KULINER

Transformasi Pasar Tradisional Jadi Magnet Wisata Kuliner

Transformasi Pasar Tradisional Jadi Magnet Wisata Kuliner
Transformasi Pasar Tradisional Jadi Magnet Wisata Kuliner

JAKARTA - Di tengah pergeseran tren gaya hidup masyarakat urban, pasar tradisional di Indonesia mulai menampakkan wajah baru. Tidak lagi sekadar identik dengan tempat belanja kebutuhan harian seperti sayur mayur, daging, dan ikan segar, sejumlah pasar kini bertransformasi menjadi pusat wisata kuliner yang bersih, modern, dan penuh daya tarik visual.

Upaya pemerintah daerah dan pelaku usaha lokal dalam merevitalisasi pasar telah menciptakan suasana baru yang lebih nyaman, higienis, dan tertata. Hal ini bukan hanya memberi dampak positif bagi pedagang, tetapi juga turut menarik minat wisatawan—baik domestik maupun mancanegara—yang ingin merasakan pengalaman belanja dan mencicipi kuliner autentik dalam satu lokasi.

Pasar Tak Lagi Identik dengan Kotor dan Kumuh

Selama puluhan tahun, stigma yang melekat pada pasar tradisional adalah tempat yang sempit, bau, dan kurang nyaman. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, paradigma itu mulai bergeser. Pemerintah daerah di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, hingga Makassar, telah melakukan renovasi dan pengelolaan pasar secara sistematis.

Pasar-pasar tersebut tak hanya dipoles dari sisi infrastruktur, tetapi juga dikelola secara profesional dengan konsep tata ruang yang lebih modern. Lantai keramik, sistem sanitasi yang bersih, dan zonasi produk membuat aktivitas belanja terasa lebih menyenangkan.

“Sekarang kami bisa jualan di tempat yang bersih dan nyaman. Pembeli pun betah dan makin banyak yang datang,” ujar Sulastri, pedagang jajanan pasar di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, yang kini juga menjadi salah satu destinasi kuliner favorit wisatawan.

Destinasi Kuliner dan Budaya

Fungsi pasar tradisional yang bergeser menjadi pusat kuliner kekinian tak lepas dari naiknya tren wisata gastronomi. Masyarakat kini tak hanya ingin makan enak, tetapi juga mencari pengalaman, cerita, dan suasana yang membangkitkan nostalgia.

Di pasar-pasar yang telah direvitalisasi, pengunjung dapat menemukan aneka makanan khas daerah mulai dari jajanan ringan hingga makanan berat. Misalnya, Pasar Santa di Jakarta Selatan kini dikenal luas sebagai surganya kuliner unik, kopi artisan, dan camilan khas Indonesia yang dikemas dalam gaya modern.

Demikian pula Pasar Cihapit di Bandung yang semula hanya berfungsi sebagai tempat belanja sayuran, kini menjadi lokasi favorit anak muda untuk menyeruput kopi, menyantap nasi tutug oncom, hingga membeli produk UMKM lokal yang dikemas menarik.

Pasar Sebagai Ruang Sosial dan Ekonomi Kreatif

Transformasi pasar tradisional juga membuka ruang baru bagi pelaku ekonomi kreatif. Bukan hanya pedagang lama yang menikmati manfaatnya, tetapi juga pelaku usaha muda, komunitas kreatif, dan seniman kuliner yang menjadikan pasar sebagai panggung eksperimen mereka.

Kehadiran stan-stan makanan inovatif di pasar turut membentuk dinamika baru. Beberapa bahkan menggabungkan konsep open kitchen, pertunjukan musik akustik, hingga kelas memasak singkat yang interaktif. “Kami ingin pasar ini jadi ruang bertemunya budaya dan kreativitas,” kata Iwan, pengelola program komunitas di Pasar Gede Solo.

Konsep pop-up market juga semakin sering digelar di area pasar tradisional. Tidak sedikit event kuliner bertema lokal yang digelar rutin tiap akhir pekan dengan mengusung makanan khas daerah dari berbagai provinsi, menambah semarak dan keragaman pengunjung.

Dukungan Pemerintah dan Peran Teknologi

Transformasi ini tentunya tak lepas dari dukungan pemerintah. Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif secara aktif mendorong revitalisasi pasar dengan memberikan dana hibah, pendampingan teknis, serta pelatihan pengelolaan dan promosi berbasis digital.

Bahkan, banyak pasar tradisional kini dilengkapi dengan papan informasi digital, akses WiFi gratis, hingga sistem pembayaran nontunai melalui QRIS dan e-wallet. Hal ini dilakukan untuk menarik pengunjung dari generasi muda yang lebih menyukai pengalaman digital dan cashless.

“Pasar yang tadinya hanya dikunjungi ibu-ibu, kini jadi tempat nongkrong anak muda,” kata Andhika, pengunjung setia Pasar Modern BSD yang kini menjajakan banyak tenant makanan kekinian, mulai dari seblak mozzarella hingga es kopi susu literan.

Dampak Ekonomi Langsung

Transformasi pasar menjadi pusat wisata kuliner tak hanya berdampak pada aspek sosial budaya, tetapi juga memberikan nilai ekonomi yang signifikan. Pendapatan pedagang meningkat karena tingginya kunjungan, dan waktu operasional pasar pun diperpanjang.

Menurut data dari Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo), rata-rata peningkatan pendapatan pedagang di pasar yang sudah direvitalisasi mencapai 30–50 persen dibandingkan sebelumnya. Ini membuktikan bahwa modernisasi pasar memberikan keuntungan nyata bagi pelaku usaha mikro.

Tak hanya itu, pasar yang dulu hanya aktif dari pagi hingga siang kini juga beroperasi hingga malam hari, terutama untuk zona kuliner yang dibuat lebih estetis dengan pencahayaan tematik dan live music pada malam akhir pekan.

Pasar Tradisional Sebagai Aset Wisata Nasional

Dengan makin kuatnya ekosistem wisata berbasis lokal, pasar tradisional kini tak hanya menjadi simbol perdagangan rakyat, tetapi juga bagian penting dari identitas budaya Indonesia. Setiap sudut pasar menyimpan cerita, mulai dari sejarah kuliner, interaksi sosial, hingga warisan rasa yang diturunkan lintas generasi.

Hal ini sejalan dengan upaya promosi destinasi wisata tematik berbasis budaya dan kuliner lokal oleh pemerintah pusat. Dalam berbagai promosi pariwisata, pasar kini disorot sebagai lokasi yang wajib dikunjungi, bukan hanya tempat belanja.

Perubahan wajah pasar tradisional menjadi pusat kuliner modern adalah cerminan keberhasilan adaptasi budaya lokal terhadap perubahan zaman. Masyarakat tak hanya mendapatkan manfaat dari sisi kenyamanan dan pilihan produk, tetapi juga terlibat dalam pelestarian dan pengembangan budaya kuliner nusantara.

Dengan terus mendorong revitalisasi pasar dan penguatan ekosistem ekonomi kreatif di dalamnya, pasar tradisional di Indonesia dapat terus menjadi jantung aktivitas ekonomi rakyat sekaligus destinasi wisata kuliner yang membanggakan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index