JAKARTA - Dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat di era pertumbuhan ekonomi dan bonus demografi, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mengambil langkah proaktif melalui penguatan program kesehatan kerja. Upaya ini tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup para pekerja, tetapi juga bagian dari strategi besar dalam mempersiapkan sumber daya manusia unggul di masa depan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa, dalam pertemuan koordinasi dan penguatan program kesehatan kerja dan olahraga, menekankan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat, terutama bagi kelompok usia produktif. Ia menegaskan bahwa kesehatan pekerja merupakan fondasi penting dalam mendukung pembangunan dan kesejahteraan keluarga, serta berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
“Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam menjalani hidup sehat,” ujar Anang.
Salah satu sorotan utama adalah realitas demografis yang dihadapi Indonesia, di mana jumlah angkatan kerja terus meningkat setiap tahunnya. Di Gorontalo, mayoritas pekerja berasal dari sektor informal—sebuah kondisi yang menurut Anang memerlukan perhatian serius dari pemerintah. Pasalnya, pekerja di sektor ini kerap menghadapi risiko kesehatan dan keselamatan kerja yang tinggi tanpa dukungan sistem perlindungan yang memadai.
“Dengan meningkatnya pekerja sektor informal, perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dalam upaya menjaga kesehatan dan keselamatan saat bekerja,” lanjutnya.
Di tengah proyeksi Indonesia yang akan mencapai puncak bonus demografi pada tahun 2035, kualitas sumber daya manusia di usia produktif menjadi perhatian utama. Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo memandang bahwa menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja akan sangat menentukan keberhasilan negara dalam mengoptimalkan peluang demografi tersebut.
Anang menjelaskan bahwa pekerja bukan hanya sekadar roda penggerak ekonomi, tetapi juga memiliki fungsi ganda sebagai tulang punggung keluarga dan pendidik generasi masa depan. Oleh karena itu, kondisi kesehatan mereka harus dijaga agar tetap optimal dalam menjalankan perannya, baik di lingkungan kerja maupun di rumah.
“Kesehatan pekerja juga berkontribusi pada pemenuhan gizi keluarga, literasi kesehatan, dan membiasakan pola hidup sehat,” katanya lagi.
Ia menambahkan bahwa pekerja yang sehat tidak hanya produktif secara ekonomi, tetapi juga dapat membantu menekan sejumlah isu kesehatan masyarakat yang masih menjadi tantangan nasional. Hal tersebut mencakup penurunan angka kematian ibu dan bayi, pencegahan stunting, serta peningkatan akses terhadap informasi kesehatan yang benar.
Menurut Anang, program kesehatan kerja juga merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata terhadap pencapaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Setidaknya, lima dari 17 tujuan SDGs bersinggungan langsung dengan keberhasilan program ini, yakni: pengentasan kemiskinan, penghapusan kelaparan, kehidupan sehat dan sejahtera, kesetaraan gender, serta pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
“Upaya kesehatan kerja juga menjadi investasi jangka panjang dalam membangun masyarakat yang kuat, produktif, dan mandiri,” ujar Anang.
Lebih jauh, program ini didorong agar tidak hanya berhenti pada agenda formal atau sebatas slogan, melainkan mampu diimplementasikan secara konkret dan berkelanjutan di seluruh sektor. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan memperkuat sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, organisasi profesi, dan masyarakat luas.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo berharap, melalui koordinasi yang efektif serta pelatihan yang menyasar kelompok pekerja, baik di sektor formal maupun informal, bisa menciptakan perubahan perilaku dan budaya kerja yang lebih sehat dan aman. Ini termasuk penyediaan alat pelindung diri (APD), pemeriksaan kesehatan berkala, promosi gizi seimbang, hingga penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang adaptif terhadap kebutuhan lokal.
Anang pun menutup pernyataannya dengan ajakan kepada seluruh pihak agar bersama-sama membangun ekosistem kerja yang sehat, produktif, dan berkelanjutan. Ia meyakini bahwa hanya melalui kolaborasi dan kepedulian lintas sektor, kesehatan pekerja bisa dijadikan sebagai fondasi pembangunan sosial-ekonomi yang kokoh.
“Ini bukan hanya tugas Dinas Kesehatan, tetapi merupakan tanggung jawab bersama untuk menjaga generasi produktif dan menciptakan masa depan yang lebih baik,” pungkasnya.
Dengan strategi yang menyeluruh dan berorientasi jangka panjang, Provinsi Gorontalo menegaskan komitmennya dalam memastikan seluruh pekerja, termasuk dari sektor informal, memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang memadai dan berkelanjutan. Bonus demografi bukan hanya tentang angka, tetapi tentang kualitas manusia di baliknya. Dan itu dimulai dari kesehatan kerja yang kuat.