukkan kantong atau botol ASI yang tertutup rapat ke dalam wadah berisi air hangat tersebut. Pastikan ASI tetap tertutup selama proses pemanasan.
  • Biarkan ASI berada di air hangat selama sekitar satu sampai dua menit hingga suhunya sesuai keinginan.
  • Setelah itu, dengan tangan yang sudah bersih, tuangkan ASI ke dalam botol atau pasang dot pada botol.
  • Aduk ASI secara perlahan tanpa mengocok terlalu keras agar lemaknya tercampur merata.
  • Cek suhu ASI terlebih dahulu dengan menuangkan sedikit ke pergelangan tangan sebelum diberikan pada bayi.
  • Hindari memasukkan jari ke dalam botol agar ASI tidak terkontaminasi oleh kuman.

Menghangatkan ASI dari Freezer

Jika ASI dalam keadaan beku, keluarkan terlebih dahulu dari freezer dan letakkan di lemari pendingin bagian bawah untuk proses pencairan selama semalam. Setelah cair, lakukan penghangatan seperti pada ASI dari kulkas.

Namun, jika ASI beku diperlukan segera dan tidak sempat dicairkan semalaman, bisa langsung dipanaskan dengan cara yang sama seperti pada ASI dari kulkas, hanya waktu rendam di air hangat lebih lama, yaitu sekitar 10 hingga 15 menit.

Menghangatkan ASI Menggunakan Bottle Warmer

Beberapa orang lebih memilih menggunakan alat bernama bottle warmer untuk menghangatkan ASI. 

Bottle warmer merupakan perangkat sederhana yang dirancang untuk memanaskan botol setelah dicuci, dan juga menjadi pilihan cepat terutama saat bepergian.

Meski praktis, penggunaan alat ini tidak lepas dari perdebatan. Salah satu kekurangannya adalah risiko suhu ASI menjadi terlalu tinggi, yang dapat menurunkan kandungan nutrisi penting dalam ASI.

Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2015 oleh jurnal Public Library of Science mengamati variasi suhu pada porsi ASI yang berbeda saat dimasukkan ke dalam penghangat botol. 

Hasilnya menunjukkan bahwa suhu susu bisa mencapai lebih dari 26,7 derajat Celsius, yang dapat berdampak buruk pada nilai gizi susu tersebut. 

Meski demikian, bottle warmer tetap banyak dipilih dan digunakan. Bagi yang ingin memakai alat ini, beberapa hal berikut perlu diperhatikan:

  • Tempatkan seluruh botol ASI pada area pemanas di bottle warmer dan ikuti instruksi yang tertera pada alat tersebut.
  • Umumnya, bottle warmer membutuhkan beberapa menit untuk mencapai suhu yang sesuai.
  • Selalu pantau agar suhu tidak berlebihan dan cabut kabel listrik saat alat tidak digunakan.

Selain itu, agar kualitas dan nutrisi ASI tetap terjaga, perhatikan beberapa hal penting saat menghangatkan ASI:

  • Hindari menggunakan air mendidih atau air yang sangat panas karena dapat menyebabkan overheating dan merusak kualitas ASI.
  • Jangan menggunakan microwave untuk menghangatkan ASI, karena IDAI tidak menyarankan cara ini akibat risiko kerusakan komponen ASI.
  • Utamakan memanaskan ASI yang paling lama disimpan terlebih dahulu, dan hindari menghangatkannya berulang kali.

Jangka Waktu Penyimpanan ASI

Setelah memahami cara yang tepat untuk memerah, menyimpan, dan menghangatkan ASI, penting juga untuk mengetahui berapa lama ASI dapat disimpan dengan aman. 

Hal ini agar ASI tidak disimpan terlalu lama hingga mengalami kerusakan atau penurunan kualitas.

Menurut Mayo Clinic, lama penyimpanan ASI yang aman sangat bergantung pada cara penyimpanannya. Berikut ini adalah panduan umum mengenai waktu penyimpanan ASI agar tetap dalam kondisi baik:

Suhu Ruangan

ASI segar yang baru diperah dapat disimpan pada suhu kamar selama sekitar enam jam. Namun, sebaiknya ASI segera digunakan atau disimpan dengan tepat dalam waktu kurang dari empat jam, terutama jika suhu ruangan cukup hangat.

Pendingin Terisolasi

Jika menggunakan pendingin terisolasi yang dilengkapi dengan kompres es, ASI bisa bertahan hingga kurang lebih satu hari.

Kulkas

Ketika disimpan di lemari pendingin, ASI dapat tetap layak hingga lima hari dengan kondisi yang bersih. Namun, jika tidak segera dipakai, sebaiknya ASI dipindahkan ke freezer agar lebih awet.

Freezer Bagian Dalam

ASI yang disimpan di deep freezer dapat bertahan sampai 12 bulan, meski idealnya ASI beku digunakan dalam waktu enam bulan agar kualitasnya tetap optimal.

Itulah empat pedoman mengenai lama penyimpanan ASI yang dianjurkan. Namun, perlu diingat bahwa penelitian menunjukkan semakin lama ASI disimpan, kandungan vitamin C di dalamnya cenderung berkurang.

Selain itu, ASI juga mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan bayi. 

ASI yang dihasilkan saat bayi baru lahir berbeda kandungannya dengan ASI yang diproduksi ketika bayi sudah lebih besar, karena ASI menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan kebutuhan si kecil.

Sebagai penutup, memahami cara menghangatkan ASI dengan benar penting agar nutrisi tetap terjaga dan bayi mendapatkan manfaat maksimal dari ASI yang diberikan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index